Jakarta, EKOIN.CO – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi membuka skema pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Invitasi Strategis Tahun 2025 pada Senin, 14 Juli 2025. Program ini diumumkan melalui kegiatan sosialisasi daring yang dipimpin oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif, Maman Kartaman Ajiriyanto.
Kegiatan ini digelar sebagai upaya BRIN untuk memperluas kolaborasi riset di bidang Dekontaminasi dan Revitalisasi Fasilitas Ketenaganukliran. Skema RIIM Strategis ini secara khusus menargetkan inovasi dalam pengelolaan limbah radioaktif dan pemanfaatan teknologi nuklir untuk kepentingan nasional.
Adapun topik yang menjadi prioritas meliputi lima fokus utama. Di antaranya Dekontaminasi dan Pengelolaan Limbah Radioaktif, Revitalisasi dan Peningkatan Utilisasi RSG-GAS, serta Teknologi Produksi Radioisotop dan Radiofarma.
Dua lainnya yaitu Revitalisasi dan Pengembangan Fasilitas Fabrikasi Bahan Bakar Nuklir, serta Riset dan Inovasi Teknologi Reaktor PeLUit. Seluruh tema diarahkan untuk mempercepat proses rekayasa dan implementasi teknologi berbasis nuklir.
Dalam pemaparannya, Maman menjelaskan skema ini terbuka bagi sivitas BRIN dengan ketentuan yang ketat dan terstruktur, termasuk tahapan pengajuan hingga seleksi pendanaan.
Jadwal dan Ketentuan Proposal
Pengajuan proposal dibuka mulai 14 Juli hingga 14 Agustus 2025. Selanjutnya akan dilakukan seleksi administrasi dan substansi sebelum ditetapkan peserta yang lolos untuk pelaksanaan kegiatan di bulan September.
“Program ini direncanakan berlangsung sampai tiga tahun ke depan,” ujar Maman dalam forum daring tersebut.
Adapun ketua tim pengusul wajib berasal dari BRIN, tidak sedang tugas belajar, dan memiliki maksimal 10 anggota. Setiap kegiatan riset wajib melibatkan periset dari ORTN dan mitra luar seperti kampus atau institusi lainnya.
Maman menambahkan bahwa setiap periset hanya boleh terlibat dalam maksimal dua kegiatan, dan hanya dapat menjadi ketua pada satu proposal. “Semua tim wajib menyetujui proposal sebelum dikirim,” tegasnya.
Sistematika Proposal dan Keaslian Riset
Proposal yang diajukan wajib mengikuti format resmi dan sesuai tema riset yang ditetapkan. Judul yang tidak relevan akan otomatis gugur dalam seleksi awal.
“Proposal juga harus bersifat orisinal dan belum pernah dibiayai lembaga lain,” imbuh Maman, menekankan pentingnya kejujuran ilmiah dalam proses seleksi ini.
Dokumen yang dilampirkan harus lengkap, termasuk pengesahan dan bukti kepemilikan akun. Standar biaya yang dipakai mengacu pada Standar Biaya Masukan dan sudah termasuk pajak.
Tim pengusul juga harus memiliki rekam jejak sesuai bidang yang diusulkan. Riset yang diusulkan harus ditujukan untuk pengungkapan fakta ilmiah sesuai dengan tema besar program.
Akses dan Penyebaran Informasi
Maman mengimbau seluruh peserta untuk segera mengakses laman resmi BRIN di https://data.brin.go.id guna memahami detail ketentuan serta sistematika pengusulan.
“Silakan Bapak Ibu untuk segera memanfaatkan waktu satu bulan ke depan untuk menyiapkan proposal dengan baik,” kata Maman dalam sesi tanya jawab.
Ia juga mengajak seluruh peserta menyebarluaskan informasi skema ini kepada jejaring nasional dan internasional untuk memperluas kolaborasi strategis.
“Kami sangat mengharapkan partisipasi dari sivitas BRIN sekalian, dan mohon agar informasi ini dapat disampaikan ke kolega di perguruan tinggi, industri, maupun mitra luar negeri,” ujarnya menutup kegiatan sosialisasi.
BRIN melalui ORTN kembali menguatkan perannya sebagai motor riset strategis nasional dengan membuka peluang kolaborasi riset nuklir melalui RIIM Invitasi Strategis. Fokus utama program ini diarahkan pada pemanfaatan dan revitalisasi teknologi nuklir dalam berbagai sektor penting.
Dengan skema pendanaan yang terbuka dan terstruktur, BRIN memberikan kesempatan luas kepada peneliti dalam dan luar negeri untuk terlibat aktif dalam pengembangan teknologi nuklir yang aman, efisien, dan berkelanjutan. Program ini juga menjadi bentuk sinergi antara lembaga riset, kampus, dan industri.
Pentingnya peran teknologi nuklir dalam transformasi energi dan kesehatan mendorong BRIN untuk membuka akses informasi yang transparan dan mendorong partisipasi masif dari para periset. Kolaborasi ini diharapkan membawa dampak signifikan bagi kemajuan iptek nasional.(*)