Istanbul EKOIN.CO – Bentrokan antara aparat kepolisian dan ribuan demonstran terjadi di pusat Istanbul, Turkiye, pada Senin (1/7/2025) malam waktu setempat. Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang telah berlangsung selama 100 hari.
Kerusuhan pecah ketika massa mulai mendesak barisan polisi yang berjaga. Dalam video yang beredar, tampak polisi memakai tameng dan helm berupaya menghalau pendemo yang melemparkan benda dan menggeser barikade pengamanan.
Demonstrasi ini dipimpin oleh para pendukung Imamoglu yang menyuarakan tuntutan pembebasan sang wali kota. Mereka membawa poster bergambar Imamoglu, mengibarkan bendera partai, dan meneriakkan slogan-slogan perlawanan.
Pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Ozgur Ozel, turut hadir dalam aksi tersebut. Ia menyampaikan pidato yang menguatkan massa, menyatakan bahwa Imamoglu hanya digantikan sementara sebagai pelaksana tugas wali kota.
“Ekrem Imamoglu masih wali kota Istanbul. Ini hanya penahanan sementara dan bukan penggulingan,” ucap Ozel di hadapan demonstran.
Aksi Massa di Tengah Kota Disambut Tindakan Aparat
Protes ini berpusat di Taksim Square, lokasi yang kerap menjadi titik demonstrasi besar di Turkiye. Ratusan polisi dikerahkan sejak sore hari untuk mengawal aksi.
Situasi mulai memanas saat massa memaksa menembus blokade. Polisi kemudian menyemprotkan gas air mata dan menggunakan kendaraan taktis untuk membubarkan kerumunan.
Beberapa demonstran terlihat terluka dan mendapatkan perawatan oleh petugas medis yang berjaga di lokasi. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban luka atau yang ditahan.
Media lokal melaporkan bahwa sebagian massa tetap bertahan meskipun gas air mata menyebar ke seluruh kawasan. Mereka menyuarakan penolakan atas kriminalisasi pejabat yang terpilih melalui jalur demokratis.
Konteks Penahanan Imamoglu dan Reaksi Politik
Penangkapan Imamoglu terjadi 100 hari lalu atas tuduhan pelanggaran administrasi saat menjabat. Ia dikenal sebagai tokoh oposisi yang populer dan berhasil memenangkan pemilihan wali kota dengan suara signifikan.
Kasusnya dinilai politis oleh banyak pihak, terutama dari partai oposisi yang menuding pemerintah pusat berusaha melemahkan suara rakyat. Imamoglu merupakan salah satu kandidat kuat dalam bursa pemilu nasional mendatang.
Partai CHP menyatakan akan terus mengawal proses hukum Imamoglu dan mendesak pembebasan tanpa syarat. Ozgur Ozel menegaskan bahwa dukungan terhadap Imamoglu tak akan surut.
“Kami tak akan diam. Rakyat Istanbul tahu siapa wali kotanya,” kata Ozel, seperti dikutip dari Kompas.com.
Hingga kini, pemerintah pusat belum mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi bentrokan tersebut. Namun, beberapa pejabat mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dan menjaga ketertiban umum.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menimbang situasi yang memanas di Istanbul, penting bagi seluruh pihak untuk menahan diri. Ketegangan antara masyarakat dan aparat bisa berujung pada kerugian sosial yang besar jika tidak segera ditangani melalui dialog yang konstruktif.
Pemerintah Turkiye perlu memberikan penjelasan transparan terkait kasus Ekrem Imamoglu agar tidak menimbulkan kesan kriminalisasi tokoh oposisi. Kejelasan hukum akan menghindari spekulasi dan mencegah gejolak politik yang lebih luas.
Di sisi lain, para demonstran juga diimbau untuk menyuarakan aspirasi secara damai. Penyaluran pendapat yang tertib akan memperkuat posisi moral dalam menuntut keadilan bagi Imamoglu.
Situasi ini seharusnya menjadi peringatan penting bahwa demokrasi membutuhkan perlindungan hukum dan penghormatan terhadap suara rakyat. Jika tidak, stabilitas politik dan sosial dapat terganggu.
Peristiwa di Istanbul menunjukkan bahwa ketegangan politik bisa dengan cepat bereskalasi jika tidak ditangani secara bijak dan adil. Semua pihak diharapkan mampu menciptakan solusi yang menjaga martabat demokrasi dan keamanan publik.(*)