Jakarta, EKOIN.CO – Persahabatan lama antara Presiden Prabowo Subianto dan Letjen (Purn) Djamari Chaniago kembali menjadi sorotan publik. Kedekatan keduanya disebut telah terjalin sejak masa muda saat sama-sama menjadi komandan batalyon. Djamari bahkan menyebut bahwa kepemimpinan Prabowo akan membawa kebaikan bagi tanah air.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
“Saya punya harapan besar pada dia. Saya punya harapan besar pada dia apabila dia berada pada puncak jabatan di negeri kita, Insya Allah negeri kita akan baik,” ujar Djamari Chaniago dalam keterangannya.
Karier Militer Djamari Chaniago
Lahir di Padang, Sumatra Barat, pada 8 April 1949, Djamari merupakan lulusan Akademi Militer (Akabri) tahun 1971, menjadikannya senior dari Prabowo Subianto. Kariernya di dunia militer penuh pengalaman hingga akhirnya pensiun sebagai perwira tinggi TNI AD pada 2004 dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Jabatan strategis banyak diemban Djamari. Ia tercatat sebagai Panglima Kostrad sejak Mei 1998 hingga November 1999. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dari November 1999 hingga Maret 2000.
Kariernya semakin menanjak ketika dipercaya sebagai Kepala Staf Umum TNI mulai Maret 2000 hingga Maret 2004. Jabatan ini menjadi puncak perjalanannya di dunia militer sebelum resmi pensiun.
Menariknya, Djamari juga pernah duduk di Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Lembaga ini memutuskan Prabowo terbukti melakukan pelanggaran dalam operasi penculikan aktivis 1997–1998. DKP saat itu beranggotakan sejumlah perwira tinggi, termasuk Subagyo Hadisiswoyo, Fachrul Razi, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, Yusuf Kartanegara, dan Arie J Kumaat.
Harta Kekayaan Djamari
Selain perjalanan militer, perhatian publik juga tertuju pada harta kekayaan Djamari. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK per Rabu (17/9/2025), tercatat ia memiliki total kekayaan Rp3,2 miliar.
Namun, data tersebut merujuk pada laporan terakhir yang disampaikan pada 10 Oktober 2002, ketika Djamari masih menjabat sebagai Kasum TNI. Dengan statusnya kini sebagai pejabat negara yang baru dilantik, ia diwajibkan kembali melaporkan kondisi kekayaan terbarunya kepada KPK.
Aset terbesar Djamari berasal dari tanah dan bangunan senilai Rp1,5 miliar. Disusul alat transportasi berupa mobil dan motor senilai Rp850 juta.
Selain itu, ia juga memiliki logam mulia, batu mulia, dan barang seni senilai Rp234 juta, serta lahan pertanian sebesar Rp43 juta. Tak hanya itu, harta bergerak lain senilai Rp44 juta turut tercatat dalam laporannya.
Komponen harta lain meliputi giro dan setara kas senilai Rp565 juta, serta simpanan dalam bentuk dolar AS mencapai 46.689. Kekayaan ini mencerminkan kondisi finansial yang cukup mapan bagi seorang purnawirawan jenderal.
Kewajiban melaporkan harta ke KPK menjadi sorotan seiring posisi baru yang diemban Djamari di lingkaran pemerintahan. Transparansi harta pejabat negara dianggap penting demi menjaga integritas serta kepercayaan publik.
Kedekatan Djamari dengan Presiden Prabowo disebut sebagai cerminan hubungan panjang antara dua tokoh militer yang kini kembali berada dalam satu lingkaran kepemimpinan bangsa. Harapan besar masyarakat pun diarahkan pada kepemimpinan Prabowo untuk membawa Indonesia menuju kondisi yang lebih baik.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v