Cibinong , EKOIN – CO – Lapas Kelas IIA Cibinong kembali jadi buah bibir. Setelah sehari sebelumnya mengumumkan pemberian remisi besar-besaran kepada ribuan warga binaan, kini sorotan publik justru tertuju pada dugaan perlakuan istimewa terhadap terpidana kasus korupsi timah, Harvey Moeis.
Data yang dihimpun menyebutkan, sebanyak 1.185 orang menerima Remisi Umum, sementara 1.263 orang memperoleh Remisi Dasawarsa. Dari jumlah itu, 1.167 warga binaan menikmati kedua jenis remisi sekaligus.
Namun, di balik euforia remisi, muncul kabar miring: Harvey Moeis diduga hidup bak raja di balik jeruji. Ruang tahanannya disebut menyerupai hotel bintang lima dengan fasilitas mewah: shower, WC duduk, AC, spring bed empuk, hingga perangkat elektronik lengkap seperti handphone dan laptop.
Seorang warga binaan yang enggan disebutkan namanya blak-blakan kepada redaksi.
“Di sini semua bisa didapat asal ada uang. Contohnya handphone, yang saya pakai buat hubungi abang ini,” ujarnya lewat telepon dari balik penjara.
Sumber itu menambahkan, meski tidak semua warga binaan menikmati fasilitas sekelas Harvey Moeis, barang mewah seperti AC dan handphone sudah bukan rahasia umum di Lapas Cibinong—tentu bagi mereka yang berduit.
Kabar ini jelas menampar pernyataan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Jenderal (Purn) Agus Andrianto yang menegaskan bahwa semua narapidana harus diperlakukan sama, tanpa ada perlakuan khusus yang mencederai prinsip kesetaraan di lembaga pemasyarakatan.
Pertanyaan publik kini mengarah pada Kepala Lapas Kelas IIA Cibinong, Wisnu Hani Putranto. Apakah ia lengah, atau justru membiarkan praktik “kelas sosial” di balik tembok penjara?
Desakan agar Dirjen PAS segera turun tangan melakukan sidak dan evaluasi menyeluruh pun semakin keras. Publik menuntut jawaban: apakah benar keadilan di Lapas Cibinong bisa dibeli dengan uang?
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dirjen PAS belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan fasilitas mewah Harvey Moeis di Lapas Cibinong.



























