Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah akan kembali menyalurkan program bantuan pangan berupa beras 10 kilogram dan minyak goreng 2 liter per bulan. Bantuan ini disebut penting untuk menjaga ketahanan ekonomi masyarakat di tengah tekanan harga kebutuhan pokok. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan penyaluran tahap baru akan dimulai pada Oktober mendatang.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Arief menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap tercukupi. Ia menekankan, distribusi beras dan minyak goreng dilakukan secara merata agar tidak ada keluarga penerima manfaat yang tertinggal. “Kami pastikan bantuan ini sampai ke masyarakat tepat waktu,” ujarnya.
Ketahanan pangan diperkuat lewat bantuan langsung
Program bantuan pangan kali ini melibatkan Perum Bulog sebagai penyalur utama beras, sementara minyak goreng akan didistribusikan melalui kerja sama dengan produsen lokal. Pemerintah menargetkan jutaan keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia dapat menikmati manfaat program ini.
Arief menuturkan bahwa mekanisme distribusi bantuan akan mengikuti data Kementerian Sosial, sehingga penyaluran lebih terarah dan tepat sasaran. Ia juga memastikan kualitas beras yang disalurkan adalah medium premium dengan kadar air terjaga, sementara minyak goreng memenuhi standar konsumsi rumah tangga.
Selain menjaga daya beli masyarakat, program ini juga bertujuan mengendalikan harga pasar. Kehadiran bantuan pangan diharapkan dapat menekan lonjakan harga beras dan minyak goreng di sejumlah wilayah, terutama menjelang akhir tahun ketika konsumsi rumah tangga cenderung meningkat.
Ketahanan ekonomi masyarakat jadi prioritas pemerintah
Sejumlah daerah telah mempersiapkan gudang penyimpanan dan sistem distribusi agar bantuan bisa langsung disalurkan begitu program berjalan. Pemerintah daerah diminta bersinergi dengan Bapanas, Bulog, dan Kementerian Sosial untuk memperlancar distribusi.
Di sisi lain, pemerintah menilai program ini menjadi bagian dari strategi besar menjaga ketahanan ekonomi masyarakat di tengah tantangan global. Arief menyebutkan, gejolak harga pangan dunia, perubahan iklim, dan gangguan distribusi akibat konflik internasional menjadi faktor yang membuat bantuan pangan domestik semakin relevan.
Untuk memastikan akuntabilitas, pemerintah juga menyiapkan sistem pemantauan digital. Dengan sistem ini, setiap keluarga penerima manfaat akan tercatat secara elektronik, sehingga meminimalisasi potensi tumpang tindih data dan penyalahgunaan bantuan.
Arief menambahkan, bantuan pangan ini bukan hanya program jangka pendek, tetapi juga upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan nasional. “Bantuan ini sekaligus bentuk nyata kepedulian negara kepada rakyat,” kata Arief.
Bulog memastikan stok beras nasional dalam kondisi aman. Dengan cadangan beras pemerintah yang cukup, distribusi ke masyarakat tidak akan terganggu. Sementara itu, produksi minyak goreng dalam negeri juga diproyeksikan mampu mencukupi kebutuhan untuk program ini tanpa mengganggu pasokan di pasar umum.
Pemerintah berharap program bantuan ini dapat menurunkan angka kerentanan pangan di tingkat rumah tangga. Dengan bantuan rutin, keluarga penerima manfaat bisa mengalokasikan pendapatan mereka untuk kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Program ini juga dipandang sebagai jaring pengaman sosial yang vital, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bantuan pangan rutin diharapkan mampu meringankan beban rumah tangga yang terdampak inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan bantuan secara bijak. Masyarakat diimbau untuk menggunakan beras dan minyak goreng bantuan sesuai kebutuhan harian, bukan untuk diperjualbelikan.
Dengan dukungan seluruh pihak, pemerintah optimistis program ini berjalan efektif dan memberikan dampak nyata. Ketahanan ekonomi masyarakat menjadi sasaran utama, sekaligus memperkuat pondasi kesejahteraan nasional dalam jangka panjang.
Pemerintah kembali melanjutkan program bantuan pangan beras 10 kg dan minyak goreng 2 liter mulai Oktober. Bantuan ini ditujukan untuk menjaga ketahanan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Program dilakukan melalui Bulog dan produsen minyak lokal, dengan target jutaan keluarga penerima manfaat. Data Kementerian Sosial menjadi acuan utama penyaluran.
Selain memenuhi kebutuhan dasar, bantuan ini juga menjadi instrumen pengendalian harga pangan agar stabil di pasar.
Pemerintah menyiapkan sistem pemantauan digital untuk memastikan transparansi dan mencegah penyalahgunaan bantuan.
Dengan program ini, pemerintah berharap masyarakat lebih kuat menghadapi tantangan ekonomi dan tetap terjaga kesejahteraannya. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v