Batam, EKOIN.CO – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Salah satu sektor yang dinilai potensial sebagai penggerak utama adalah industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, dalam diskusi kelompok terfokus bertajuk Potensi Penguatan Industri Elektronika dalam Rangka Pengembangan Industri AI di Indonesia yang digelar di Batam, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Dalam paparannya, Faisol menegaskan bahwa pemerintah melihat potensi besar dari sektor ICT yang mampu memberikan efek berganda terhadap perekonomian nasional. Ia menyebut sektor ini memiliki nilai tambah tinggi dan daya saing yang bisa dioptimalkan.
“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen, kami melihat sektor ICT sangat strategis. Ini yang terus kami dorong agar Indonesia tidak tertinggal,” ujar Faisol dalam forum tersebut.
Ia menambahkan, pemerintah kini menyoroti negara-negara yang berhasil dalam mengembangkan industri berbasis teknologi tinggi. Beberapa negara yang menjadi perhatian adalah India, Vietnam, dan Taiwan yang dinilai sukses membangun kekuatan industri mereka.
Faisol mengungkapkan, India dalam satu dekade terakhir mampu melesat dengan pesat di sektor ICT, terutama karena keberhasilan mereka menarik investasi dan membangun industri yang tangguh. Pengalaman ini menurutnya bisa menjadi referensi penting bagi Indonesia.
Pemerintah, lanjutnya, juga menekankan pentingnya sektor ekspor sebagai motor pertumbuhan. Faisol menyebut, kontribusi ekspor dari sektor industri pengolahan harus terus ditingkatkan, termasuk dari produk ICT.
“Ke depan, kita harus bisa masuk dalam rantai pasok global. Ini penting agar industri kita memiliki daya saing dan mampu memproduksi komponen sendiri,” ungkapnya lagi.
Dia mempertanyakan kesiapan Indonesia dalam mengolah bahan baku menjadi komponen berkualitas yang dapat diterima secara global. Hal ini menjadi tantangan besar yang harus segera dijawab dengan langkah konkret.
Faisol menjelaskan bahwa satu perangkat elektronik seperti ponsel terdiri dari ribuan komponen. Mulai dari integrated circuit (IC), CPU, baterai, layar, resistor, hingga transistor, semuanya bisa menjadi peluang industri nasional.
“Pemerintah tidak ingin Indonesia hanya jadi perakit barang jadi dari komponen luar negeri. Kami ingin seluruh rantai produksinya bisa berasal dari dalam negeri,” tegas Faisol.
Ia menekankan, untuk mencapai hal itu diperlukan kolaborasi menyeluruh antara pemerintah, pelaku industri, dan pengelola kawasan industri. Sinergi menjadi kunci utama keberhasilan transformasi ini.
Wamenperin juga menyampaikan optimisme bahwa dengan upaya bersama dan pembangunan infrastruktur pendukung, industri ICT Indonesia dapat tumbuh cepat dan mandiri.
“Dalam forum ini, kami ajak para pelaku usaha untuk berkontribusi memproduksi komponen secara lokal. Itu bentuk dukungan nyata kepada pemerintah,” ujarnya menambahkan.
Sehari sebelumnya, Faisol Riza bersama Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria melakukan kunjungan ke PT. Sat Nusapersada di Batam. Mereka melihat langsung proses produksi dan dukungan terhadap ekosistem elektronika nasional.
Dalam kunjungan itu, Nezar menyoroti pentingnya adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh pelaku industri manufaktur dalam negeri. Ia mengingatkan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain dalam gelombang revolusi industri digital ini.
Menurut Nezar, pemerintah tengah menyusun peta jalan nasional untuk pengembangan AI yang realistis dan terukur. Langkah ini bertujuan memastikan kesiapan sektor industri menyambut adopsi teknologi mutakhir.
Ia menyatakan bahwa peta jalan tersebut akan disusun dengan mempertimbangkan kekuatan dan kapasitas industri nasional. Harapannya, agar teknologi yang diadopsi benar-benar berdampak terhadap produktivitas dan efisiensi.
Selain itu, Nezar mendorong agar pelaku industri mulai mengembangkan sistem produksi berbasis digital yang dapat diintegrasikan dengan teknologi AI. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan industri yang kompetitif secara global.
Langkah-langkah strategis seperti ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan industri berbasis teknologi, sekaligus sebagai bagian dari upaya mencapai target ekonomi nasional.
Sebagai kesimpulan, penguatan sektor ICT diyakini akan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Pemerintah sudah memulai langkah awal melalui forum diskusi dan kunjungan kerja langsung ke pelaku industri.
Agar strategi tersebut berhasil, diperlukan keterlibatan semua pihak, terutama para pelaku industri yang menjadi ujung tombak dalam rantai produksi nasional. Dengan kolaborasi yang kuat, transformasi industri dalam negeri dapat berjalan lebih cepat.
Selain itu, peningkatan kapasitas produksi komponen lokal harus menjadi prioritas. Pemerintah diharapkan mampu memberikan insentif dan dukungan infrastruktur bagi industri dalam negeri.
Indonesia juga perlu terus belajar dari negara-negara yang telah berhasil dalam sektor ICT. Pengalaman mereka bisa menjadi bahan acuan dalam menyusun kebijakan nasional yang lebih adaptif.
Ke depan, adopsi AI dan penguatan industri elektronika harus dipadukan dengan strategi jangka panjang. Peta jalan yang tengah disusun pemerintah akan menjadi pedoman penting agar semua pihak bergerak dalam satu arah yang sama.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























