Jakarta EKOIN.CO – Apa yang Anda konsumsi sehari-hari ternyata dapat berperan penting dalam melindungi kesehatan otak dan menurunkan risiko stroke. Pola makan sehat yang tepat diyakini bisa menjadi langkah pencegahan efektif terhadap penyakit tersebut.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dietisien Vanessa King, seperti dikutip dari situs Eating Well, menyampaikan bahwa pola makan bergaya Mediterania memiliki peran signifikan dalam mengurangi risiko stroke. Pola makan ini meliputi konsumsi minyak zaitun, biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan.
“Pola makan sehat bergaya Mediterania yang kaya akan minyak zaitun, biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan telah terbukti mengurangi risiko stroke hingga 40% bagi individu berisiko tinggi,” kata King.
Bayam dan salmon bantu aliran darah otak
Salah satu makanan utama yang disarankan para ahli adalah bayam. Menurut King, dalam 30 gram bayam matang terkandung folat dan magnesium dalam jumlah tinggi. Keduanya diketahui dapat membantu melancarkan aliran darah ke otak.
Studi menunjukkan bahwa asupan folat yang tinggi dikaitkan dengan penurunan insiden stroke sebesar 17,9 persen. Selain itu, orang yang mengonsumsi lebih banyak magnesium memiliki risiko stroke 40 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang kekurangan asupan tersebut.
Selain sayuran hijau, ikan seperti salmon juga dianjurkan. King menyebutkan bahwa tiga ons salmon matang mampu menyediakan 23 persen kebutuhan harian vitamin B6 dan lebih dari 100 persen kebutuhan harian vitamin B12.
Vitamin B memiliki peran dalam menurunkan kadar homosistein dalam darah, yang merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke. Oleh karena itu, konsumsi rutin salmon dapat membantu melindungi pembuluh darah di otak.
Kacang Arab, tahu-tempe dan kopi bermanfaat bagi otak
Selain bayam dan salmon, King juga merekomendasikan kacang Arab atau chickpea. Dalam satu porsi sekitar 164 gram kacang Arab, dapat memenuhi 10 persen kebutuhan harian vitamin B6.
“Kacang Arab berfungsi sebagai sumber protein kaya serat untuk semur, salad, kari, dan camilan,” imbuh King saat menjelaskan manfaatnya.
Adapun tahu dan tempe, menurut dietisien Amy Brownstein, merupakan sumber protein nabati yang sangat baik bagi kesehatan jantung dan otak. Protein kedelai diketahui memiliki kandungan lemak rendah serta fitoestrogen dan isoflavon yang membantu menurunkan tekanan darah.
“Protein kedelai secara alami rendah lemak, dan senyawa seperti fitoestrogen dan isoflavon secara positif memengaruhi tekanan darah dengan berpotensi merelaksasi pembuluh darah,” ujar Brownstein.
Sementara itu, konsumsi kopi dalam jumlah wajar juga dianggap mampu memberikan perlindungan terhadap stroke. Kopi mengandung polifenol seperti asam klorogenat yang berperan menurunkan tekanan darah.
“Selain kandungan kafeinnya, kopi merupakan sumber polifenol yang signifikan seperti asam klorogenat, yang dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah,” jelas Brownstein.
Namun Brownstein mengingatkan agar konsumsi kopi tidak disertai tambahan gula, karena gula tambahan justru meningkatkan risiko stroke. Oleh sebab itu, minum kopi sebaiknya dilakukan tanpa pemanis.
Makanan-makanan tersebut tidak hanya memiliki cita rasa yang enak, tetapi juga mendukung kesehatan pembuluh darah dan sistem saraf pusat. Dengan menggabungkan makanan tersebut dalam pola makan harian, risiko terkena stroke dapat diminimalkan.
Langkah pencegahan melalui konsumsi makanan terbukti menjadi cara sederhana yang bisa dilakukan siapa saja. Terlebih, bahan makanan seperti tahu, tempe, dan bayam mudah ditemukan dan terjangkau di pasaran.
Konsumsi rutin makanan sehat dapat mendukung gaya hidup bebas stroke tanpa harus mengandalkan obat-obatan. Pola makan alami pun memberikan manfaat jangka panjang untuk daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Gaya hidup sehat tidak hanya soal makanan, namun asupan nutrisi dari sumber alami memberikan perlindungan tambahan bagi organ vital termasuk otak.
Dalam jangka panjang, langkah sederhana ini bisa mengurangi beban biaya pengobatan akibat stroke, yang sering kali sangat mahal dan memerlukan perawatan jangka panjang.
Masyarakat disarankan untuk mulai memperhatikan pilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Mengurangi makanan tinggi garam, gula, dan lemak jenuh juga penting untuk kesehatan otak.
Penting pula untuk mengedukasi masyarakat agar rutin mengonsumsi makanan pencegah stroke sebagai bagian dari budaya hidup sehat.
lima makanan seperti bayam, salmon, kacang Arab, tahu-tempe, dan kopi memberikan perlindungan bagi otak dari risiko stroke. Konsumsi makanan tersebut secara teratur mendukung aliran darah yang sehat dan tekanan darah yang stabil.
Perubahan pola makan sebaiknya dibarengi dengan aktivitas fisik dan tidur cukup agar manfaat makanan sehat lebih optimal.
Keseimbangan dalam memilih makanan juga penting agar tubuh mendapatkan asupan nutrisi lengkap tanpa kelebihan salah satu zat.
Memilih makanan alami sebagai pencegah stroke merupakan langkah tepat untuk menurunkan angka kejadian stroke di masyarakat.
Dukungan keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan agar kebiasaan makan sehat bisa bertahan dalam jangka panjang. (*)