JAKARTA, EKOIN.CO – Gelombang Protes dan Respons Presiden Prabowo Subianto
Indonesia tengah menghadapi gelombang protes besar-besaran yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap ketimpangan ekonomi, pengangguran, dan tunjangan perumahan senilai Rp50 juta per bulan untuk anggota DPR. Unjuk rasa ini telah menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas, termasuk seorang pengemudi ojek online berusia 16 tahun yang tertabrak kendaraan lapis baja polisi. Sebagai respons, Presiden Prabowo Subianto mengerahkan militer, menangguhkan perjalanan diplomatik, dan memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut. Namun, keputusannya untuk melakukan kunjungan diplomatik ke China menuai kritik karena dianggap meninggalkan situasi darurat di dalam negeri.
Kunjungan Singkat ke China
Pada 3 September 2025, Prabowo melakukan kunjungan resmi ke Beijing untuk menghadiri perayaan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok. Dalam kunjungan singkat kurang dari 8 jam, ia bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kedua pemimpin tersebut menyatakan dukungan terhadap upaya Prabowo dalam memulihkan stabilitas Indonesia. Namun, keputusannya untuk melakukan kunjungan diplomatik ke China menuai kritik karena dianggap meninggalkan situasi darurat di dalam negeri.
Solidaritas Internasional
Kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan memicu solidaritas dari komunitas internasional. Melalui platform seperti Grab dan Gojek, banyak orang dari Asia Tenggara dan Timur mengirimkan pesanan makanan kepada pengemudi Indonesia sebagai bentuk dukungan. Beberapa pesanan disertai catatan yang memungkinkan pengemudi untuk menyimpan makanan tersebut atau membagikannya dengan keluarga mereka.
Tindakan Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah menangguhkan tunjangan perumahan anggota DPR dan berjanji untuk menyelidiki kematian Affan Kurniawan secara transparan. Namun, kritik muncul terkait pendekatan keras terhadap demonstran dan penanganan media sosial yang dianggap membatasi kebebasan berekspresi.
Situasi ini menunjukkan ketegangan antara respons pemerintah terhadap protes domestik dan prioritas diplomatik internasional. Kunjungan Prabowo ke China, meskipun bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral, terjadi di tengah krisis domestik yang memerlukan perhatian segera. Keputusan ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kepentingan nasional dan internasional di tengah ketidakpuasan publik yang meluas.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v