Bekasi, EKOIN.CO – Warga di lingkungan RW 018 Vila Mutiara Gading 1, Kelurahan Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyambut Lomba Kampung Bersih Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2025. Perlombaan ini diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai bagian dari perayaan Hari Jadi ke-75 Kabupaten Bekasi dan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan yang berfokus pada kebersihan dan pengelolaan lingkungan ini sudah menjadi kebiasaan positif bagi warga setempat.
Pelaksanaan acara dimulai di fasilitas umum (fasum) lapangan Videl’s 18 dengan agenda senam bersama ibu-ibu RW 018 yang dipandu oleh instruktur E.N. Rinawati. Suasana pagi itu kian semarak saat seluruh hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ustadz Ahmad Jaenuri, selaku Ketua DKM Masjid Sabilil Haq, memimpin doa untuk membuka rangkaian kegiatan, berharap agar seluruh proses berjalan lancar dan membawa manfaat.
Walaupun Ketua RW 018, Giyato, berhalangan hadir karena tugas luar kota sebagai anggota kepolisian, dukungan penuhnya tetap terasa. Posisinya diwakili oleh Ibu RW serta wakilnya, Deden Supriatna. Turut hadir pula tokoh-tokoh penting di wilayah tersebut, termasuk Lurah Kelurahan Setia Asih, Dede Firmansyah, dan Camat Tarumajaya, Dede Mauludin. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan kuat dari pemerintah setempat terhadap program kebersihan di wilayah RW 018.
Selain itu, tampak juga Ketua Tim 2 Lomba Kampung Bersih Kabupaten Bekasi, Nedi Rusnaedi, yang bertugas khusus untuk menilai RW 018. Rombongan tim penilai juga disambut oleh Yusuf Roekma selaku Ketua Forum RT/RW se-Vila Mutiara Gading 1, serta Ketua RW 015, Sudi Mangkur. Perwakilan dari tiap-tiap RT di RW 018, yaitu Ketua RT 001 Budhi Irawan, Ketua RT 002 Setio Budiarso, dan Ketua RT 003 Budi Basuki, juga hadir bersama jajarannya.
Acara dilanjutkan dengan presentasi program-program unggulan yang telah disiapkan oleh panitia kepengurusan RW 018, yang diketuai oleh Yudik Priyo Santoso. Program-program ini mencakup bank sampah, kegiatan gotong royong rutin, pengembangan taman wilayah hijau, dan berbagai inisiatif lain yang mendukung lingkungan bersih. Seluruh persiapan ini dirancang untuk menjawab setiap kriteria penilaian yang ditetapkan oleh tim juri.
Setelah sesi presentasi, tim penilai melakukan tinjauan lapangan. Mereka mengunjungi beberapa lokasi kunci yang telah disiapkan, seperti bank sampah, posyandu, pos keamanan, taman di sisi jalan, dan drainase saluran air. Peninjauan ini menjadi momen krusial untuk melihat langsung bagaimana program-program unggulan tersebut diterapkan dan dirawat oleh warga.
Budaya Bersih dan Kesadaran Kolektif
Program Lomba Kampung Bersih ini bukan hanya sebatas kompetisi, melainkan sebuah inisiatif untuk membangun budaya bersih di masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Persampahan DLH Kabupaten Bekasi, Mansyur Sulaiman, lomba ini bertujuan menanamkan kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Ia menyoroti bahwa lomba ini merupakan sarana untuk membangun budaya bersih dan tanggung jawab terhadap sampah yang dimulai dari lingkungan terkecil.
“Lomba ini bukan sekadar ajang seremonial. Ini adalah momentum untuk mengajak masyarakat mengubah pola pikir. Sampah bukan hanya urusan pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua sebagai penghasilnya,” tegas Mansyur Sulaiman di ruang kerjanya, Kompleks Pemkab Bekasi, Cikarang Pusat, pada Kamis (31/07/2025). Menurutnya, pola pikir ini menjadi kunci utama dalam mengatasi persoalan sampah yang kerap terjadi.
Aspek Penilaian dan Hadiah Menarik
Pemerintah Kabupaten Bekasi telah merancang enam aspek penilaian utama dalam Lomba Kampung Bersih ini. Aspek-aspek tersebut meliputi kebersihan dan pengelolaannya, ekonomi sirkular, keindahan lingkungan, keasrian, gotong royong warga, serta keamanan lingkungan. Penilaian ini diharapkan mampu mendorong terciptanya kampung-kampung yang tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga memiliki kesadaran kolektif yang mendalam dalam pengelolaan lingkungan.
“Kita ingin aspek-aspek ini benar-benar hadir di masyarakat, tidak sekadar tampil saat penilaian, tapi menjadi budaya,” tambah Mansyur. Ia berharap seluruh aspek ini dapat diimplementasikan secara berkelanjutan, tidak hanya saat perlombaan berlangsung.
Untuk menambah semangat para peserta, DLH Kabupaten Bekasi telah menyiapkan beragam hadiah menarik. Juara umum tingkat kabupaten akan menerima uang pembinaan sebesar Rp 11 juta dan satu unit gerobak motor. Hadiah gerobak motor juga diberikan kepada juara umum di kategori perumahan dan pemukiman. Selain itu, juara satu, dua, dan tiga di setiap kriteria akan mendapatkan uang pembinaan, piagam penghargaan, serta plakat.
Mansyur Sulaiman juga menyampaikan harapan besar agar lomba ini dapat mengubah kebiasaan lama masyarakat dalam mengelola sampah, dari pola “kumpul, angkut, buang” menjadi budaya memilah sampah dan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). “Dari dulu kebanyakan buang sampah dicampur, dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang. Kami ingin masyarakat sekarang mulai memilah. Tidak semua harus berakhir di TPA,” jelasnya.
Lomba Kampung Bersih 2025 merupakan langkah nyata menuju lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Pemerintah berharap kegiatan ini dapat melahirkan kampung-kampung inspiratif yang menjadi teladan dalam pengelolaan sampah dan semangat gotong royong warga. Lomba ini juga diharapkan menjadi pemantik gerakan dari bawah untuk menyelesaikan masalah sampah tanpa harus bergantung pada intervensi pemerintah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini adalah bahwa Lomba Kampung Bersih Tingkat Kabupaten Bekasi Tahun 2025 menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan kesadaran kolektif warga. Inisiatif dari pemerintah daerah, yang disambut antusias oleh warga RW 018 Vila Mutiara Gading, menunjukkan adanya sinergi yang baik antara pihak berwenang dan masyarakat. Lomba ini tidak hanya sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah gerakan moral yang mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan mereka sendiri. Melalui lomba ini, diharapkan tercipta sebuah budaya baru yang menjadikan kebersihan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya tugas pemerintah semata.
Saran yang dapat disampaikan adalah agar program-program seperti Lomba Kampung Bersih ini terus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Pemerintah dapat memberikan edukasi dan pendampingan yang lebih intensif kepada setiap wilayah, terutama dalam hal pengelolaan sampah yang lebih modern dan efektif, seperti bank sampah yang sudah diinisiasi oleh RW 018. Diperlukan juga apresiasi dan dukungan lebih lanjut kepada setiap komunitas yang berpartisipasi, sehingga semangat gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan dapat terus terjaga, bahkan setelah lomba selesai. Dengan demikian, tujuan utama untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan akan tercapai. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”












































