LUMAJANG, EKOIN.CO – Warga Desa Salak, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, digegerkan dengan penawaran minyak goreng murah hanya Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per liter. Tawaran itu muncul dari sembilan orang tak dikenal pada Rabu (20/8/2025), dengan syarat warga harus menunjukkan KTP sekaligus melakukan swafoto.
👉 Gabung WA Channel EKOIN
Harga minyak kemasan yang biasanya dijual Rp18 ribu hingga Rp25 ribu per liter, tiba-tiba dipasarkan jauh lebih murah. Namun, syarat pembelian berupa foto diri dengan KTP justru membuat warga curiga dan waspada.
Kasi Pidm Sihumas Polres Lumajang, Ipda Untoro Abimanyu, membenarkan adanya kejadian tersebut. “Ada sebanyak sembilan orang yang menawarkan, syaratnya dengan KTP sama foto selfie (KTP),” jelas Untoro.
Polisi Telusuri Modus Minyak Goreng
Kasus ini langsung dilaporkan ke pihak kepolisian setempat. Hingga kini, polisi telah memeriksa sembilan orang yang terlibat dalam penawaran minyak goreng murah itu.
Meski sudah diperiksa, status mereka masih sebatas saksi. Polisi belum menetapkan tersangka lantaran penyelidikan difokuskan pada dugaan motif tersembunyi.
“Kami terus melakukan penyelidikan terkait motifnya apa, guna mengetahui apakah ada niat kejahatan. Sampai sekarang status sembilan orang itu masih saksi,” tegas Untoro.
Praktik penjualan dengan iming-iming minyak goreng murah ini dikhawatirkan berkaitan dengan upaya pengumpulan data pribadi masyarakat secara ilegal.
Warga Resah dengan Modus Minyak Goreng Murah
Beredarnya video penawaran minyak goreng murah tersebut langsung viral di media sosial dan menimbulkan keresahan. Banyak warga khawatir jika data pribadi yang dikumpulkan melalui KTP dan swafoto bisa disalahgunakan.
Fenomena ini menambah panjang daftar kasus penipuan dengan dalih kebutuhan pokok murah. Sebelumnya, modus serupa pernah muncul dalam bentuk kupon belanja dan voucher digital palsu.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap tawaran tidak wajar, terutama yang meminta data pribadi. Langkah ini penting untuk mencegah tindak kejahatan siber maupun pemalsuan identitas.
Sejauh ini, penyelidikan kasus masih berjalan dan pihak kepolisian belum mengungkap hasil sementara. Namun, warga diminta tetap waspada sembari menunggu kepastian hukum dari aparat terkait.
Kasus minyak goreng murah di Lumajang membuka mata masyarakat akan potensi bahaya dari tawaran yang tidak masuk akal. Meski tampak menguntungkan, praktik semacam ini bisa berujung pada pencurian identitas.
Pihak kepolisian berperan penting dalam mengusut tuntas kasus ini agar tidak terulang di daerah lain. Langkah hukum harus segera ditegakkan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan digital.
Warga diharapkan tidak mudah tergoda dengan harga murah yang jauh dari harga pasar. Kesadaran kolektif menjadi benteng utama untuk menangkal penipuan serupa.
Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya literasi digital, terutama dalam melindungi data pribadi. Edukasi berkelanjutan harus digencarkan agar masyarakat tidak mudah menjadi korban.
Jika terbukti ada unsur pidana, kasus ini bisa menjadi pelajaran nasional dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan berkedok kebutuhan pokok. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























