Jakarta, EKOIN.CO – Mayoritas masyarakat dunia kini menunjukkan sikap penolakan terhadap Israel. Hasil ini tercermin dalam survei global yang dirilis oleh Pew Research Center pada tahun 2025. Dalam survei tersebut, 20 dari 24 negara yang disurvei menunjukkan bahwa masyarakatnya memiliki pandangan yang tidak menguntungkan terhadap Israel.
Survei ini menunjukkan bahwa secara median, sebanyak 62 persen responden di seluruh dunia memandang Israel secara negatif. Sebaliknya, hanya 29 persen yang menilai negara itu secara positif. Hal ini memperlihatkan bahwa opini global mengenai kebijakan luar negeri dan konflik yang melibatkan Israel semakin mengarah pada penolakan.
Turki dan Indonesia termasuk yang paling menolak
Dalam daftar negara yang paling vokal menentang Israel, Turki menduduki peringkat teratas. Sebanyak 93 persen responden dari negara tersebut menunjukkan pandangan tidak menguntungkan terhadap Israel, sementara 84 persen di antaranya secara jelas menyatakan penolakan terhadap negara itu.
Indonesia berada di posisi kedua dengan persentase penolakan mencapai 80 persen. Sentimen ini merepresentasikan sikap masyarakat yang secara konsisten mendukung perjuangan Palestina dan menentang tindakan pendudukan wilayah yang dilakukan oleh Israel.
Jepang, negara Asia lainnya, juga menunjukkan tingkat penolakan yang tinggi, yakni sebesar 79 persen. Di Eropa, Belanda mencatat 78 persen responden menyatakan pandangan negatif terhadap Israel, diikuti Spanyol 75 persen dan Swedia 76 persen.
Negara-negara lain yang juga menunjukkan penolakan mencakup Yunani dengan 72 persen dan Italia 66 persen. Bahkan di Australia, sebanyak 75 persen responden menyatakan keberatan terhadap tindakan opresif yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Beberapa negara bersikap terbelah terhadap Israel
Meskipun mayoritas menunjukkan sikap negatif, ada beberapa negara yang pendapat masyarakatnya lebih terbagi. Korea Selatan mencatat 60 persen responden menolak Israel, namun 31 persen masih menyatakan dukungan terhadap negara tersebut.
Kanada mencatat angka serupa dengan 60 persen masyarakat menentang dan 33 persen lainnya memberikan dukungan. Inggris menunjukkan pola serupa, yaitu 61 persen kontra dan 30 persen pro terhadap Israel.
Prancis menampilkan data yang mirip, dengan 62 persen menentang dan 28 persen memberikan dukungan. Meskipun mayoritas tetap negatif, angka dukungan di negara-negara ini cenderung lebih besar dibanding negara lain.
Berbeda dari kebanyakan negara lain, Amerika Serikat menunjukkan angka dukungan yang lebih tinggi terhadap Israel. Dalam survei, 44 persen masyarakat AS menyatakan mendukung Israel, sementara 46 persen menunjukkan penolakan.
Brasil juga memiliki porsi dukungan yang relatif besar. Sekitar 32 persen responden mendukung Israel, sementara 52 persen menunjukkan penolakan. Hal ini menggambarkan bahwa opini publik di negara-negara ini masih cukup terbagi.
Menurut laporan Pew Research Center, kecenderungan dukungan di AS dan Brasil dipengaruhi oleh hubungan diplomatik yang kuat dengan Israel serta peran media domestik dalam membentuk persepsi publik.
Data ini sekaligus memperlihatkan bahwa faktor politik luar negeri dan sejarah hubungan bilateral berpengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat terhadap konflik Israel-Palestina.
Selain itu, negara-negara dengan sejarah kolonialisme atau trauma atas kekerasan kemanusiaan cenderung memiliki empati yang lebih besar terhadap perjuangan rakyat Palestina dan lebih kritis terhadap Israel.
Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina serta meningkatnya laporan pelanggaran HAM di wilayah pendudukan membuat publik global semakin vokal dalam menyuarakan penolakan.
Dalam situasi ini, banyak negara mulai mengkaji kembali hubungan politik dan ekonomi mereka dengan Israel, terutama dalam konteks tekanan masyarakat domestik.
Survei ini memberikan gambaran luas bahwa solidaritas terhadap Palestina semakin kuat di berbagai belahan dunia. Gelombang protes global terhadap tindakan militer Israel semakin sering terjadi, terutama di negara-negara dengan tingkat penolakan tinggi.
Pew Research juga menyatakan bahwa opini publik memiliki potensi besar dalam membentuk arah kebijakan luar negeri sebuah negara. Oleh karena itu, temuan ini penting untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh para pembuat kebijakan.
Dukungan internasional terhadap Palestina tampaknya akan terus meningkat, terutama jika Israel tidak melakukan perubahan signifikan dalam pendekatan militernya di wilayah pendudukan.
Meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap isu-isu hak asasi manusia turut mendorong opini publik untuk berpihak pada kelompok yang dianggap tertindas.
dari hasil survei ini menunjukkan bahwa pandangan internasional terhadap Israel cenderung negatif, dengan hanya sedikit negara yang mencatatkan tingkat dukungan signifikan. Hal ini bisa menjadi tekanan moral bagi Israel dalam mengambil langkah politik ke depan.
Penting bagi para pemimpin dunia untuk mendengarkan aspirasi rakyatnya terkait isu Palestina-Israel dan tidak hanya bergantung pada hubungan strategis semata. Ketidaksesuaian antara sikap pemerintah dan opini publik dapat menimbulkan ketegangan domestik.
Solidaritas global yang terus tumbuh menjadi sinyal penting bahwa dunia mendambakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Negara-negara yang selama ini mendukung Israel mungkin perlu meninjau ulang posisinya.
yang dapat diambil dari temuan ini adalah pentingnya memperkuat upaya diplomasi yang adil dan seimbang di kawasan Timur Tengah. Pemerintah di berbagai negara juga diharapkan lebih transparan dalam menyampaikan kebijakan luar negeri mereka kepada publik.
Selain itu, media berperan penting dalam memberikan informasi yang seimbang dan berdasarkan fakta agar masyarakat dapat membentuk opini yang rasional serta berdasarkan pada nilai kemanusiaan.
Masyarakat internasional perlu terus menekan Israel dan pihak-pihak terkait untuk menyudahi kekerasan, membuka dialog, dan menghormati hak asasi manusia semua pihak.
Kampanye global yang berbasis pada kesadaran kemanusiaan harus dilanjutkan agar opini publik dapat memengaruhi kebijakan pemerintah dan membawa perubahan menuju keadilan.
Masa depan Palestina dan stabilitas di kawasan Timur Tengah akan sangat ditentukan oleh arah tekanan publik dunia. Oleh karena itu, penting bagi suara masyarakat global untuk terus didengar dan diperhitungkan dalam setiap perundingan politik.(*)
l.Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
