Jakarta, EKOIN.CO – Bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap 1 Oktober. Tahun ini, upacara dipusatkan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, dengan mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya.”

Upacara dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto selaku Inspektur Upacara, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, pimpinan DPR, MPR, dan DPD, para duta besar negara sahabat, serta keluarga para pahlawan revolusi.

Dalam rangkaian upacara, Ketua MPR RI Ahmad Muzani membacakan teks Pancasila, sementara Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai membacakan Pembukaan UUD 1945. Adapun Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin pembacaan Ikrar Kebangsaan sebagai simbol tekad bangsa menjaga persatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan NKRI,” seru Puan Maharani dalam ikrar.
Fadli Zon: Pancasila Harus Hidup dalam Kebudayaan
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam pidato kebudayaannya yang disiarkan melalui TVRI dan kanal resmi Kementerian Kebudayaan, menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar ideologi, melainkan perekat bangsa yang harus dihidupkan dalam keseharian masyarakat.
“Pancasila dimaknai sebagai pandangan hidup sekaligus ideologi negara yang mempersatukan kita. Sila-sila yang ada di dalamnya adalah simpul-simpul yang mengikat kita sebagai satu keluarga besar,” tegas Fadli.
Ia juga menyoroti pentingnya refleksi sejarah, khususnya tragedi G30S 1965 yang menjadi latar peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Menurutnya, bangsa Indonesia harus selalu waspada terhadap upaya menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Menbud Fadli menambahkan bahwa nilai-nilai Pancasila telah lama hidup dalam ritual adat, karya seni, musik daerah, hingga interaksi sosial. Karena itu, ia mengajak seniman, budayawan, tokoh adat, pendidik, dan pemuka agama untuk menjadi garda terdepan dalam meneguhkan Pancasila melalui ekspresi budaya.
Pesan untuk Generasi Muda
Khusus kepada generasi muda, Fadli berpesan agar Pancasila dijadikan sumber inspirasi dalam berkarya di era digital.
“Gunakanlah kreativitas untuk menyebarkan pesan persatuan, toleransi, dan keadilan sosial. Buktikan kepada dunia bahwa generasi muda Indonesia adalah generasi cerdas, berkarakter, dan berjiwa Pancasila,” ujarnya.
Menghormati Pahlawan Revolusi
Usai upacara, Presiden Prabowo bersama Wakil Presiden Gibran, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar meninjau Monumen Pancasila Sakti untuk mengenang jasa para pahlawan revolusi.
Presiden Prabowo juga menyempatkan diri menyapa tim paduan suara SMK Negeri 2 Cibinong (EDCO – Esemka Dua Cibinong Orchestra) yang mempersembahkan lagu-lagu nasional dalam aubade.
Momentum Memperkuat Nasionalisme
Menutup pidatonya, Menbud Fadli Zon menyerukan agar peringatan Hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum memperkuat nasionalisme dan kebersamaan di tengah tantangan global.
“Sebagai perekat bangsa yang abadi serta dasar negara yang final, Pancasila menyatukan setiap perbedaan dan menjadi suluh penerang jalan menuju kejayaan Indonesia Raya yang adil, makmur, dan berbudaya,” pungkasnya.



























