Jakarta,EKOIN.CO- Bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional ke-65, ribuan petani dan berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah titik strategis di Jakarta pada Selasa (24/9/2025). Kata pamungkas tani menjadi semangat utama dari demonstrasi yang berfokus pada isu agraria, hak petani, serta tuntutan terhadap pemerintah terkait kebijakan pangan dan lahan. Gabung WA NEWS EKOIN untuk update berita terbaru.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menuturkan bahwa sebanyak 9.498 personel gabungan dari Polri, TNI, serta unsur pemerintah daerah telah disiagakan demi menjaga keamanan dan kelancaran aksi. “Kami pastikan jalannya kegiatan ini tertib, meski jumlah massa cukup besar,” ujarnya.
Pengamanan Aksi Tani di Jakarta
Rangkaian aksi tani dimulai sejak pagi, dengan konsentrasi massa terbesar berada di kawasan Gedung DPR/MPR RI, Monas, serta beberapa ruas jalan utama di Jakarta Pusat. Demonstran membawa spanduk, poster, dan orasi yang menyoroti pentingnya kedaulatan pangan serta penyelesaian konflik agraria.
Aksi tersebut mendapat perhatian luas, mengingat Hari Tani Nasional merupakan momentum penting untuk merefleksikan peran petani sebagai tulang punggung bangsa. Polisi juga menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi kemacetan di beberapa ruas jalan yang menjadi titik kumpul.
Sejumlah aparat tampak berjaga di setiap akses masuk menuju lokasi aksi. Kendaraan taktis dan water cannon disiagakan di titik rawan untuk mengantisipasi potensi gangguan. Namun hingga siang, suasana terpantau kondusif meski jumlah massa terus bertambah.
Keterlibatan ribuan personel keamanan menunjukkan keseriusan pihak berwenang dalam menjaga jalannya aksi damai. Koordinasi antara kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah dinilai menjadi kunci utama untuk menghindari gesekan dengan peserta aksi.
Hari Tani Nasional dan Tuntutan Massa
Dalam orasinya, perwakilan kelompok tani menyuarakan sejumlah tuntutan, di antaranya perbaikan distribusi pupuk, penyelesaian konflik lahan, hingga komitmen pemerintah dalam melindungi petani kecil. Tuntutan ini dinilai krusial, mengingat banyak petani yang masih menghadapi keterbatasan akses modal dan lahan produksi.
Momentum Hari Tani Nasional dijadikan simbol perlawanan sekaligus harapan bagi keberpihakan negara terhadap kesejahteraan petani. Para orator menegaskan bahwa perjuangan petani tidak hanya soal pertanian, tetapi juga menyangkut ketahanan pangan bangsa.
Sejumlah organisasi mahasiswa turut serta dalam aksi ini, menambah warna perjuangan dengan mengangkat isu reforma agraria. Kolaborasi antara petani dan mahasiswa dianggap memperkuat suara massa agar lebih didengar oleh para pengambil kebijakan.
Bagi sebagian masyarakat, aksi ini menjadi pengingat akan pentingnya kedaulatan pangan nasional. Isu ketergantungan impor bahan pokok juga mencuat sebagai sorotan utama, menegaskan bahwa keberpihakan terhadap sektor tani menjadi kebutuhan mendesak.
Sementara itu, aparat tetap mengimbau massa aksi untuk menjaga ketertiban serta tidak melakukan tindakan anarkis. Hingga sore hari, demonstrasi masih berlangsung dengan tertib, meskipun gelombang massa terus berdatangan dari berbagai daerah penyangga ibu kota.
Aksi unjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional di Jakarta menegaskan betapa pentingnya isu agraria dan ketahanan pangan di tengah dinamika sosial ekonomi bangsa.
Kehadiran hampir 10 ribu personel pengamanan menunjukkan keseriusan aparat dalam memastikan aksi berjalan damai dan terkendali.
Tuntutan massa yang menyoroti perbaikan kebijakan pupuk, lahan, dan keberpihakan pemerintah mencerminkan kebutuhan mendesak untuk mendukung petani kecil.
Kolaborasi antara petani, mahasiswa, dan elemen masyarakat lain menambah bobot perjuangan agar suara mereka didengar lebih luas.
Momentum Hari Tani Nasional tahun ini menjadi refleksi penting bahwa sektor tani harus mendapatkan prioritas dalam kebijakan pembangunan nasional. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v