Teheran EKOIN.CO – Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah Iran mengumumkan kesiapan penuh menghadapi kemungkinan agresi baru dari Israel maupun Amerika Serikat. Dalam pernyataannya pada Rabu, 29 Juli 2025, Panglima Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, menyatakan bahwa militer Iran siap menghadapi perang total dan akan melumpuhkan seluruh kekuatan militer Israel jika terjadi konfrontasi.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pernyataan ini disampaikan Mousavi dalam wawancaranya yang dikutip dari media resmi Iran, Tasnimnews. Ia menegaskan bahwa serangan balasan Iran telah memaksa militer Israel menghentikan agresi dan meminta gencatan senjata. Menurutnya, serangan Israel telah gagal mencapai tujuannya dan malah mendatangkan kerugian besar di pihak mereka.
Ratusan Rudal Iran Serang Target Strategis Israel
Dalam laporan yang sama, Iran disebut telah meluncurkan serangan besar-besaran dengan menggunakan ratusan rudal balistik. Serangan tersebut mencakup rudal hipersonik dan multi-hulu ledak yang diarahkan ke pusat-pusat militer, fasilitas nuklir, serta instalasi industri di berbagai wilayah Israel. Serangan tersebut disebut Iran sebagai respons atas tindakan provokatif yang dilakukan oleh pihak Zionis.
Tidak hanya itu, serangan balasan Iran juga menyasar target ekonomi penting di Israel. Di antaranya adalah pelabuhan strategis Haifa, jantung ekonomi Tel Aviv, dan sejumlah bandara di wilayah Israel. Serangan ini dilakukan dengan kombinasi rudal balistik dan drone, yang disebut-sebut telah mencapai sasaran secara akurat.
Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menambahkan bahwa Iran tidak akan tinggal diam jika Israel kembali melakukan tindakan agresif. Ia menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Iran telah mempersiapkan diri untuk berperang dalam segala kondisi dan siap menanggapi setiap ancaman dengan kekuatan maksimal.
Iran Klaim Siap Lumpuhkan Seluruh Kekuatan Israel
Lebih lanjut, Mousavi menyampaikan bahwa rudal hipersonik yang dimiliki Iran dapat melumpuhkan seluruh kekuatan Israel dalam waktu singkat. Senjata tersebut diklaim mampu menembus sistem pertahanan rudal Israel, dan menjadi faktor penentu dalam perang yang mungkin akan terjadi.
Ia menyebutkan bahwa strategi militer Iran telah diperbarui untuk menghadapi bentuk ancaman terbaru, termasuk intervensi langsung dari Amerika Serikat. Menurutnya, setiap agresi akan dibalas secara terukur dan menyeluruh.
Dikutip dari Tasnimnews, Iran menyatakan tidak mencari perang, namun siap sepenuhnya jika dihadapkan pada kondisi perang. Pernyataan ini disebut sebagai sinyal kuat bahwa Iran tidak akan ragu menggunakan seluruh kekuatannya jika Israel atau Amerika melakukan langkah militer lebih lanjut.
Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan di wilayah tersebut meningkat tajam setelah beberapa insiden perbatasan dan dugaan serangan udara Israel di wilayah yang diduga terkait dengan Iran. Militer Iran menanggapi situasi ini dengan siaga penuh dan peningkatan operasi militer.
Sejauh ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel terkait klaim serangan rudal dan kesiapan perang dari pihak Iran. Namun, sejumlah analis militer internasional mencatat bahwa situasi ini berpotensi menjadi eskalasi besar di kawasan jika tidak segera ditangani.
Militer Iran juga mengumumkan bahwa mereka telah meningkatkan pengawasan di wilayah-wilayah perbatasan dan memperketat pertahanan udara di sekitar fasilitas penting nasional. Langkah ini diambil sebagai antisipasi kemungkinan serangan balasan dari pihak Israel.
Dalam pernyataannya, Mousavi menekankan bahwa kekuatan pertahanan Iran kini berada dalam kesiapan tertinggi dan mampu merespons serangan dalam hitungan menit. Ia juga menyebutkan bahwa kekuatan rudal Iran adalah simbol kedaulatan dan kemampuan pertahanan negara.
Media Iran juga melaporkan bahwa sejumlah latihan militer gabungan telah dilakukan untuk menguji kesiapan pasukan dalam menghadapi situasi darurat. Latihan tersebut melibatkan pasukan darat, udara, dan laut.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Iran juga meningkatkan patroli maritim di Teluk Persia sebagai bentuk pengawasan terhadap potensi ancaman dari arah laut. Aktivitas ini disebut sebagai bagian dari strategi pertahanan total Iran.
Sementara itu, situasi ini telah mendapat perhatian dari sejumlah negara di kawasan, termasuk negara-negara Teluk dan Eropa. Mereka menyerukan agar ketegangan antara Iran dan Israel tidak berkembang menjadi konflik terbuka.
Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataan terpisah menyatakan bahwa Iran memiliki hak membela diri dari setiap bentuk agresi dan akan menggunakan semua sarana untuk mempertahankan integritas wilayah dan kedaulatan negara.
situasi geopolitik antara Iran dan Israel semakin panas dengan adanya ancaman perang terbuka. Iran secara tegas menyatakan kesiapan militernya dan menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu bertindak jika diserang. Serangan rudal yang telah dilancarkan Iran menunjukkan kapabilitas militernya yang signifikan.
Dari sisi keamanan regional, langkah-langkah pencegahan dan diplomasi tampaknya harus segera dilakukan untuk menghindari konflik yang lebih luas. Potensi intervensi Amerika Serikat juga menambah kompleksitas krisis yang berkembang ini.
Klaim Iran tentang kekuatan rudal hipersonik dapat menjadi perhatian serius bagi keamanan kawasan, terutama jika digunakan dalam konflik yang lebih besar. Keberadaan senjata tersebut menjadi tantangan bagi sistem pertahanan musuh.
Diperlukan pendekatan diplomatik untuk meredakan ketegangan, namun realitas di lapangan menunjukkan peningkatan aktivitas militer kedua belah pihak. Jika tidak ada solusi damai dalam waktu dekat, risiko konflik terbuka akan semakin tinggi.
Langkah konkret yang dapat diambil adalah mediasi dari negara-negara netral guna mendorong dialog antara pihak yang berseteru. Dengan demikian, eskalasi dapat dicegah dan stabilitas kawasan tetap terjaga. (*)