Tangerang – EKOIN.CO – Tumpukan sampah yang menyebarkan aroma menyengat di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, menuai keluhan dari pedagang dan pembeli. Peristiwa tersebut terjadi sejak Selasa, 14 Januari 2025, ketika sampah belum juga diangkut oleh petugas kebersihan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kondisi pasar yang becek dan dipenuhi tumpukan sampah menjadi sumber keluhan utama. Banyak pedagang merasa dirugikan karena aroma tak sedap itu mengganggu aktivitas jual beli. Beberapa pelanggan pun mengaku tidak nyaman saat berbelanja.
Salah satu pedagang, AS, mengungkapkan bahwa keluhan telah disampaikan kepada pihak pengelola pasar, namun belum ada respons konkret. “Sampah yang tak kunjung diangkut menimbulkan bau tak sedap hingga membuat para pembeli dan pedagang merasa tidak nyaman,” katanya.
AS juga menjelaskan bahwa tumpukan sampah sudah berserakan dan kondisi lantai pasar menjadi licin dan becek. Hal ini menyulitkan proses transaksi dan memperburuk kenyamanan para pengunjung pasar.
Selain pedagang, para pelanggan juga menyampaikan kekecewaan. Arni, salah satu pelanggan sayur mayur, menilai bahwa kondisi pasar sangat jorok. Ia mengatakan aktivitas belanja menjadi terganggu karena bau busuk dari sampah yang menumpuk.
“Saya merasa kecewa terhadap pihak pengelola Pasar Induk Tanah Tinggi yang sangat jorok menimbulkan bau aroma tak sedap, jadi kami belanja sangat tidak nyaman,” ujar Arni.
Keluhan tersebut mencuat setelah tidak adanya penanganan serius dari pengelola pasar maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang. Sampai berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak-pihak terkait.
Pihak pedagang berharap agar pengelola pasar segera mengambil tindakan untuk menangani tumpukan sampah yang semakin memburuk. Jika dibiarkan, bukan hanya aktivitas ekonomi yang terganggu, tetapi juga dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Para pedagang meminta sistem pengelolaan sampah dibenahi dan pengangkutan dilakukan secara rutin, terutama di area pasar yang memiliki aktivitas padat setiap harinya.
Menurut pengamatan di lapangan, aroma menyengat berasal dari area belakang pasar yang merupakan tempat penumpukan sampah sementara. Sampah tersebut terdiri dari sisa sayuran, buah, dan bahan organik lainnya.
Keluhan Pedagang dan Pelanggan Meningkat
Respons dari para pedagang dan pembeli mencerminkan kekecewaan yang mendalam terhadap pengelolaan sampah. Banyak dari mereka merasa bahwa kebersihan pasar tidak mendapatkan perhatian yang layak.
“Sudah tiga hari ini bau menyengat sekali, tidak ada petugas yang datang. Kami mau jualan juga bingung, pembeli enggan mampir,” ucap salah satu pedagang lainnya.
Beberapa pengunjung yang biasa berbelanja di pasar tersebut memilih mencari alternatif lokasi lain untuk berbelanja karena khawatir dengan dampak kesehatan.
Pedagang lainnya mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang jika kondisi ini tidak segera ditangani. Selain kehilangan pelanggan, mereka juga berisiko terkena penyakit akibat lingkungan yang tidak higienis.
Keluhan juga disampaikan kepada petugas keamanan pasar, namun hingga kini belum ada respons maupun penjelasan resmi mengenai kendala pengangkutan sampah.
Permintaan Penanganan Serius oleh Pengelola Pasar
Masyarakat berharap adanya intervensi dari DLH Kota Tangerang untuk menangani persoalan ini. Dengan jumlah sampah yang cukup besar setiap harinya, pengelolaan yang baik menjadi sangat penting.
Kondisi pasar yang becek dan penuh sampah juga membuat aktivitas bongkar muat barang menjadi lebih lambat. Truk-truk pengangkut bahan makanan harus berhati-hati karena kondisi lantai yang licin.
Sejumlah pedagang bahkan mulai membersihkan area dagangnya sendiri karena khawatir kondisi ini akan terus berlarut. Namun upaya tersebut dianggap tidak cukup jika tidak ada penanganan dari pihak pengelola.
Pelanggan seperti Arni juga berharap agar pihak pasar lebih peka terhadap kenyamanan pengunjung. Ia menilai bau busuk yang menyebar harus segera diatasi agar tidak menurunkan minat belanja warga.
Pasar Induk Tanah Tinggi dikenal sebagai salah satu pusat distribusi bahan pangan di Kota Tangerang, sehingga kebersihan dan kenyamanan menjadi aspek penting yang harus dijaga.
Sebagai bentuk pengawasan, masyarakat dan pedagang berharap ada sistem pelaporan langsung jika sampah tidak diangkut dalam waktu yang ditentukan. Hal ini dinilai akan membantu dalam mempercepat tindakan.
Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pengelola pasar maupun DLH Kota Tangerang terkait keterlambatan pengangkutan sampah di Pasar Induk Tanah Tinggi.
Situasi ini menunjukkan pentingnya sistem manajemen sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan, terutama di pusat aktivitas ekonomi seperti pasar induk.
Pemerintah daerah diharapkan segera merespons dan mengambil langkah cepat agar permasalahan ini tidak menimbulkan dampak yang lebih luas, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.
kasus tumpukan sampah ini mencerminkan lemahnya sistem pengelolaan lingkungan di pasar tradisional. Masalah ini tidak hanya mengganggu aktivitas jual beli, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat yang berada di sekitarnya. Dibutuhkan perhatian dan intervensi cepat dari instansi terkait agar pasar tetap menjadi tempat yang layak dikunjungi. Ketidakhadiran tanggapan dari pihak berwenang hingga berita ini diturunkan menambah keresahan para pedagang.
pengelola pasar perlu meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah, terutama saat volume sampah meningkat. Sistem pemantauan dan evaluasi rutin juga dibutuhkan untuk memastikan tidak ada keterlambatan. Selain itu, edukasi kepada pedagang tentang kebersihan lingkungan pasar perlu diperkuat. Dinas terkait juga harus memberikan sanksi jika terdapat kelalaian dalam pelaksanaan tugas. Masyarakat di sekitar pasar juga diimbau untuk ikut serta menjaga kebersihan lingkungan pasar demi kenyamanan bersama. (*)



























