Tel Aviv, EKOIN.CO – Citra satelit yang dianalisis oleh Universitas Oregon, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa serangan rudal Iran selama Perang 12 Hari telah menghancurkan lima markas penting militer Israel. Menurut laporan The Telegraph yang dirilis baru-baru ini, pangkalan-pangkalan yang terkena dampak termasuk Tel Nof, Glilot, serta gudang Zipporit yang dikenal sebagai pusat produksi senjata dan kendaraan lapis baja.
Dalam konflik militer yang terjadi pada Juni lalu, Iran meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik serta 1.100 drone ke wilayah Israel. Serangan itu menjadi bagian dari aksi balasan atas serangan militer Israel yang lebih dulu menghantam wilayah Iran. Kelima pangkalan tersebut dikabarkan mengalami kehancuran total akibat hantaman enam rudal presisi tinggi dari Iran.
Kerusakan Pangkalan Militer Israel Terungkap
Media Inggris The Telegraph menjelaskan, pangkalan Tel Nof adalah pusat komando udara strategis Israel, sementara Glilot merupakan markas utama intelijen militer. Zipporit sendiri menjadi lokasi penting penyimpanan serta perakitan senjata dan kendaraan lapis baja. Kehancuran fasilitas ini belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah Israel dengan alasan keamanan nasional.
Kementerian Pertahanan Israel dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum memberikan rincian dampak kerusakan. Saat dikonfirmasi, IDF hanya menyebut bahwa semua unit tetap menjaga keberlangsungan fungsi operasional meski dihadapkan dengan serangan masif. “Yang dapat kami sampaikan adalah semua unit terkait menjaga kesinambungan fungsi selama operasi,” ungkap IDF seperti dikutip Times of Israel.
Laporan dari The Telegraph juga mengungkap bahwa selama delapan hari pertama perang, semakin banyak rudal Iran yang berhasil menembus sistem pertahanan udara gabungan Israel dan Amerika Serikat. Sistem pertahanan Iron Dome dan Arrow dilaporkan mengalami kelelahan dalam menghadapi serangan beruntun.
Sistem Pertahanan Israel Kewalahan Hadapi Rudal Iran
Pada hari ketujuh konflik, sekitar 16 persen rudal balistik Iran dikabarkan berhasil melewati sistem intersepsi pertahanan udara. Penyebab utama dari meningkatnya serangan yang lolos ini diduga karena jenis rudal baru milik Iran serta keterbatasan stok rudal pencegat milik Israel, terutama sistem pertahanan Arrow yang dikenal mahal dan terbatas jumlahnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meski Israel memiliki pertahanan udara canggih, kemampuan tersebut tetap memiliki keterbatasan saat menghadapi serangan dalam jumlah sangat besar secara terus-menerus. Iran sendiri diketahui mengandalkan rudal-rudal dan drone yang relatif murah, namun terbukti mematikan dalam peperangan asimetris.
Iran tidak tinggal diam setelah serangan Israel ke wilayahnya. Dalam balasan yang terkoordinasi, Iran menyasar target-target strategis Israel, memicu kehancuran di berbagai titik penting militer. Selain rudal balistik, drone kamikaze juga dikerahkan dalam jumlah besar, menunjukkan peningkatan kemampuan teknologi tempur Iran.
Berdasarkan analisis satelit, kehancuran di pangkalan Tel Nof dan Glilot tampak signifikan. Struktur utama bangunan dilaporkan ambruk, serta terlihat jejak ledakan dan kebakaran hebat pasca serangan. Sementara di Zipporit, puing-puing dari kendaraan lapis baja tersebar di area yang luas.
Serangan-serangan itu dilakukan dengan akurasi tinggi, menurut sumber intelijen Barat yang dikutip oleh The Telegraph. Keberhasilan serangan rudal Iran menjadi perhatian serius komunitas internasional terkait efektivitas sistem pertahanan modern saat menghadapi volume serangan besar.
Perang yang berlangsung selama 12 hari ini menewaskan lebih dari 100 orang di kedua belah pihak. Tidak hanya tentara, korban sipil juga menjadi bagian dari dampak langsung konflik. Serangan udara dan rudal terus berlangsung selama hampir dua pekan tanpa jeda berarti.
Hingga kini, Israel belum secara terbuka membahas rincian kerusakan yang terjadi. Pemerintah memilih untuk membatasi informasi publik dengan alasan menjaga stabilitas nasional dan operasional militer. Namun, media internasional terus memantau dan mengungkap data dari sumber independen.
