Jakarta, EKOIN.CO – Dinamika politik menuju Pilpres 2029 semakin mencuri perhatian. Pernyataan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi), yang menginstruksikan seluruh relawannya untuk mendukung duet Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka hingga dua periode, ternyata tidak sepenuhnya sejalan dengan suara loyalis Prabowo.
Ikuti berita politik terbaru di WA Channel EKOIN
Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo (GCP), Kurniawan, menegaskan bahwa loyalitas pihaknya hanya diberikan kepada Prabowo Subianto. Menurutnya, keberadaan Gibran bukanlah harga mati dalam konfigurasi politik ke depan. “Kami mendukung penuh Pak Prabowo. Namun, soal siapa pendamping beliau di Pilpres mendatang, itu tidak menjadi kewajiban bagi kami,” ujarnya.
Pilpres 2029 dan Dinamika Dukungan
Pernyataan tersebut memunculkan sorotan publik karena berseberangan dengan arahan Jokowi. Selama ini, Gibran diposisikan sebagai pasangan strategis untuk memperkuat koalisi, mengingat dukungan kuatnya di kalangan pemilih muda. Namun, loyalis Prabowo tampak ingin memberikan ruang fleksibilitas terkait pasangan politik yang akan ditentukan.
Situasi ini memperlihatkan bahwa jalan menuju Pilpres 2029 tidak sepenuhnya mulus. Riak dalam lingkaran relawan dapat menjadi sinyal adanya negosiasi politik yang lebih cair. Terlebih, posisi calon wakil presiden masih memungkinkan untuk berubah sesuai dinamika elektoral.
Kurniawan menambahkan, pihaknya tidak menolak Gibran secara pribadi, melainkan menekankan bahwa figur pendamping bukan hal mutlak. “Kami menghormati Mas Gibran, tetapi dukungan kami tetap pada Pak Prabowo, siapa pun yang nanti mendampingi beliau,” tegasnya.
Loyalis Prabowo dan Arah Koalisi Pilpres
Ketegasan loyalis Prabowo ini bisa berimplikasi pada arah koalisi besar yang kini tengah dibangun. Dengan basis relawan yang masif, suara GCP dan kelompok serupa dapat memengaruhi persepsi publik terkait soliditas pendukung Prabowo.
Instruksi Jokowi untuk mengawal duet Prabowo–Gibran hingga periode berikutnya awalnya dianggap memperkuat konsolidasi. Namun, realitas politik menunjukkan adanya celah komunikasi antara lingkaran Jokowi dan loyalis Prabowo. Hal ini berpotensi memunculkan spekulasi mengenai apakah Gibran tetap akan mendampingi Prabowo di Pilpres 2029 atau akan terjadi rotasi figur.
Pengamat politik menilai, perbedaan sikap ini mencerminkan adanya tarik-menarik kepentingan. Dukungan relawan yang selama ini menjadi kekuatan utama dapat berubah menjadi variabel penentu dalam pembentukan pasangan calon.
Meski begitu, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Prabowo maupun Gibran terkait respons atas sikap loyalis tersebut. Situasi politik diprediksi akan terus dinamis, mengingat masih ada waktu panjang menuju Pilpres 2029.
Pernyataan loyalis Prabowo yang menegaskan Gibran bukan harga mati menunjukkan adanya dinamika dalam tubuh relawan. Perbedaan dengan instruksi Jokowi menjadi sinyal bahwa dukungan politik tidak sepenuhnya solid.
Agar stabilitas dukungan tetap terjaga, komunikasi intensif antara lingkaran Prabowo, relawan, dan mitra koalisi diperlukan. Konsolidasi sejak dini akan membantu menjaga kekuatan menjelang Pilpres 2029. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v