Bandung, EKOIN.CO – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Dassault Aviation dari Prancis resmi mengoperasikan Design Office di Bandung pada 2 Maret 2025 untuk mendukung pelaksanaan program Rafale Phase III bagi Indonesia Fasilitas ini menjadi pusat pelatihan teknis dan integrasi sistem senjata dari jet tempur Rafale yang dipesan oleh Kemenhan RI.
Sejumlah teknisi PTDI telah dikirim ke Dassault Aviation di Prancis sejak Februari 2025 untuk mempelajari sistem Rafale sesuai skema offset Phase III, menurut Direktur Utama PTDI Gita Amperiawana pengadaan sebanyak 42 unit Rafale secara bertahap pada September 2022, Agustus 2023, dan Januari 2024
Fasilitas Design Office ini mencakup dua area utama. Pertama, CBT facility, memanfaatkan diagram interaktif dan grafik 3D real-time untuk pelatihan mendalam teknisi dan kru mengenai sistem Rafale, guna memperkuat pemahaman teknis mereka Kedua, Weapon Integration Laboratory, yang dirancang untuk menambah kapabilitas PTDI dalam integrasi sistem senjata ke pesawat tempur Rafale
Selain pengiriman teknisi, PTDI mendapatkan program offset berupa pengembangan dan produksi bagian pesawat serta pelatihan intensif di lokasi asal produksi, yaitu Dassault Aviation di Prancis Gita menegaskan kesempatan ini memungkinkan PTDI memperoleh sertifikasi dari Dassault dan berpotensi masuk dalam global supply chain mereka
Pada kunjungan site survey di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru Riau pada 2 Juli 2025, pihak Dassault Aviation turut serta memeriksa kesiapan teknis markas penerima Rafale dan menetapkan bahwa fasilitas di sana layak menyambut pesawat pada Januari 2026 nanti
Dalam site survey itu, Danlanud Marsma TNI Abdul Haris menyampaikan data teknis telah dipersiapkan dengan akurat dan respon terhadap permintaan teknis dari Dassault berlangsung cepat demi lancarnya ferry mission dan operasional Rafale di tanah air
Kemhan RI melalui Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menegaskan kontrak tahap ketiga efektif sejak 8 Januari 2024 telah membuka proses produksi tambahan 18 unit terakhir, sehingga total menjadi 42 unit Rafale untuk Indonesia
Pengiriman jet tempur Rafale pertama dijadwalkan tiba pada awal 2026. Pesawat generasi 4.5 ini dilengkapi persenjataan lengkap seperti rudal METEOR, MICA, SCALP, AM39 EXOCET, serta meriam internal NEXTER 30 mm
Sebagai bagian dari monitoring ofset Phase III, Universitas Pertahanan (Unhan) menjadi saksi jalannya evaluasi pengadaan, termasuk rencana penambahan hingga 24 unit Rafale pasca pesanan awal 42 unit
La Tribune melaporkan kemungkinan tambahan tersebut setelah LoI baru ditandatangani saat kunjungan Presiden Macron ke Indonesia Mei 2025
Dalam pengamatan Unhan, persiapan termasuk pembangunan hanggar smart building, simulator serta sistem logistik di Lanud Pekanbaru telah berjalan sesuai rencana menjelang 2026
Fasilitas Design Office dan Pelatihan Teknis
Pada peresmian fasilitas Design Office di Bandung Lt. 4 Direktorat Teknologi PTDI, Mayor Jenderal Piek Budyakto hadir bersama CEO Dassault Aviation Indonesia Jerome Puech, serta jajaran PTDI lainnya Mereka menandai langkah awal transfer teknologi untuk memperkuat kapabilitas lokal.
Dengan sistem CBT interaktif 3D, teknisi akan melewati pelatihan virtual mengenai avionik, sistem radar, persenjataan dan prosedur pemeliharaan Airbus-style untuk Rafale. Di sisi lain, weapon lab menyediakan lingkungan pengujian integrasi misil dan bom berpemandu ke platform pesawat yang dikembangkan secara lokal.
Dukungan dari Dassault mencakup pendampingan manajemen proyek, industrialisasi dan integrasi sistem senjata, agar semua sesuai standar perusahaan asal Prancis tersebut
Monitoring dan Evaluasi Ofset di Unhan
Unhan RI memfasilitasi monitoring dan evaluasi pengadaan Rafale Phase III sebagai pihak netral. Semua proses implementasi offset dan ToT dihadiri oleh perwakilan PTDI, Kemhan RI, hingga pihak Dassault dan Thales tercakup dalam risalah pengawasan di Jakarta dan Bandung
Fokus evaluasi mencakup alokasi pengiriman teknisi ke Prancis, pengembangan laboratorium teknis serta kesiapan logistik dan hanggar di Pekanbaru yang akan menjadi homebase Rafale. Evaluasi tahapan ini penting memastikan capai target kedatangan awal 2026
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Program offset Rafale Phase III telah berjalan matang, sehingga perlu dilanjutkan secara ketat agar transfer teknologi benar-benar terealisasi. Pelatihan teknisi dan integrasi sistem senjata harus terus diikuti evaluasi agar hasilnya optimal. Monitoring dari Unhan RI memberikan kerangka kontrol independen yang penting bagi transparansi program. Diharapkan Pesawat Rafale pertama tiba tepat waktu pada 2026 dan diterima dengan kesiapan penuh. Ke depan, perlu dipertimbangkan tambahan unit sesuai kebutuhan strategis dan kemampuan nasional. (*)



























