New York, EKOIN.CO- Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Amerika Serikat pada Sabtu (20/9/2025) untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York. Kehadiran ini menjadi penantian panjang bagi Indonesia, setelah satu dekade terakhir kepala negara tidak pernah hadir secara langsung dalam forum global tersebut. Ikuti berita terbaru EKOIN.CO di WA Channel.
Dalam sepuluh tahun terakhir, sejak era Presiden Joko Widodo, Indonesia hanya mengirimkan perwakilan tetap di PBB untuk menghadiri sidang tahunan tersebut. Kini, kehadiran Presiden Prabowo menandai kembalinya Indonesia secara langsung dalam diplomasi tingkat tinggi di panggung internasional.
Kunjungan ini diyakini menjadi momentum penting untuk mempertegas posisi Indonesia dalam kerja sama global. Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato resmi yang membahas kepentingan nasional, isu keamanan, serta kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia.
Sidang PBB jadi Momentum Diplomasi
Kehadiran langsung Presiden Prabowo di forum tersebut dianggap sebagai langkah strategis dalam memperkuat diplomasi multilateral. Sidang Majelis Umum PBB menjadi ajang di mana para pemimpin dunia membahas isu-isu utama, mulai dari perubahan iklim, perdamaian global, hingga tantangan ekonomi.
Sejumlah pengamat hubungan internasional menilai, kehadiran Presiden di sidang tersebut memberikan pesan simbolis bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton, tetapi kembali aktif dalam diskursus global. Hal ini diharapkan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap peran Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara.
Selain itu, momen ini juga menjadi pembuka jalan bagi kerja sama bilateral maupun multilateral dengan berbagai negara. Pertemuan bilateral di sela-sela sidang kerap dimanfaatkan para pemimpin dunia untuk membangun kesepakatan baru di bidang ekonomi, pertahanan, maupun lingkungan.
Kehadiran Setelah Satu Dekade Absen
Dalam catatan sejarah, Sidang Majelis Umum PBB terakhir yang dihadiri langsung oleh Presiden Indonesia terjadi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah itu, selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo, tradisi tersebut tidak berlanjut.
Dengan hadirnya Prabowo tahun ini, Indonesia kembali menempatkan diri secara langsung di forum tertinggi PBB. Hal ini dipandang sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan bangsa di kancah global.
Kembalinya Indonesia ke panggung PBB melalui kepala negara juga menunjukkan arah kebijakan luar negeri yang lebih terbuka. Diplomasi langsung dianggap mampu memberikan dampak lebih besar dibandingkan hanya mengirimkan utusan permanen.
Langkah ini juga menguatkan citra Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia yang siap berkontribusi dalam perdamaian, pembangunan, dan kerja sama internasional.
Dalam konteks yang lebih luas, kehadiran Prabowo di New York dapat menjadi titik awal penguatan kembali tradisi diplomasi langsung Indonesia di PBB. Sebuah tradisi yang selama ini sempat terhenti, kini dihidupkan kembali untuk mempertegas identitas Indonesia sebagai aktor global.
Kehadiran Presiden di forum PBB juga menjadi sorotan media internasional. Banyak pihak menantikan apa yang akan disampaikan Prabowo dalam pidato perdananya di Majelis Umum.
Sejumlah analis memperkirakan, isu utama yang akan dibawa Indonesia mencakup transisi energi, keamanan maritim, dan peran Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Topik ini dinilai relevan dengan tantangan global yang kini dihadapi dunia.
Selain pidato, rangkaian kunjungan kerja Prabowo di New York disebut akan mencakup pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat. Agenda ini memberi peluang memperluas jejaring diplomasi Indonesia di berbagai bidang.
Prabowo juga diperkirakan akan menekankan pentingnya solidaritas negara-negara berkembang. Sebagai salah satu anggota G20, Indonesia dipandang punya posisi strategis untuk menyuarakan kepentingan negara-negara Selatan Global.
Dengan kembali hadirnya presiden di sidang PBB, diharapkan diplomasi Indonesia mendapatkan perhatian yang lebih besar di kancah internasional. Langkah ini bukan hanya simbolik, tetapi juga menjadi wujud nyata dari komitmen terhadap kerja sama multilateral.
Masyarakat internasional kini menunggu bagaimana Indonesia, melalui kepemimpinan Prabowo, mampu memanfaatkan momentum ini untuk mendorong agenda-agenda penting, baik bagi bangsa sendiri maupun dunia.
Kehadiran Prabowo di New York akhirnya menjadi momen bersejarah yang menandai berakhirnya absensi panjang Indonesia di panggung utama PBB.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB merupakan langkah strategis yang mengembalikan Indonesia ke forum diplomasi tertinggi dunia setelah satu dekade absen.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam hubungan internasional serta membuka peluang kerja sama baru dengan berbagai negara.
Momentum ini juga menjadi ajang penting untuk menyuarakan kepentingan Indonesia, terutama dalam isu perdamaian, keamanan, dan pembangunan global.
Partisipasi langsung Presiden menunjukkan komitmen Indonesia dalam diplomasi multilateral dan peran aktif di dunia internasional.
Dengan pidato yang akan disampaikan Prabowo, dunia menantikan kontribusi Indonesia dalam menghadapi tantangan global bersama. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v