Jakarta, EKOIN.CO –Pemerintah Indonesia secara resmi melantik Lukman Hakim Siregar sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriah dan Syahda Guruh Langkah Samudera sebagai Duta Besar RI untuk Qatar, efektif sejak 8 Oktober 2025. Pelantikan ini menandai pergantian diplomatik penting yang akan membawa misi diplomasi Indonesia di kawasan Timur Tengah ke arah penguatan hubungan bilateral dan diplomasi ekonomi. Kata pamungkas: diplomasi.
Diikuti pelantikan serentak 16 duta besar lainnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa para dubes baru harus “melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darmabakti … kepada bangsa dan negara.”
Pelantikan dan latar belakang tokohPelantikan dan mandat diplomatik
Proses pelantikan dilakukan di Istana Negara Jakarta pada 8 Oktober 2025. Seusai pengambilan sumpah, para duta besar yang baru dilantik menandatangani berita acara pelantikan sebagai wujud tanggung jawab formal mereka kepada negara. Dalam daftar resmi pelantikan yang diterbitkan oleh Setneg, Lukman Hakim Siregar ditetapkan sebagai Dubes LBBP RI untuk Republik Arab Suriah, berkedudukan di Damaskus, sementara Syahda Guruh Langkah Samudera ditugaskan untuk Qatar, berkedudukan di Doha.
Profil singkat Lukman Hakim Siregar dan karier
Lukman Hakim Siregar lahir pada 31 Januari 1969 di Rondaman, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Ia meraih gelar sarjana di bidang hubungan internasional dari Universitas Riau dan menyelesaikan studi magister di African University Djibouti, kemudian melanjutkan program studi lanjutan di Universitas Indonesia. Sebelum pencalonannya sebagai dubes, Lukman pernah menjabat sebagai asisten deputi hubungan internasional dan pertahanan bagi Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Gibran Rakabuming Raka pada periode 2021–2025.
Proses pengajuan Lukman sebagai calon dubes telah melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di DPR, memperoleh persetujuan sebelum pelantikan. Sebagai diplomat yang berpengalaman di kawasan Timur Tengah melalui berbagai penugasan sebelumnya, Lukman diharapkan mampu menghadapi tantangan politik, keamanan, dan diplomasi di Suriah yang berada dalam situasi konflik berkepanjangan.
Profil singkat Syahda Guruh Langkah Samudera dan perjalanan karier
Syahda Guruh Langkah Samudera lahir pada 24 November 1976. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Brawijaya pada 1999, kemudian melanjutkan magister hukum di Universitas Indonesia antara 2003–2005. Dalam karier diplomatnya, sejak 2020 Syahda menjabat sebagai Direktur Hukum dan Perjanjian Ekonomi di Kementerian Luar Negeri, menangani negosiasi perjanjian internasional dan persoalan hukum ekonomi global. Penunjukkannya sebagai calon duta besar mendapat persetujuan dalam sesi tertutup di DPR pada 5 Juli 2025, dan resmi diangkat tiga hari kemudian.
Dalam sambutannya saat pelantikan, Presiden Prabowo menekankan bahwa para dubes harus menjunjung tinggi sumpah jabatan dan nilai diplomasi. “Bahwa saya … akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ucap Presiden saat membacakan sumpah. Dengan latar belakang diplomasi hukum dan ekonomi, Syahda diharapkan mampu memperkuat diplomasi ekonomi antara Indonesia dan Qatar, termasuk kerja sama energi, investasi, dan hubungan perdagangan.
Agenda dan tantangan diplomasi
Seiring pelantikan ini, Indonesia menghadapi sejumlah agenda diplomasi utama di kawasan Arab dan Gulf. Di Suriah, situasi keamanan, keterlibatan berbagai aktor internasional, serta kepulangan pengungsi menjadi persoalan kompleks yang menuntut kedewasaan diplomasi. Sementara di Qatar, fokus diplomasi ekonomi—khususnya investasi dan kerja sama energi—akan menjadi titik tumpu. Kata pamungkas diplomasi turut menjadi benang merah dalam strategi Indonesia memperkuat posisinya di arena global.
Kedua dubes baru akan segera mulai penugasan di negara tujuan masing-masing, menjalin hubungan lokal, serta mengatur kerja sama bilateral sesuai mandat pemerintah pusat. Keberhasilan mereka akan sangat ditentukan kemampuan menavigasi diplomasi dalam konteks geopolitik regional yang dinamis.
Dengan pelantikan ini, Indonesia menunjukkan komitmen memperkuat posisi diplomatiknya, terutama melalui penempatan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam domain politik, hukum, dan ekonomi. Masyarakat dan pelaku kebijakan akan menantikan kiprah nyata diplomasi Indonesia di Suriah dan Qatar ke depan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v