Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan strategi pembangunan ekonomi Indonesia berbasis pada konsep Sumitronomics. Konsep ini difokuskan pada tiga pilar utama, yaitu pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis. Hal ini ia ungkapkan saat memberikan Pendapat Akhir Pemerintah terhadap RUU APBN 2026 pada Rapat Paripurna DPR RI, pada Selasa (23/9), di Jakarta.
“Fiskal, sektor keuangan, dan perbaikan iklim investasi harus sinergis menggerakkan perekonomian Indonesia agar dapat tumbuh melampaui 6% dalam waktu tidak terlalu lama. Dengan konsistensi menjaga keselarasan mesin-mesin pertumbuhan, diharapkan dapat memacu pertumbuhan menuju 8% dalam jangka menengah,” ujar Menkeu dalam Rapat Paripurna DPR RI.
Baca juga : Pembiayaan APBN Terkendali di Tengah Volatilitas
Untuk mewujudkan pilar pertumbuhan, APBN 2026 diarahkan sebagai katalis bagi sektor swasta. Ini didukung oleh penguatan peran Danantara dalam investasi bernilai tambah tinggi, penempatan kas Rp200 triliun di Himbara untuk mendorong kredit, serta reformasi perizinan berusaha melalui PP Nomor 28 Tahun 2025. Langkah-langkah ini bertujuan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor swasta untuk tumbuh.
APBN 2026 juga difokuskan pada delapan agenda prioritas. Agenda tersebut yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, program Makan Bergizi Gratis (MBG), pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pembangunan desa-koperasi-UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.
Untuk mendukung agenda tersebut, dialokasikan anggaran besar di antaranya Rp164,7 triliun untuk ketahanan pangan, Rp402,4 triliun untuk energi, Rp335 triliun untuk MBG, Rp769,1 triliun untuk pendidikan, Rp244 triliun untuk kesehatan, serta Rp508,2 triliun untuk perlindungan sosial. Alokasi ini menunjukkan komitmen pemerintah pada sektor-sektor yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Secara keseluruhan, belanja negara pada APBN 2026 ditetapkan Rp3.842,7 triliun. Pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp3.153,6 triliun, dan defisit 2,68% PDB. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2026 sebesar 5,4%, inflasi akan dikendalikan di level 2,5%, suku bunga SBN dijaga di sekitar 6,9%, dan nilai tukar berada di sekitar Rp16.500 per Dollar AS.
“APBN tahun 2026 akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan perekonomian, demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur,” tutup Menkeu.
Implikasi Konsep Sumitronomics dalam APBN 2026
Penerapan konsep Sumitronomics dalam penyusunan APBN 2026 adalah langkah strategis yang mengintegrasikan berbagai aspek pembangunan. Pilar pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan manfaat, dan stabilitas nasional adalah fondasi yang kokoh untuk mencapai target jangka panjang. Dengan fokus pada sinergi fiskal, sektor keuangan, dan investasi, pemerintah berupaya menciptakan mesin pertumbuhan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pemerataan pembangunan menjadi sorotan utama dengan alokasi anggaran yang besar untuk sektor-sektor vital. Dari ketahanan pangan hingga perlindungan sosial, setiap agenda dirancang untuk memastikan bahwa manfaat pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di kota-kota besar.
Fokus pada Agenda Prioritas untuk Kesejahteraan Rakyat
Pengalokasian anggaran yang masif untuk delapan agenda prioritas menunjukkan komitmen kuat pemerintah pada kesejahteraan rakyat. Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pendidikan, dan kesehatan mendapatkan perhatian khusus, yang akan memiliki dampak langsung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Selain itu, dukungan terhadap pembangunan desa, koperasi, dan UMKM menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada penguatan ekonomi kerakyatan dari bawah. Ini adalah pendekatan yang inklusif untuk mencapai pertumbuhan yang merata.
Secara keseluruhan, APBN 2026 mencerminkan visi pemerintah untuk masa depan Indonesia. Dengan strategi Sumitronomics dan fokus pada agenda prioritas, pemerintah berupaya membangun fondasi ekonomi yang kuat, berdaya saing, dan adil.
Semoga implementasi APBN 2026 dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif yang nyata bagi seluruh masyarakat Indonesia.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v