KYIV EKOIN.CO – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa dirinya telah melakukan percakapan telepon yang produktif dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa, 6 Agustus 2025. Pembicaraan tersebut berfokus pada upaya mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia, sanksi tambahan terhadap Moskow, serta finalisasi perjanjian terkait drone militer antara kedua negara.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam pernyataan yang diunggah di platform X dan dikutip oleh Reuters, Presiden Zelensky menyampaikan bahwa Presiden Trump telah mendapatkan informasi lengkap mengenai peningkatan serangan Rusia terhadap ibu kota Kyiv dan berbagai kota serta komunitas lainnya. Serangan tersebut mencakup penggunaan drone dan rudal dalam beberapa hari terakhir.
Zelensky juga menyampaikan hal ini dalam pidato malam hari yang disiarkan secara nasional. Ia menegaskan bahwa Presiden Trump memahami situasi terkini di sepanjang garis depan pertempuran yang membentang lebih dari 1.000 kilometer di wilayah timur dan selatan Ukraina.
Pembahasan Gencatan Senjata dan Sanksi Baru
Zelensky mengungkapkan bahwa Ukraina sejak lama mendukung inisiatif Amerika Serikat terkait gencatan senjata segera. Kyiv telah mengusulkan berbagai format guna menghentikan pertempuran dengan Rusia, salah satunya dengan menyerukan agar Moskow menghentikan seluruh serangan udara.
“Kami telah menyampaikan kepada Rusia agar tidak melakukan serangan rudal, drone, maupun serangan terhadap infrastruktur sipil atau energi. Namun semua itu telah dilanggar oleh Rusia secara sinis,” ujar Zelensky.
Sementara itu, Presiden Trump dalam beberapa pekan terakhir dikabarkan menunjukkan rasa frustrasi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump memberikan ultimatum kepada Putin agar melakukan perdamaian di Ukraina paling lambat tanggal 8 Agustus, atau menghadapi sanksi ekonomi lebih keras.
Sebagai bagian dari tekanan baru, Presiden Trump telah mengancam akan mengenakan sanksi tambahan terhadap Rusia serta tarif sebesar 100 persen kepada negara-negara yang membeli minyak dari Moskow. Namun, menurut sumber dekat Kremlin yang diwawancarai oleh Reuters, Putin kemungkinan besar tidak akan menyerah terhadap ancaman tersebut.
Kesepakatan Drone dan Pendanaan Industri Senjata
Di sisi lain, Zelensky juga mengungkapkan bahwa Ukraina sedang dalam proses finalisasi kesepakatan penting dengan Amerika Serikat mengenai pembelian drone buatan Ukraina. Menurutnya, kesepakatan ini akan menjadi salah satu perjanjian pertahanan paling signifikan antara kedua negara.
“Perjanjian ini diperkirakan mencapai nilai sekitar 30 miliar dolar AS,” terang Zelensky. Kesepakatan tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya Ukraina untuk memperkuat kemampuan tempur sekaligus meningkatkan industri persenjataan domestik.
Selain itu, Kyiv juga aktif mencari pendanaan dan investasi dari mitra asing untuk memperluas kapasitas produksi senjata di dalam negeri. Sejauh ini, mitra Eropa telah berjanji akan membeli lebih dari 1 miliar dolar AS senjata dari Amerika Serikat yang nantinya akan dikirimkan ke Ukraina.
Sementara itu, sumber di Washington menyatakan bahwa Utusan Khusus AS, Steve Witkoff, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Putin di Moskow pada hari Rabu, 7 Agustus. Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya diplomatik AS untuk mendorong gencatan senjata dan menurunkan eskalasi konflik.
Di tengah situasi yang semakin memanas, Ukraina menegaskan komitmennya untuk tetap berkomunikasi secara diplomatik, termasuk dengan pihak Rusia. Zelensky menekankan bahwa segala upaya harus ditempuh untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur vital dari kehancuran akibat perang.
Pembicaraan dengan Trump juga difokuskan pada langkah-langkah konkret untuk meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia agar berhenti melancarkan serangan. Zelensky menyebut bahwa opsi sanksi dan pembatasan ekonomi tambahan akan menjadi bagian penting dalam strategi tersebut.
Dalam percakapan itu, Presiden Trump menurut Zelensky, menunjukkan dukungan terhadap Ukraina dan berjanji untuk mendorong parlemen AS agar mempercepat proses pengesahan bantuan pertahanan tambahan.
Zelensky juga menyatakan bahwa AS telah berkomitmen mendukung kedaulatan Ukraina secara penuh dan siap membantu dalam penguatan pertahanan jangka panjang. Bentuk dukungan itu termasuk alih teknologi militer dan pembiayaan industri strategis.
Pemerintah Ukraina juga menekankan pentingnya koordinasi erat dengan mitra barat dalam mengantisipasi respons Rusia terhadap tekanan internasional. Kyiv menganggap bahwa kebijakan sanksi kolektif akan memberikan efek lebih besar dalam menekan Kremlin.
Dalam penutupan pidatonya, Zelensky mengajak seluruh komunitas internasional untuk terus mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada negara-negara sahabat atas bantuan yang telah diberikan sejauh ini.
Menyikapi perkembangan situasi ini, para pengamat menilai bahwa langkah diplomasi intensif yang dilakukan oleh Ukraina dan AS akan menentukan arah eskalasi atau penurunan konflik dalam beberapa pekan mendatang.
percakapan antara Presiden Zelensky dan Trump mencerminkan adanya komitmen bilateral yang kuat untuk menekan Rusia agar menghentikan serangan militer. Melalui diplomasi dan tekanan ekonomi, Ukraina berharap terciptanya kondisi damai yang berkelanjutan di kawasan.
Namun demikian, dinamika di lapangan dan sikap Rusia terhadap ultimatum Amerika akan menjadi penentu utama apakah konflik ini akan mereda atau justru meluas. Kepastian akan hal ini diperkirakan terlihat pasca pertemuan diplomat AS di Moskow.
Langkah Ukraina yang terus mendorong penguatan industri militer domestik mencerminkan ketahanan strategis jangka panjang. Hal ini sekaligus menjadi sinyal bahwa negara tersebut tidak hanya bergantung pada bantuan asing semata.
Penting bagi komunitas internasional untuk memantau perkembangan perundingan antara kedua pihak dan mendukung upaya perdamaian. Kolaborasi global tetap menjadi kunci dalam penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun ini.
Diharapkan semua pihak menunjukkan itikad baik untuk menjaga stabilitas regional dan menghindari dampak kemanusiaan yang lebih luas. Keterlibatan diplomatik dari negara-negara besar dapat mempercepat terwujudnya kesepakatan damai yang komprehensif. ( * )