Jakarta, EKOIN.CO — Kisruh internal dalam tubuh PT Bluebird Taksi kembali mencuat setelah salah satu pihak keluarga pendiri mengungkap dugaan pelanggaran dan praktik tidak adil dalam pengelolaan perusahaan yang telah berdiri lebih dari setengah abad itu.
Dalam pernyataan yang disampaikan kepada awak media, tokoh keluarga pendiri yang enggan disebutkan namanya secara terbuka memaparkan secara panjang kronologi berdirinya PT Bluebird Taksi sejak awal tahun 1971.
“PT Bluebird Taksi didirikan oleh empat keluarga besar, bukan hanya oleh Purnomo dan Chandra seperti yang selama ini dipercaya publik. Mereka memang menjadi figur yang dikenal, tapi awalnya perusahaan ini tumbuh berkat kerja keras bersama,” ujarnya.
Menurutnya, pada tahun 1983, dua keluarga pendiri tersingkir secara perlahan dari struktur perusahaan. “Saya tahu bagaimana tangisan mereka waktu itu, tapi saya tidak bisa bongkar semuanya. Intinya, dua keluarga tersingkir dari perusahaan yang mereka ikut dirikan,” ujarnya lagi.
—
Konflik Keluarga dan Dugaan Kekerasan
Pernyataan tersebut juga menyinggung dugaan adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan terhadap salah satu anggota keluarga yang kini telah berusia 74 tahun.
“Dia wanita, 74 tahun, tapi mengalami kekerasan fisik. Ada visumnya, dilakukan oleh Purnomo, istrinya, dan anaknya. Apakah pantas memperlakukan keluarga sendiri seperti itu?” katanya menyesalkan.
Ia juga mengaku pernah mengalami penculikan dan upaya kriminalisasi yang diduga dilakukan oleh pihak yang sama. “Kalau tidak ada niat buruk, mestinya tidak menculik saya,” ujarnya tegas.
—
Peran dalam Perkembangan Teknologi Bluebird
Tokoh tersebut menegaskan bahwa dirinya turut berperan penting dalam pengembangan sistem manajemen dan teknologi perusahaan di awal 1990-an.
“Tahun 1991 belum ada program komputerisasi seperti sekarang. Saya yang mendesain sistem komputer dan manajemen PT Bluebird Taksi. Itu tercantum dalam kesaksian perkara,” katanya.
Namun, ia menilai peran tersebut kerap dihapus dari sejarah perusahaan, sementara pihak lain justru mengklaim keberhasilan secara sepihak.
—
Deretan Perusahaan yang Disebut Bangkrut
Ia juga menyebut bahwa beberapa perusahaan yang didirikan oleh pihak Purnomo dan Chandra di luar Bluebird justru mengalami kebangkrutan, seperti PT Tiara Motor, PT Tuna Indonesia, PT Everlight Indonesia, dan Grup Pusaka.
“Coba lihat, Grup Pusaka sudah punah, bangkrut. Tapi masih nebeng nama Bluebird. Kalau mereka hebat, kenapa semua perusahaan lain gagal?” ucapnya.
Tokoh ini menegaskan bahwa dirinya tak bermaksud menjatuhkan siapa pun, namun ingin mengembalikan fakta sejarah pendirian Bluebird secara adil.
“Saya tidak menolak kalau mereka memang membesarkan perusahaan, tapi jangan hapus sejarah siapa yang benar-benar membina sejak awal,” tegasnya.
—
Proses Hukum dan Dugaan Ketidakadilan
Konflik ini juga merambah ranah hukum. Ia mengungkap bahwa dirinya pernah digugat oleh pihak Purnomo senilai Rp11,7 triliun, dan kalah di pengadilan dengan denda mencapai Rp140 miliar.
“Lucunya, saya digugat atas nama PT Bluebird Taksi, tapi anak-anak saya juga dipanggil untuk membayar, padahal saat saya bekerja mereka belum lahir,” katanya heran.
Ia menilai putusan pengadilan banyak kejanggalan. “Putusan Mahkamah Agung tidak melibatkan anak saya, tapi tiba-tiba Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memanggil mereka untuk ikut membayar. Bahkan muncul surat sita jaminan yang tidak ada dalam amar putusan,” ungkapnya.
—
Laporan ke Aparat dan Harapan akan Keadilan
Tokoh tersebut mengaku telah melaporkan dugaan pencurian saham ke Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, bahkan menemukan adanya manipulasi dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).
“Bagaimana mungkin isi berita negara bisa diubah? Itu sudah ekstrim,” katanya.
Meski belum ada tindak lanjut signifikan, ia masih menaruh harapan besar pada penegakan hukum di Indonesia.
“Sekarang saya lihat hukum mulai berani menyentuh yang besar-besar. Semoga nanti kasus saya juga mendapat keadilan yang sama,” tutupnya.
—
Tentang PT Bluebird Taksi
Didirikan pada tahun 1971, PT Bluebird Taksi dikenal sebagai salah satu pionir industri transportasi taksi di Indonesia. Perusahaan ini tumbuh menjadi jaringan besar dengan layanan di berbagai kota, dan dikenal luas melalui warna biru ikonik armadanya. Namun di balik kesuksesan itu, kini muncul kembali perdebatan panjang tentang siapa sebenarnya yang membangun fondasi.PT.Bluebird hingga menjadi besar seperti sekarang.