PATI, EKOIN.CO – Bupati Pati, Sudewo, tengah menjadi sorotan publik bukan hanya karena kebijakan pemerintahannya, tetapi juga karena laporan harta kekayaannya yang mencerminkan gaya hidup mewah. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang disampaikan pada 11 April 2025, total kekayaan Sudewo mencapai Rp31,5 miliar.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Salah satu aspek yang menarik perhatian publik adalah koleksi mobilnya. Dalam laporan tersebut, Sudewo tercatat memiliki tiga mobil mewah dengan nilai total mencapai Rp6,33 miliar. Koleksi ini terdiri dari model SUV dan MPV papan atas yang populer di kalangan pejabat dan pengusaha.
Koleksi Mobil Mewah Bupati Pati
Mobil pertama yang mengisi garasi Sudewo adalah Toyota Land Cruiser 2019 senilai Rp1,9 miliar. SUV legendaris ini dikenal tangguh di medan berat sekaligus memberikan kenyamanan layaknya mobil premium. Land Cruiser tetap memiliki nilai jual tinggi meskipun telah berusia enam tahun, berkat reputasinya yang handal dan berkelas.
Land Cruiser sering dipilih oleh pejabat daerah karena mampu menjelajah wilayah terpencil tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang. Desain gagah dan interior yang luas membuatnya menjadi simbol status sekaligus alat kerja yang efektif.
Selain itu, Sudewo juga memiliki Toyota Alphard 2024 seharga Rp1,7 miliar. MPV ini dikenal sebagai kendaraan favorit pejabat untuk perjalanan dinas maupun pribadi. Interior lapang dengan fitur hiburan lengkap, kursi pijat, hingga sistem peredam suara kelas atas menjadikan Alphard identik dengan kenyamanan mewah.
Mobil Mewah yang Jadi Sorotan Publik
Koleksi ketiga adalah Toyota Vellfire 2023 yang dibanderol Rp2,73 miliar. Vellfire sering dianggap sebagai saudara kembar Alphard, namun dengan desain yang lebih modern dan fitur yang sedikit berbeda. Kehadirannya melengkapi citra garasi Sudewo sebagai deretan mobil mewah kelas premium.
Total nilai ketiga mobil tersebut setara dengan puluhan unit mobil keluarga di pasaran. Fakta ini memicu perbincangan di masyarakat, terutama di media sosial, mengenai gaya hidup para pejabat.
Bagi sebagian masyarakat, kepemilikan mobil mewah oleh pejabat bukanlah hal baru, namun jumlah dan nilainya seringkali menjadi bahan diskusi. Transparansi dalam pelaporan kekayaan seperti yang dilakukan Sudewo dinilai penting agar publik mengetahui sumber dan besaran aset pejabat negara.
Dalam konteks hukum, kepemilikan aset mewah tidak serta-merta menandakan pelanggaran, selama dapat dibuktikan berasal dari sumber pendapatan yang sah. LHKPN menjadi instrumen penting untuk memantau hal tersebut.
Sudewo sendiri belum memberikan komentar resmi terkait sorotan publik atas koleksi mobilnya. Namun, publik menantikan penjelasan lebih lanjut, terutama mengenai penggunaan kendaraan tersebut untuk kepentingan dinas atau pribadi.
Keberadaan mobil mewah di garasi pejabat kerap memunculkan pertanyaan tentang prioritas penggunaan anggaran dan gaya hidup pemimpin daerah. Di satu sisi, kendaraan premium memang mendukung mobilitas dan citra resmi, namun di sisi lain, dapat menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat.
Dengan semakin terbukanya informasi publik melalui laporan LHKPN, masyarakat kini memiliki akses lebih luas untuk mengawasi kekayaan pejabat. Hal ini diharapkan mendorong budaya transparansi dan akuntabilitas yang lebih kuat di pemerintahan daerah maupun pusat.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























