Yerusalem,EKOIN.CO-Gubernur Yerusalem memperingatkan bahwa ribuan warga Palestina terancam digusur akibat proyek permukiman baru yang digagas Israel di wilayah E1, sebelah timur Yerusalem. Proyek besar ini dipandang sebagai langkah yang dapat mengubah peta geopolitik kawasan dan memperparah isolasi komunitas Palestina.
Gabung WA Channel EKOIN di sini
Kepala keuangan Israel, Bezalel Smotrich, telah menyetujui pembangunan ribuan unit rumah di kawasan tersebut. Rencana ini diyakini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan upaya strategis untuk memperkuat kontrol Israel di Tepi Barat.
Peringatan ini datang bersamaan dengan kecaman internasional terhadap proyek E1. Banyak pihak menilai bahwa langkah Israel bisa menjadi penghalang utama bagi tercapainya solusi dua negara yang selama ini diperjuangkan.
Dampak Permukiman Terhadap Palestina
Proyek permukiman E1 dinilai berpotensi besar menggagalkan pembentukan negara Palestina merdeka. Menurut Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan, B’Tselem, pembangunan ini akan membentuk jalur perkotaan yang menghubungkan pemukiman Ma’ale Adumim dengan Yerusalem.
Efek dominonya adalah keterisolasian Yerusalem Timur dari wilayah Tepi Barat lainnya. Hal ini akan memutus hubungan geografis antara bagian utara dan selatan Tepi Barat, sehingga menyulitkan mobilitas dan kohesi sosial warga Palestina.
Selain itu, dua komunitas besar Palestina, yakni Jabal al-Baba dan Wadi Jamal, akan terdampak langsung. Keduanya berpotensi terpisah dari Kota al-Eizariya, wilayah yang saat ini dihuni sekitar 100 orang.
Gubernur Yerusalem menegaskan bahwa konsekuensi permukiman E1 bukan hanya soal pemindahan warga, tetapi juga soal keberlangsungan hidup komunitas yang telah lama tinggal di kawasan tersebut.
Ancaman Jangka Panjang Proyek E1
Proyek E1 dipandang sebagai bagian dari strategi jangka panjang Israel untuk memperluas kontrol atas Tepi Barat. Para pengamat menyebut bahwa pola pembangunan permukiman di wilayah tersebut menutup peluang adanya integrasi wilayah Palestina.
B’Tselem dalam laporan terbarunya menekankan, dampak nyata dari proyek ini adalah pemisahan struktural dan geografis yang semakin tajam. “Pembangunan di E1 akan memperburuk isolasi Yerusalem Timur serta merusak kesatuan wilayah Palestina,” tulis lembaga itu.
Sejumlah analis politik Timur Tengah menilai, proyek ini juga akan memperbesar ketegangan antara Israel dan Palestina. Konflik yang sudah lama berakar diprediksi akan semakin sulit diredam ketika ada proyek pembangunan permukiman berskala besar di jantung sengketa.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional, terutama dari negara-negara yang mendukung solusi dua negara. Mereka memandang proyek E1 dapat menjadi titik balik yang mematikan peluang diplomasi di masa depan.
Masyarakat internasional, termasuk organisasi HAM, menyerukan agar Israel menghentikan rencana pembangunan tersebut. Tekanan diplomatik terus disuarakan meski hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa proyek akan dibatalkan.
Pemerintah Palestina sendiri menyebut rencana itu sebagai bentuk aneksasi terselubung. Mereka menegaskan bahwa pembangunan permukiman di wilayah E1 adalah pelanggaran hukum internasional dan merusak legitimasi perdamaian.
Proyek E1 di Yerusalem timur bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur. Ia merupakan langkah politik yang dapat merombak peta demografi Palestina dan memperbesar jarak antara cita-cita perdamaian dengan realita lapangan.
Isolasi yang akan dialami warga Palestina, khususnya di Yerusalem Timur, akan memperparah krisis sosial dan ekonomi yang sudah berlangsung lama. Dampaknya akan terasa lintas generasi.
Selain itu, proyek permukiman ini berpotensi memicu eskalasi baru dalam konflik Israel-Palestina. Ketidakpastian politik akan semakin dalam jika rencana ini terus berjalan.
Diplomasi internasional memiliki peran penting untuk mencegah terwujudnya skenario tersebut. Tekanan global diharapkan bisa menahan laju pembangunan.
Namun, jika tidak ada langkah nyata, proyek E1 bisa menjadi titik balik yang mengubur peluang terciptanya solusi dua negara di kawasan Timur Tengah. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v