Jakarta, – EKOIN – CO – Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan program penjaminan polis asuransi yang ditargetkan mulai uji coba pada 2027 dan resmi berlaku pada 2028.
Menurut Purbaya, tren menabung dan berinvestasi di kalangan anak muda terus meningkat, khususnya di pasar modal. Ia mencatat, lebih dari 50% investor saat ini berusia di bawah 30 tahun. Meski demikian, ia menilai masih dibutuhkan penguatan literasi keuangan agar generasi muda memahami dasar-dasar ekonomi, perusahaan, hingga strategi teknikal dalam investasi.
“Bukan hanya soal nabung, tapi pengetahuannya harus kuat. Mulai dari pengetahuan ekonomi dasar, pemahaman perusahaan, sampai teknologi teknikal. Pelatihan ini masih kurang, dan ke depan LPS akan berupaya masuk sedikit demi sedikit,” jelasnya.
Terkait penjaminan polis, Purbaya mengatakan seluruh peraturan internal LPS sudah siap, termasuk draft yang menunggu pengesahan Peraturan Pemerintah (PP). “Begitu PP keluar, kami sudah siap jalan. Jabatan-jabatan penting di unit asuransi LPS juga akan segera diisi,” ujarnya.
LPS saat ini telah memiliki 54 personel di unit asuransi yang telah mendapat pelatihan di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Malaysia, Italia, dan ke depan Kanada serta Taiwan. Langkah ini dilakukan untuk mempelajari best practice dari negara yang sudah menjalankan program serupa.
Namun, Purbaya mengakui tantangan terbesar ada pada ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang asuransi. “Sedikit sekali lulusan perguruan tinggi yang fokus pada program asuransi. Bahkan tidak ada yang akreditasi A, sehingga kami menyesuaikan aturan rekrutmen agar bisa menjaring tenaga yang tepat,” ungkapnya.
Soal nilai penjaminan polis, ia menyebut masih dalam tahap diskusi. “Ada yang mengusulkan Rp500 juta, ada juga yang sampai Rp1 miliar. Kita akan mengacu pada best practice dunia untuk menentukan angka yang paling tepat,” pungkas Purbaya.



























