Jakarta, EKOIN.CO – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memperkuat ketahanan sibernya demi menjaga stabilitas sistem keuangan dan melindungi keamanan serta kenyamanan nasabah. Langkah ini ditempuh melalui peningkatan keandalan sistem teknologi dan informasi.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa persoalan keamanan digital kini menjadi bagian dari strategi manajemen risiko, bukan sekadar masalah teknis. Hal ini penting dalam menghadapi ancaman siber yang kian kompleks.
“LPS memandang bahwa keamanan siber bukan lagi isu teknis semata, melainkan bagian dari manajemen risiko strategis. Melalui peningkatan kapasitas, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, LPS terus memastikan bahwa seluruh sistem dan informasi yang dimiliki dapat terproteksi dari berbagai potensi serangan yang dapat mengganggu kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
LPS menyoroti bahwa isu keamanan siber telah berkembang menjadi risiko strategis yang dapat berdampak pada operasional, reputasi, hingga stabilitas ekonomi nasional dan global. Oleh karena itu, peningkatan kesiapan digital terus dilakukan.
Ancaman dunia maya yang semakin nyata mendorong LPS untuk meningkatkan kapasitas internal, membangun kesadaran terhadap risiko, dan memperluas kerja sama demi memperkuat sistem pengamanan data nasabah.
IMK Meningkat, Optimisme Konsumen Naik
Sejalan dengan penguatan sistem, LPS juga memantau perilaku menabung masyarakat melalui Indeks Menabung Konsumen (IMK). Pada Juni 2025, indeks ini naik 4,8 poin ke angka 83,8.
Kenaikan juga terlihat pada dua komponen utama: Indeks Waktu Menabung (IWM) mencapai 95,3, dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) meningkat ke 72,4. Peningkatan ini menunjukkan niat dan kemampuan menabung masyarakat yang semakin baik.
Faktor yang mendorong penguatan indeks tersebut antara lain berbagai stimulus ekonomi seperti subsidi, bansos, dan diskon transportasi. Kebijakan ini dinilai mendukung daya beli masyarakat dan mendorong perilaku menabung.
Meski demikian, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) sedikit turun sebesar 0,3 poin menjadi 99,4. Namun secara umum, konsumen tetap menunjukkan sikap optimistis terhadap kondisi ekonomi dan pendapatan masa depan.
“LPS terus berupaya meningkatkan kesadaran terhadap berbagai ancaman yang ada untuk dapat senantiasa menjalankan tugas dan fungsi dengan baik. Tidak kalah penting, hal ini juga demi menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, dan meyakinkan masyarakat bahwa tabungan mereka aman disimpan di bank,” tambahnya.
Data Jadi Alat Mitigasi Risiko
Dengan adanya IMK dan IKK, LPS kini memiliki alat yang dapat memantau perilaku dan persepsi konsumen. Informasi ini penting untuk mendeteksi potensi risiko terhadap stabilitas sistem keuangan nasional dari sisi masyarakat.
Data tersebut juga mendukung penyusunan kebijakan mitigasi risiko yang lebih tepat sasaran. Sebagai lembaga yang menjamin simpanan nasabah, LPS menilai penting untuk memahami secara menyeluruh tren dan kecenderungan ekonomi rumah tangga.
Selain berguna bagi LPS, dua indeks tersebut dapat digunakan oleh regulator lainnya, pelaku industri perbankan, serta masyarakat untuk menganalisis kondisi perekonomian dan sistem keuangan secara lebih akurat.
Dalam era digital dan keterhubungan global yang semakin intensif, keamanan dan kepercayaan menjadi kunci. LPS menggarisbawahi bahwa upaya perlindungan terhadap sistem informasi juga menjadi bagian dari perlindungan terhadap kepercayaan masyarakat.
Langkah-langkah tersebut dipandang penting demi memastikan sistem keuangan tetap kokoh menghadapi tantangan era digital serta menjaga keberlanjutan layanan kepada publik secara optimal.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengambil langkah serius dalam memperkuat keamanan siber sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Hal ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi menjadi strategi jangka panjang dalam menghadapi ancaman digital global.
Peningkatan indeks menabung konsumen menunjukkan bahwa masyarakat mulai menunjukkan keyakinan dan kemampuan untuk menyisihkan dana, seiring dengan berbagai kebijakan stimulus yang dijalankan pemerintah. Ini menjadi indikator positif terhadap ketahanan ekonomi masyarakat.
Kombinasi antara penguatan sistem keamanan dan pemantauan perilaku konsumen menjadi bekal penting bagi LPS dan lembaga keuangan lainnya dalam menjaga kepercayaan publik. Dengan pendekatan yang komprehensif, stabilitas keuangan diharapkan tetap terjaga dalam berbagai situasi.(*)