Jakarta EKOIN.CO – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa terdapat 2.233 kilometer jalur kereta api mati yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintah kini tengah menyiapkan langkah untuk menghidupkan kembali sebagian jalur tersebut, meski anggaran masih menjadi kendala utama. Gabung WA Channel EKOIN.
Menurut data DJKA, jalur mati tersebut tersebar mulai dari Jawa hingga Sumatra. Beberapa jalur dinilai masih memiliki potensi ekonomi yang besar bila dioperasikan kembali.
Pemerintah Siapkan Rencana Revitalisasi Jalur Mati
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menegaskan bahwa program reaktivasi jalur kereta api ini masuk dalam perencanaan jangka panjang. “Total jalur nonaktif sebanyak 2.233 kilometer,” kata Risal dalam keterangan resmi, Senin (2/6/2025).
Ia menambahkan, revitalisasi jalur kereta mati menjadi penting untuk mendukung konektivitas transportasi nasional. Pemerintah menilai moda kereta lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya.
Namun, Risal mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi hambatan utama. Proyek ini memerlukan pembiayaan besar, sementara prioritas anggaran negara masih banyak terfokus pada infrastruktur lain.
Daftar Jalur Kereta Api Nonaktif
Dari total jalur kereta api mati, sebagian besar terdapat di Pulau Jawa, terutama jalur penghubung antarkota kecil yang ditutup sejak puluhan tahun lalu. Selain itu, di Sumatra masih banyak jalur peninggalan Belanda yang kini tak lagi digunakan.
DJKA mencatat, jalur yang masuk prioritas pengaktifan kembali adalah lintas Cibatu–Garut di Jawa Barat, lintas Kedungjati–Ambarawa di Jawa Tengah, serta jalur Padang–Bukittinggi di Sumatra Barat. Jalur-jalur ini dinilai punya potensi besar dalam menunjang pariwisata maupun distribusi logistik.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan jalur-jalur lama di Kalimantan dan Sulawesi untuk direaktivasi, mengingat pembangunan jaringan kereta di kedua wilayah tersebut masih sangat terbatas.
Jika jalur kereta api mati bisa dihidupkan kembali, maka potensi pergerakan barang dan penumpang diyakini akan meningkat pesat. Selain efisiensi, jalur aktif juga bisa menghidupkan perekonomian lokal di sekitar lintasan.
Meski demikian, pemerintah belum memastikan kapan proyek besar ini akan dimulai. DJKA masih melakukan kajian kelayakan dan menghitung skema pembiayaan yang realistis.
Sejumlah pihak mendorong agar pemerintah menggandeng swasta dalam pembiayaan proyek, sehingga beban APBN tidak terlalu berat. Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) disebut sebagai salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan.
Langkah reaktivasi jalur mati juga diharapkan bisa memberi manfaat jangka panjang bagi transportasi massal Indonesia. Di sisi lain, masyarakat menanti agar program ini tidak sekadar wacana, melainkan benar-benar terealisasi.
Pemerintah menegaskan, jalur kereta api mati yang akan diaktifkan dipilih berdasarkan urgensi, potensi ekonomi, dan kesiapan infrastruktur pendukung. Dengan begitu, revitalisasi bisa memberi dampak nyata.
Jalur kereta api selama ini menjadi salah satu tulang punggung transportasi di Indonesia. Dengan ketersediaan jalur aktif yang memadai, konektivitas antardaerah diyakini semakin terbuka dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Jika rencana ini berjalan lancar, bukan hanya masyarakat yang akan diuntungkan, tetapi juga sektor pariwisata, logistik, dan perdagangan.
Upaya pemerintah menghidupkan kembali jalur kereta api mati ini diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun sistem transportasi berkelanjutan di masa depan.
Rencana reaktivasi jalur kereta api mati masih menjadi pekerjaan besar pemerintah. Ribuan kilometer jalur nonaktif tersebar di berbagai daerah dengan potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan.
Program ini membutuhkan komitmen, perencanaan matang, dan dukungan anggaran yang besar agar bisa berjalan optimal.
Keterlibatan swasta melalui skema kerja sama dianggap bisa mempercepat realisasi program ini.
Jika terlaksana, jalur kereta api yang hidup kembali diyakini dapat meningkatkan konektivitas, memperkuat sektor pariwisata, dan mendukung distribusi logistik nasional.
Dengan langkah tepat, reaktivasi jalur kereta mati bisa menjadi solusi transportasi berkelanjutan yang membawa manfaat jangka panjang. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v