Mekah, Ekoin.id – Tingginya suhu panas di Jeddah, Madinah, maupun Mekkah yang mencapai 42 sampai 46 derajat celcius, membuat debu jalanan berpasir lebih intens menjadi faktor penyebaran penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terhadap jemaah haji.
Hal tersebut tegas di sampaikan Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) dr Mohammad Imran, MKM suhu panas dan debu berpasir serta adanya kepadatan jemaah haji di area ibadah sunnah saat Tawaf, Sa’i dan terminal bus yang membuat sirkulasi udara sedikit.
“Akiibat kelembaban udara sangat rendah, serta arena suhu panas di area berkumpulnya jemaah haj begitu padat, sehingga situasi tersebut yang membuat penyebaran penyakit ISPA ini menjadi sangat beresiko,” kata dr Mohammad Imran, MKM dalam rilis yang diterima wartawan, Kamis, (22/5/2025).
Dipaparkannya , ISPA juga dapat berpengaruh pada sejumlah alat vital tubuh. Antara lain menyerang otak, ginjal dan paru-paru.
Sedangkan penyakit umum akibat terlambatnya penanganan ISPA, bisa menyebabkan pneumonia atau radang selaput hingga kematian.
“Dari catatan PPIH banyak jemaah haji yang mengeluh sakit ISPA akibat tidak ditangani dengan baik bermetamorfosa menjadi pneumonia. Pneumonia sendiri menjadi ancaman serius bagi jamaah haji yang menurun sistem kekebalan tubuhnya, yang akhirnya dirawat di rumah sakit.”Jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dr Imran memaparkan, data statistik dari PPIH yang mencatat bahwa saat ini sudah 115.727 jemaah haji tiba di Makkah. Namun, yang menjadi pekerjaan rumah bagi PPIH adalah 80% diantaranya berusia di atas 50 tahun, masuk usia lansia.
Disisi lain, lanjut dr Imran mengakhiri, masalah lain yang wajib diperhatikan adalah di usia sangat matang, biasanya sistem imunitas sampai penurunan sel tubuh mempengaruhi resistensi penyakit terhadap jemaah haji lansia. Hal ini yang lazimnya disebut komorbit atau penyakit bawaan tiap individu jamaah haji yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, penyakit ISPA biasanya akan lebih resisten bila jemaah haji memiliki komorbit atau riwayat penyakit bawaan serius, seperti paru-paru, ashma, jantung, auto imun, pneumonia atau radang selaput dan penyakit lainnya yang butuh perhatian khusus.

“Dari data Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di daerah Mekkah dan Madinah sebanyak 7.957 kasus lebih jemaah terpapar Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA. Ini data per Selasa, (20/5/2025),” ujar dr. Imran.
PPIH sebagai ujung tombak keberhasilan ibadah haji pada musim haji 1446 hijriah atau 2025 tahun masehi, menghimbau agar jemaah haji mulai berhati-hati dan menyayangi diri sendiri.
Ikuti protokol kesehatan yang PPIH sarankan, serta mengurangi aktivitas fisik di luar penginapan serta,diingatkan agar ibadah sunnah dilakukan jemaah haji yang memiliki fisik yang kuat.
“Konsumsi air putih atau air zam-zam setidaknya 2 liter per hari, konsumsi obat-obatan pribadi dan vitamin yang dibawa dari Indonesia. Cuci tangan saat sampai di penginapan. Akan tetapi yang paling penting adalah wajib menutup area wajah dengan masker, terutama bagi jemaah yang sedang sakit flu, batuk dan radang. Sebab, masker diketahui adalah langkah prefentif paling baik untuk mencegah masuknya virus berbahaya, atau wabah penyakit di suatu lokasi tertentu.”pungkasnya. (Rill)



























