Jakarta, EKOIN.CO – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa banjir yang terjadi pada Minggu (6/7/2025) pagi di berbagai wilayah Ibu Kota merupakan akibat kiriman air dari wilayah hulu, khususnya Bogor, Jawa Barat. Menurut pemerhatiannya, curah hujan ekstrem di hulu memicu meluapnya sejumlah sungai besar, termasuk Kali Ciliwung .
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI langsung mengambil tindakan cepat dengan mengaktifkan semua pompa air dan membuka pintu-pintu air untuk mengendalikan genangan tersebut Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI, Mohamad Yohan, mencatat terdapat 51 RT terdampak, dengan ketinggian air awal mulai dari 60 cm hingga mencapai 3 meter di beberapa titik
Pramono menegaskan bahwa banjir kali ini bersifat kiriman, berbeda dari banjir lokal akibat saluran tersumbat atau hujan lokal, sehingga penanganannya dinilai lebih mudah Ia optimistis penurunan genangan dapat terlihat pada siang hari setelah seluruh pompa beroperasi maksimal .
Penyebab dan Lokasi Terdampak
Menurut data BPBD, luapan Kali Ciliwung menjadi faktor dominan, ditambah curah hujan di hulu yang melebihi 200 liter per meter persegi Daerah terdampak meliputi 18 RT di Jakarta Selatan dan 33 RT di Jakarta Timur. Di antaranya: Kelurahan Cawang, Bidara Cina, Kampung Melayu, Rawa Jati, Pejaten Timur, Kebon Baru, dan Manggarai
Wilayah terparah di Jakarta Timur seperti Cawang mencatat ketinggian air mencapai 200–300 cm, disusul Bidara Cina dengan 180–200 cm serta Kampung Melayu hingga 200 cm Di Jakarta Selatan, Rawa Jati dilaporkan sampai 265 cm, Pejaten Timur 230 cm, Tanjung Barat 190 cm, dan Kebon Baru hingga 110 cm
Penanganan Lapangan dan Kondisi Warga
Petugas gabungan dari BPBD, SDA, Dinas Penanggulangan Kebakaran (Gulkarmat), dan Dinas Bina Marga langsung dikerahkan. Camat dan lurah masing-masing wilayah turut memantau dan memfasilitasi evakuasi warga Di Pejaten Timur misalnya, tim Gulkarmat mengevakuasi bayi, anak-anak, dan warga sakit dengan perahu karet
Pramono menekankan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas. Selain evakuasi, Pemprov juga mendistribusikan bantuan berupa selimut, matras dan makanan siap saji ke pengungsian. Ia menekankan bahwa banjir kiriman dapat diantisipasi lebih cepat setelah debit air dari hulu surut
BMKG sendiri memperingatkan potensi hujan sedang hingga lebat masih berlangsung dalam beberapa hari ke depan karena kondisi atmosfer yang labil Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat tetap memantau informasi cuaca dan meningkatkan kewaspadaan
Pengamat tata kota Yayat Supriatna mengingatkan bahwa penanganan banjir harus lebih dari sekadar pengecekan. Menurutnya, perlu pembenahan infrastruktur saluran dan drainase serta pemetaan ulang titik rawan di kawasan seperti Cawang, Kebon Pala, dan Kampung Melayu
Penanganan banjir harus menyasar sumber kiriman air, bukan hanya genangan lokal. Kolaborasi lintas daerah hulu-Ibu Kota menjadi kunci agar curah ekstrem tidak cepat meluap.
Masyarakat perlu terus memantau peringatan cuaca BMKG dan bersiap menghadapi potensi hujan susulan hingga beberapa hari ke depan.
Pemprov disarankan untuk memperkuat infrastruktur drainase dan saluran air di titik-titik rawan guna mencegah genangan berkepanjangan.
Selain tindakan teknis, aspek kesiapsiagaan warga juga penting. Partisipasi aktif masyarakat dalam program siaga bencana akan mempercepat respon dan mitigasi dampak.
Evaluasi pasca banjir harus dilakukan segera setelah genangan surut agar pembenahan jangka panjang bisa segera direncanakan dan dilaksanakan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























