Jakarta EKOIN.CO – Sejumlah bank besar mulai menurunkan bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan penurunan suku bunga acuan. Penyesuaian ini dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas, biaya dana, hingga persaingan industri perbankan.
Ikuti berita keuangan terbaru lewat WA Channel EKOIN
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menilai langkah ini memberi sinyal positif bagi dunia usaha. “Bank Indonesia telah menunjukkan arah yang strategis. Kami di Bank Mandiri siap memperkuat sinergi dengan otoritas moneter melalui pertumbuhan kredit yang sehat, terukur, dan berpihak pada kebutuhan masyarakat maupun pelaku usaha,” ujarnya.
Penurunan Bunga Kredit Mulai Terlihat
PT Bank Mandiri sudah melakukan penyesuaian pada segmen kredit berbasis reference rate sejalan dengan turunnya BI Rate. Transmisi kebijakan ini, menurut manajemen, dipengaruhi oleh likuiditas industri, struktur biaya dana, serta pola komunikasi dengan nasabah.
Dari sisi portofolio, penurunan BI Rate diperkirakan mengurangi yield kredit sekitar 10–15 basis poin. Meski dampaknya terhadap pendapatan bunga relatif minim, bank mengantisipasi dengan mendorong kredit ritel dan UMKM, sekaligus menjaga keseimbangan portofolio wholesale.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan penyesuaian bunga kredit maupun simpanan akan dilakukan secara hati-hati. “Bank Mandiri akan menjaga fungsi intermediasi secara sehat dan selektif, khususnya dalam mendukung sektor produktif yang berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Tantangan Cost of Fund dan Likuiditas
Namun, tidak semua bank langsung menurunkan bunga kredit. Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyebut bahwa cost of fund belum sepenuhnya turun. “Bunga kredit Bank CIMB masih belum turun signifikan karena cost of fund juga belum betul-betul terlihat turun. Kemungkinan di kuartal keempat baru bisa terlihat,” ungkapnya.
Menurut Lani, likuiditas perbankan saat ini masih ketat sehingga biaya dana baru belum stabil. Oleh karena itu, penurunan bunga kredit akan berjalan seiring dengan membaiknya kondisi likuiditas di pasar.
Dari sisi BTN, manajemen menilai penurunan bunga kredit sangat bergantung pada turunnya bunga dana pihak ketiga (DPK). “Nah karena suku bunga acuan turun, tentu harapan kita bunga DPK juga turun, sehingga kita bisa menurunkan suku bunga kredit,” jelas perwakilan BTN.
Penurunan bunga kredit menjadi isu penting bagi dunia usaha karena berdampak langsung pada biaya pembiayaan. Dengan bunga yang lebih rendah, perusahaan dan UMKM diharapkan lebih leluasa dalam mengembangkan usaha dan menjaga daya saing.
Industri perbankan kini berada pada fase transisi kebijakan moneter. Bank-bank besar berupaya menyesuaikan diri tanpa mengorbankan stabilitas portofolio dan kesehatan intermediasi. Persaingan antarbank juga membuat strategi penetapan bunga kredit harus lebih hati-hati dan adaptif.
Ke depan, tren penurunan bunga kredit akan sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar, kebijakan moneter, serta keberhasilan bank dalam menekan cost of fund. Bagi nasabah, kebijakan ini memberi harapan akan akses kredit yang lebih terjangkau, terutama di sektor ritel dan UMKM.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v