Jakarta, EKOIN.CO – Belasan karya inovatif tugas akhir mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) dipamerkan dalam kegiatan tahunan Electrical Engineering Days di Aula Timur Kampus Ganesha ITB, Rabu (25/6/2025).
Pameran ini menjadi ajang mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan akademis dan keterampilan kolaborasi melalui proyek nyata yang bersifat solutif dan aplikatif. Kegiatan ini difokuskan untuk memenuhi profil lulusan yang tidak hanya andal secara teori, tetapi juga praktis.
Salah satu karya yang mendapat sorotan adalah PathoKit, alat pengukur kandungan bakteri patogen dalam susu. Alat ini dirancang untuk memastikan keamanan susu yang akan dikonsumsi masyarakat, terutama dalam program makanan bergizi.
Tim pembuat alat ini terdiri dari empat mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2021: Nafa Lutfia Atihrah Chandra, Tjhan, Kevin Reagen Sugiarto, dan Yohanes Ari Putra Pandapotan. Mereka mempresentasikan alat tersebut di hadapan para dosen dan pengunjung pameran.
PathoKit menggunakan elektroda untuk mendeteksi kandungan bakteri patogen seperti Escherichia coli dan Salmonella, yang merupakan penyebab umum keracunan susu. Sinyal elektrik dari hasil deteksi kemudian dikonversi menjadi nilai konsentrasi bakteri.
Inovasi Berbasis Kepedulian Sosial
Kevin Reagen Sugiarto menyatakan bahwa alat ini memiliki keunggulan dari sisi efisiensi dan biaya. “Penggunaannya sederhana dan praktis dengan estimasi waktu uji hanya sekitar 3 menit,” ujarnya kepada wartawan.
Ia menjelaskan bahwa latar belakang pengembangan alat ini muncul dari keresahan terhadap maraknya kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang dijalankan pemerintah.
Menurut Reagen, alat ini dapat menjadi solusi preventif untuk menguji kelayakan susu produksi lokal sebelum didistribusikan dalam program MBG. “Kami ingin membantu meminimalisir kasus keracunan akibat susu yang tidak layak konsumsi,” tambahnya.
Tim mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesarnya adalah mengintegrasikan berbagai subsistem menjadi satu alat yang utuh. Proses ini memerlukan ketelitian tinggi dan koordinasi yang baik antaranggota.
“Kesulitan lainnya adalah menyatukan karakter dan cara kerja masing-masing anggota tim dalam satu proyek. Di sinilah kemampuan kerja tim kami diuji,” ungkap Reagen saat sesi tanya jawab.
Harapan untuk Implementasi Luas
Inovasi ini ditujukan agar dapat digunakan secara luas, terutama oleh tenaga pengajar di tingkat sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Target pengguna ini dipilih berdasarkan kemudahan operasional alat.
“Saya sendiri yakin bahwa alat ini dapat dioperasikan oleh orang awam karena cara kerjanya yang cukup sederhana,” lanjut Reagen. Ia berharap PathoKit bisa digunakan langsung di lapangan tanpa memerlukan pelatihan teknis rumit.
Electrical Engineering Days tahun ini tidak hanya menjadi ruang pamer inovasi, tetapi juga tempat mahasiswa berbagi ide dan solusi untuk masalah nyata yang dihadapi masyarakat.
Diharapkan karya-karya tersebut bisa menjadi cikal bakal solusi teknologi yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.
Pameran Electrical Engineering Days ITB menampilkan berbagai inovasi teknologi dari mahasiswa yang menggabungkan pengetahuan akademik dengan kepedulian sosial. Salah satu karya unggulan, PathoKit, menunjukkan potensi besar dalam menangani isu kesehatan publik terkait konsumsi susu.
Karya ini juga mencerminkan bagaimana mahasiswa mampu merespons kebutuhan masyarakat dengan menciptakan alat yang mudah digunakan, efisien, dan murah. Tantangan teknis dan kerja tim menjadi bagian integral dari proses pembelajaran mereka.
Dengan dukungan dan uji lebih lanjut, PathoKit diharapkan dapat diterapkan dalam program-program nasional seperti Makan Bergizi Gratis untuk menekan angka keracunan akibat produk susu yang tidak aman.(*)