Jakarta, EKOIN.CO – Indonesia resmi ditunjuk menjadi tuan rumah World Science Forum (WSF) ke-12 yang dijadwalkan berlangsung pada 10–13 November 2026. Kepastian ini diumumkan dalam pertemuan Komite Pengarah WSF 2026 di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Selasa (8/7).
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyampaikan komitmen penuh Indonesia untuk memastikan forum berjalan sukses. “Hal ini memberikan kesempatan unik bagi kawasan kita untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi sains global,” ujar Handoko.
Forum ini menandai pertama kalinya WSF digelar di Asia dan belahan Bumi Timur. Tema besar yang diusung Indonesia sebagai tuan rumah adalah Science for Global Resilience and Equity.
Menurut Handoko, tema tersebut mencerminkan ajakan kolektif dunia untuk mendorong peran sains, teknologi, dan inovasi (STI) dalam menjawab tantangan global. Forum ini juga akan mengedepankan peran strategis STI dalam pembangunan berkelanjutan.
“Di dunia yang berkembang pesat dan saling terhubung saat ini, sains harus berfungsi sebagai jembatan—menghubungkan bangsa, generasi, dan berbagai sektor,” kata Handoko dalam sesi pembukaan.
Fokus Utama: Ketahanan dan Keadilan
Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo, menyampaikan bahwa forum WSF 2026 akan menitikberatkan pada dua fokus utama: pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim; serta sains, teknologi, dan keadilan global.
Ia menegaskan bahwa ketahanan (resilience) mencakup respons terhadap krisis global seperti perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, serta manajemen bencana. Sementara keadilan (equity) menyoroti pentingnya pemerataan dan inklusivitas dalam sains.
“Resilience dan equity bukan hanya konsep, tapi panduan dalam mengembangkan kebijakan dan riset yang lebih manusiawi dan merata,” jelas Asti, sapaan akrab Boediastoeti.
Rangkaian kegiatan forum akan dibagi dalam plenary session, thematic session, serta ministerial roundtable, dengan pelaksanaan utama di Gedung B.J. Habibie, Thamrin, Jakarta.
Sebagai pelengkap, acara sampingan (side events) juga akan digelar di kantor BRIN Gatot Subroto serta lokasi potensial lainnya di Jakarta.
Sejarah dan Harapan Global
Presiden Hungarian Academy of Sciences (MTA), Tamas Freund, menyampaikan bahwa penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah dilakukan pada penutupan WSF ke-11 di Budapest, 23 November 2024.
“WSF sebelumnya digelar di Brasil (2013), Yordania (2017), dan Afrika Selatan (2022),” terang Tamas, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, Gergely Bohm, Kepala Kantor Presiden MTA, menekankan pentingnya forum ini sebagai ruang dialog komunitas ilmiah dan pembuat kebijakan global.
“Pertemuan ini menjadi forum global bagi para pemangku kepentingan utama untuk berdialog mengenai peran, tanggung jawab, dan tantangan baru dalam sains,” ucap Gergely.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan aktif dari negara tuan rumah sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan forum, terutama dalam memastikan partisipasi lintas negara dan sektor.
Indonesia mengambil langkah penting dalam diplomasi sains global dengan menjadi tuan rumah World Science Forum 2026. Penyelenggaraan ini tidak hanya mempertegas posisi strategis Indonesia di bidang riset dan inovasi, tetapi juga sebagai jembatan antara komunitas ilmiah internasional dan isu-isu yang mendesak secara global.
Melalui tema Science for Global Resilience and Equity, WSF 2026 diharapkan dapat menjadi ruang dialog konstruktif lintas sektor dan negara untuk memperkuat kolaborasi sains dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, kesehatan global, dan inklusi sosial.
Keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan forum ini akan menjadi cerminan dari komitmen bangsa dalam memajukan sains berbasis nilai keadilan dan ketahanan global, serta kontribusi terhadap solusi ilmiah dunia.(*)



























