Riyadh EKOIN.CO – Klaim bahwa Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal bangun dari koma setelah 20 tahun beredar luas di media sosial, namun informasi tersebut terbukti tidak benar. Unggahan yang viral di platform X dan Instagram ternyata menampilkan sosok berbeda yang bukan sang pangeran.
Narasi dalam unggahan menyebut bahwa Pangeran Al-Waleed, yang dijuluki The Sleeping Prince, telah terbangun dari kondisi koma yang dialaminya sejak tahun 2005. Kabar ini langsung menarik perhatian netizen dan memunculkan beragam spekulasi.
Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, pria dalam video tersebut adalah Yazeed Al-Rajhi, seorang pembalap reli asal Arab Saudi. Arab News melaporkan bahwa Al-Rajhi mengalami kecelakaan saat mengikuti ajang Baja Jordan 2025 pada 11–13 April lalu, bukan pangeran yang dimaksud.
Tidak Ada Pernyataan Resmi Bangkit dari Koma
Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal telah koma selama dua dekade setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2005. Hingga kini, tidak ada keterangan resmi dari pihak kerajaan atau keluarga yang menyebutkan bahwa ia telah siuman.
Putri Reema binti Talal, bibi dari Pangeran Al-Waleed, pada 18 April 2025 mengunggah foto-foto keponakannya di akun X sebagai bentuk peringatan 20 tahun kondisi koma yang dialami sang pangeran. Dalam unggahan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa usia Al-Waleed telah genap 36 tahun.
“Saya hanya bisa memanjatkan doa dan menyimpan harapan,” tulis Putri Reema dalam unggahan tersebut yang menyentuh banyak hati warga Arab Saudi. Tak hanya keluarga, publik juga terus menunjukkan simpati atas kondisi Pangeran Al-Waleed.
Disebutkan bahwa pada tahun 2019 lalu, Pangeran Al-Waleed sempat menunjukkan sedikit respons motorik seperti gerakan jari dan kepala, namun tidak ada perkembangan signifikan sejak saat itu.
Dukungan Keluarga Terus Mengalir
Meski tidak ada perubahan signifikan dalam kondisi medis sang pangeran, dukungan moral dan spiritual dari keluarga tetap mengalir. Hal ini terlihat dari pernyataan dan unggahan keluarga kerajaan yang rutin memperingati hari ulang tahunnya serta mengenang insiden kecelakaan yang terjadi dua dekade silam.
Pangeran Al-Waleed adalah putra dari Pangeran Khaled bin Talal dan Putri Reema binti Talal. Ia selama ini bergantung pada alat bantu medis, seperti ventilator dan selang makanan untuk bertahan hidup.
Kondisinya yang tidak berubah membuat masyarakat menjulukinya sebagai Pangeran Tidur. Julukan ini tetap melekat selama dua dekade terakhir dan menjadi simbol ketabahan keluarga dalam menghadapi musibah.
Informasi yang menyebutkan bahwa ia telah sadar dan pulih nyatanya hanyalah kesalahpahaman yang bersumber dari unggahan yang tidak terverifikasi. Pihak berwenang belum memberikan klarifikasi baru selain laporan-laporan yang telah dikonfirmasi sebelumnya.
Kebingungan publik diperparah dengan video yang memperlihatkan seseorang di ranjang rumah sakit, yang dikira sebagai Pangeran Al-Waleed. Padahal, sosok itu adalah Al-Rajhi yang sedang menjalani perawatan pasca kecelakaan reli.
Kasus hoaks ini kembali menegaskan pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan informasi di media sosial. Apalagi bila menyangkut tokoh penting dan kondisi kesehatan yang sensitif.
Masyarakat diimbau untuk hanya merujuk pada sumber resmi atau media kredibel dalam mengakses informasi seputar keluarga kerajaan Arab Saudi.
Kabar palsu yang beredar cepat juga berdampak pada munculnya harapan palsu di kalangan masyarakat yang selama ini mengikuti perkembangan Pangeran Al-Waleed.
dari peristiwa ini, tidak ada konfirmasi bahwa Pangeran Al-Waleed telah sadar. Ia masih dalam kondisi koma sejak insiden pada tahun 2005.
Pihak keluarga, terutama Putri Reema, tetap menunjukkan kasih sayang dan perhatian penuh terhadap keponakannya. Unggahan yang dibuat pun lebih bersifat penghormatan dan pengingat, bukan pengumuman medis.
Sampai saat ini, belum ada perkembangan baru yang diumumkan oleh keluarga terkait kondisi Pangeran Al-Waleed. Semua informasi yang beredar di luar pernyataan resmi harus dikaji kembali sebelum disebarluaskan.
Situasi ini menjadi pelajaran bahwa berita sensasional harus diuji faktanya, terlebih jika menyangkut tokoh kerajaan. Media sosial bukanlah tolok ukur kebenaran tanpa dukungan data yang akurat.
bagi publik agar selalu cermat dalam menyikapi kabar-kabar viral. Gunakan sumber terpercaya, seperti media resmi dan rilis keluarga kerajaan, untuk mendapatkan kepastian informasi.
Selain itu, perlu ada edukasi digital secara berkelanjutan agar masyarakat tidak mudah terjebak pada informasi palsu. Platform media sosial harus memperkuat sistem pelaporan konten hoaks demi mencegah penyebaran lebih luas.
Penting juga bagi masyarakat untuk tidak langsung menyebarkan video atau foto tanpa mengetahui konteks sebenarnya. Klarifikasi harus menjadi langkah awal sebelum membagikan ulang.
Terakhir, empati terhadap keluarga Pangeran Al-Waleed perlu ditunjukkan dengan cara yang benar, bukan melalui penyebaran kabar tidak sahih. Dukungan spiritual dan doa adalah bentuk simpati paling tulus atas kondisi yang masih berlangsung.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























