Bekasi, EKOIN.CO – Suasana penuh kehangatan dan kekhusyukan menyelimuti Masjid Sabilil Haq, Blok F Vila Muara Gading, RW 018, Kelurahan Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (11/10/2025) pagi. Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang digagas oleh Majelis Taklim Kaum Ibu Masjid Sabilil Haq ini berlangsung meriah namun tetap penuh khidmat, dihadiri oleh jamaah bapak-bapak Tahsin Malam Ahad, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.
Sambutan Hangat dari Tokoh Masyarakat
Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan saritilawah, dilanjutkan kisah Nabi, pembacaan Barzanji, serta lantunan sholawat. Dalam sambutan pembuka, perwakilan RW 018, Deden Supriatna, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan keagamaan tersebut.
“Kami merasa tersanjung dengan undangan Maulid ini. Semoga kegiatan seperti ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tapi juga menjadi sarana pembelajaran bagi anak-anak kita. Mari libatkan generasi muda dalam kegiatan keagamaan, agar tumbuh menjadi anak yang beriman dan bertakwa,” ujar Deden dalam sambutannya sambil melempar tiga pantun yang memecah keseriusan khidmad jamaah dan disambut tepuk tangan jamaah.
Masjid Sebagai Wadah Persatuan Umat
Sementara itu, Ustadz Ahmad Jainuri, Ketua DKM Masjid Sabilil Haq, turut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh panitia dan jamaah yang telah berpartisipasi. Setelahnya, giliran Hendro Sasongko, selaku Ketua Kegiatan Kerohanian dan Hari-hari Besar Islam (KHBI), memberikan sambutan yang menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat persatuan umat.
“Masjid Sabilil Haq bukan milik satu golongan atau organisasi tertentu seperti Muhammadiyah atau NU. Organisasi bukan syariat ibadah, melainkan wadah untuk memperkuat kegiatan syiar Islam. Di sini, kita semua bersaudara dalam keimanan,” jelas Hendro di atas mimbar.
Cintailah Rasul dengan Meneladani Sejarahnya
Puncak acara diisi dengan ceramah dari Ustadz H.M. Bachtiar Efendi, M.A., yang dengan gaya lembut namun tegas mengajak jamaah memahami makna kelahiran Rasulullah SAW secara mendalam.
“Mengetahui sejarah Nabi adalah pintu untuk mencintainya. Dengan cinta itu, kita bisa meneladani akhlaknya dan menjaga keimanan. Rasulullah diutus untuk memuliakan manusia, termasuk mengangkat derajat kaum perempuan yang saat itu sangat dihina,” tutur Ustadz Bachtiar.
Beliau juga menjelaskan bahwa Allah menjaga garis keturunan Nabi Muhammad SAW dari perbuatan dosa besar seperti zina dan syirik, agar rahim yang menjadi tempat lahirnya Rasul adalah rahim yang suci dan terpilih. “Kelahiran beliau adalah cahaya yang menerangi dunia,” tambahnya dengan nada haru.
Penuh Hikmah dan Kebersamaan
Setelah ceramah, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Ahmad Jainuri. Seluruh jamaah kemudian menikmati suasana ramah tamah dengan makan siang bersama di halaman masjid.
Kegiatan Maulid Nabi di Masjid Sabilil Haq tahun ini bukan hanya menjadi ajang memperingati kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan warga RW 018. Para jamaah berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan setiap tahun sebagai bagian dari syiar Islam dan pembinaan iman masyarakat.
Menanam Nilai Spiritualitas di Tengah Modernitas
Di tengah arus kehidupan modern yang serba cepat, kegiatan seperti Maulid Nabi menjadi oase spiritual bagi masyarakat. Nilai-nilai keteladanan Rasulullah mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan iman, serta antara kerja keras dan ketulusan hati.
Warga RW 018 pun berharap, kegiatan semacam ini terus diperluas hingga ke kalangan remaja dan anak-anak muda agar semangat cinta Rasul tidak hanya berhenti di masjid, tetapi tumbuh dalam kehidupan sehari-hari mereka — baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sosial.
Cahaya Maulid yang Menyentuh Hati
Sebagai penutup, gema sholawat dan senyum kebersamaan yang terpancar dari para jamaah menjadi bukti bahwa Maulid Nabi bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momentum memperbarui cinta kepada Rasulullah SAW. Dari Masjid Sabilil Haq, semangat meneladani Nabi terus menyala — menuntun langkah umat menuju rahmat dan keberkahan hidup. (*)