Jakarta, EKOIN.CO – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali menggelar kompetisi robotika bertaraf internasional bertajuk 6th KIBO Robot Programming Challenge (KIBO RPC): Indonesia Preliminary Round, pada Kamis (3/7), secara daring dan luring di Jakarta.
Ajang ini bukan sekadar lomba pemrograman robot, tetapi juga menjadi ruang edukatif bagi generasi muda Indonesia untuk mengenal lebih dalam tentang riset dan teknologi antariksa.
Dalam sambutannya, Rizal Suryana, Peneliti Ahli Muda Bidang Ionosfer dari Pusat Riset Antariksa BRIN, mengatakan bahwa kompetisi ini merupakan langkah awal generasi muda dalam memahami ekosistem riset antariksa di tanah air.
“Partisipasi dalam KIBO RPC menjadi gerbang awal masuk untuk para generasi muda mengenal lebih jauh ekosistem riset antariksa di Indonesia,” ujar Rizal dalam sesi pembukaan kompetisi.
Ia menambahkan bahwa peserta tidak hanya belajar pemrograman robot untuk modul Jepang di International Space Station (ISS), tetapi juga diperkenalkan pada tantangan dan peluang riset luar angkasa di Indonesia.
Ajang Internasional Berbasis STEM
KIBO RPC merupakan kegiatan tahunan bertaraf internasional yang mempertemukan pelajar dari berbagai negara untuk berkompetisi dalam pemrograman robot di luar angkasa.
Kompetisi ini didukung oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), dan BRIN berperan sebagai koordinator nasional Indonesia.
Melalui penyelenggaraan ini, BRIN berharap dapat meningkatkan minat siswa terhadap sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), serta mendorong kolaborasi antarpelajar di bidang antariksa.
“Ajang ini tidak hanya menumbuhkan semangat kompetitif, tetapi juga menanamkan rasa ingin tahu yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Rizal lebih lanjut.
Ia menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam pengembangan teknologi nasional, khususnya sektor keantariksaan yang kian berkembang.
Kolaborasi dan Inovasi dalam Riset Antariksa
Kompetisi ini dirancang untuk menumbuhkan semangat kolaborasi dan daya cipta dalam menghadapi tantangan nyata dunia sains dan teknologi antariksa.
Dengan format simulasi berbasis ISS, peserta ditantang merancang algoritma pemrograman untuk robot yang akan dijalankan secara virtual.
Selain aspek teknis, para peserta juga mengikuti pembinaan tentang teknologi luar angkasa, termasuk misi luar angkasa yang sedang dikembangkan oleh BRIN.
Rizal menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor keantariksaan, dan keterlibatan generasi muda menjadi kunci masa depan riset luar angkasa nasional.
“Kita memiliki banyak peluang di bidang antariksa. Generasi muda bisa menjadi bagian dari peluang ini,” pungkas Rizal.
Kompetisi KIBO Robot Programming Challenge menjadi bukti nyata bahwa BRIN terus mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam riset antariksa. Kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada aspek teknis, tetapi juga mendorong transformasi pola pikir ilmiah dan rasa ingin tahu yang kuat terhadap luar angkasa.
Melalui penyelenggaraan kompetisi ini, BRIN berupaya menciptakan ekosistem riset yang kolaboratif dan inovatif. Dengan memperkenalkan dunia keantariksaan sejak dini, generasi muda diharapkan menjadi pelaku aktif dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.
Diharapkan, ajang ini tidak hanya mencetak pemenang lomba, tetapi juga memunculkan calon ilmuwan masa depan yang akan membawa Indonesia lebih maju dalam bidang riset dan teknologi antariksa.(*)