Konflik tersebut mencerminkan dinamika keamanan kawasan Timur Tengah yang terus memanas. Meski perang berakhir tanpa gencatan senjata formal, potensi eskalasi ulang masih tinggi mengingat belum adanya penyelesaian diplomatik.
Banyak analis menilai bahwa serangan rudal dan drone Iran dalam skala besar telah mengubah pandangan tentang dominasi teknologi militer modern. Negara dengan sistem pertahanan mutakhir pun rentan jika menghadapi serangan simultan dan terus-menerus.
Dalam situasi yang semakin kompleks ini, banyak pihak mendesak agar komunitas internasional mendorong perundingan damai antara kedua negara. Keterlibatan PBB dan negara-negara berpengaruh dianggap krusial demi mencegah eskalasi konflik lebih lanjut.
Ke depan, penting bagi kedua negara untuk meninjau ulang kebijakan pertahanan dan diplomasi. Serangan rudal yang berhasil menghancurkan lima markas penting menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan serta penyesuaian strategi pertahanan.
Pihak Universitas Oregon menyatakan bahwa citra satelit yang digunakan dalam analisis telah melalui proses verifikasi berlapis, sehingga memiliki tingkat akurasi tinggi dalam mengidentifikasi dampak serangan. Citra tersebut kemudian diserahkan ke sejumlah lembaga pertahanan internasional untuk studi lanjutan.
Meski belum ada tanggapan resmi dari pihak Amerika Serikat terkait laporan ini, kehadiran sistem pertahanan gabungan AS-Israel dalam perang tersebut menunjukkan keterlibatan Washington dalam menjaga keseimbangan kekuatan regional. Hal ini juga menjadi sorotan dalam kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah.
Penting bagi pemerintah Israel untuk meningkatkan transparansi informasi agar masyarakat tidak terjebak dalam ketidakpastian. Publikasi terbuka dapat membantu membangun kepercayaan domestik serta memberikan gambaran realistis tentang kondisi negara.
Langkah-langkah rekonstruksi terhadap fasilitas yang rusak juga menjadi prioritas, baik dalam aspek teknis maupun anggaran. Pembangunan ulang infrastruktur militer memerlukan waktu dan dana besar, yang tentunya harus melibatkan perencanaan jangka panjang.
Konflik antara Israel dan Iran mencerminkan kerentanan kawasan terhadap peperangan konvensional dan siber. Diperlukan pendekatan kolektif dalam menjaga stabilitas agar konflik serupa tidak terus berulang dan memicu korban lebih luas.
Dari perspektif kemanusiaan, masyarakat sipil harus dilindungi dari dampak peperangan. Kedua negara perlu memprioritaskan penyelamatan warga sipil dalam setiap operasi militer yang dilakukan ke depan. Perlindungan terhadap infrastruktur vital sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan jaringan listrik juga penting dijaga.
Komunitas internasional diharapkan turut aktif dalam menyuarakan gencatan senjata permanen. Peran negara-negara seperti Turki, Qatar, atau Uni Eropa bisa menjadi kunci dalam menengahi konflik yang terus membara ini.
Ke depan, penyelesaian jangka panjang hanya bisa tercapai melalui jalur diplomasi dan dialog terbuka. Kedua negara mesti menempatkan kepentingan rakyat di atas ambisi militer, demi masa depan yang lebih damai dan stabil di kawasan Timur Tengah.
Konflik bersenjata seharusnya menjadi jalan terakhir, bukan pilihan utama. Dengan semakin kompleksnya sistem senjata, tanggung jawab moral untuk menghindari korban sipil makin besar.
Menumbuhkan kepercayaan antarnegara memerlukan proses panjang, namun tetap memungkinkan. Dalam konteks ini, komunitas global perlu mendorong kerja sama lebih luas dalam pengawasan senjata dan pencegahan konflik.
Seluruh pihak yang terlibat mesti menahan diri dari aksi provokatif yang bisa memperkeruh keadaan. Langkah-langkah pengamanan wilayah perbatasan dan pembentukan saluran komunikasi darurat menjadi penting untuk mencegah kesalahpahaman.
Ketahanan regional yang berkelanjutan bergantung pada kehendak politik yang kuat. Upaya penyelesaian damai, diplomasi multilateralisme, dan kesadaran akan dampak kemanusiaan menjadi fondasi menuju stabilitas.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























