Tuban,EKOIN.CO- Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di Tuban tercatat telah menghasilkan keuntungan mencapai 50 persen. Capaian itu disampaikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Ferry Juliantono saat melakukan peninjauan ke Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Jawa Timur. Keuntungan ini dinilai sangat signifikan, mengingat koperasi tersebut belum menerima pencairan plafon pinjaman dari pemerintah.
Berlangganan WA Channel EKOIN di sini.
Menurut Ferry, pencapaian tersebut menjadi bukti bahwa koperasi di desa memiliki potensi besar untuk tumbuh secara mandiri tanpa harus menunggu bantuan dana dari pihak luar. “Hal ini menunjukkan tingginya semangat masyarakat desa untuk berproduktivitas,” ujarnya.
Keuntungan koperasi semakin meningkat
Ferry menjelaskan bahwa Kopdes Merah Putih dirancang sebagai wadah pemberdayaan ekonomi desa. Program ini menyatukan partisipasi warga dalam satu ekosistem bisnis yang saling mendukung, mulai dari usaha perdagangan, pertanian, hingga layanan keuangan mikro.
Keuntungan sebesar 50 persen itu, menurut catatan pengawas, diperoleh dari aktivitas simpan pinjam dan usaha kecil yang dijalankan anggota. Tingkat partisipasi yang tinggi membuat roda usaha berjalan dinamis, bahkan tanpa dana talangan dari pemerintah pusat.
Menteri menambahkan, pemerintah akan terus memantau perkembangan program Kopdes Merah Putih, terutama dalam hal pencairan pinjaman agar koperasi bisa memperluas kegiatan usaha dan meningkatkan daya saing.
Selain itu, koperasi desa ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain. Dengan tata kelola yang baik, masyarakat bisa melihat bahwa keuntungan koperasi tidak hanya dinikmati pengurus, tetapi juga anggota yang menjadi bagian dari kegiatan ekonomi bersama.
Kopdes sebagai model pemberdayaan desa
Dalam kesempatan itu, Ferry menekankan bahwa koperasi bukan hanya alat ekonomi, tetapi juga sarana membangun solidaritas sosial di pedesaan. Kopdes Merah Putih, kata dia, telah menunjukkan model pemberdayaan yang mampu mendorong masyarakat keluar dari ketergantungan pada pinjaman berbunga tinggi.
Ia menilai keberhasilan Kopdes Merah Putih menjadi bukti nyata dari kerja keras warga desa dalam mengelola sumber daya lokal. “Semangat gotong royong ini perlu dijaga agar keuntungan koperasi terus berkembang,” ujar Ferry.
Sejumlah warga menyebut bahwa keberadaan koperasi telah membantu mereka memperoleh akses modal yang lebih murah. Petani misalnya, tidak lagi bergantung pada rentenir, sementara pedagang kecil bisa mengembangkan usaha dengan tambahan modal usaha.
Pemerintah berharap tren positif ini bisa mempercepat pencairan plafon pinjaman. Dengan dukungan tambahan, koperasi bisa memperluas jangkauan program, termasuk pembiayaan usaha produktif, pelatihan keterampilan, hingga fasilitasi pemasaran.
Kopdes Merah Putih juga diharapkan bisa menjaga keberlanjutan sistem usaha. Transparansi laporan keuangan dan keterlibatan aktif anggota dinilai menjadi faktor utama yang membuat koperasi ini terus dipercaya oleh masyarakat.
Ke depan, Kementerian Koperasi berkomitmen memperluas skema ini ke berbagai desa di Indonesia. Hal ini dilakukan agar keuntungan yang diperoleh tidak hanya berhenti di satu lokasi, tetapi bisa dirasakan lebih luas di tingkat nasional.
Partisipasi aktif masyarakat menjadi modal sosial penting yang memperkuat kemandirian desa. Jika koperasi terus tumbuh sehat, maka desa bisa menjadi basis ekonomi yang kuat, mengurangi ketimpangan, serta mendorong pemerataan kesejahteraan.
Dalam jangka panjang, keberhasilan Kopdes Merah Putih diprediksi akan melahirkan kepercayaan investor lokal maupun pemerintah untuk terus menyalurkan dukungan finansial.
Kementerian menegaskan bahwa koperasi akan mendapat prioritas dalam program pembangunan ekonomi desa. Keuntungan yang dicapai saat ini dipandang sebagai fondasi kuat untuk memperbesar peran koperasi dalam pembangunan nasional.
Melihat semangat warga Pucangan dan Montong, pemerintah optimistis model ini bisa direplikasi di desa-desa lain. Sistem yang transparan, partisipatif, dan berbasis solidaritas menjadi kunci keberlanjutan keuntungan koperasi di masa depan.
Pada akhirnya, Kopdes Merah Putih di Tuban telah memberi pesan bahwa masyarakat mampu membangun kemandirian ekonomi dengan kekuatan sendiri. Keuntungan yang dicapai tidak hanya angka, melainkan simbol keberhasilan kolektif.
Koperasi desa terbukti menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Keuntungan 50 persen yang diperoleh menunjukkan keberhasilan manajemen berbasis partisipasi.
Model Kopdes Merah Putih bisa menjadi inspirasi untuk desa lain. Dengan tata kelola baik, koperasi mampu menciptakan manfaat berkelanjutan bagi seluruh anggota.
Semangat gotong royong menjadi kunci kesuksesan. Dukungan pemerintah tetap penting, namun kekuatan utama ada pada keterlibatan masyarakat.
Jika diperluas ke desa lain, koperasi bisa menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi nasional yang inklusif.
Kisah ini menunjukkan bahwa desa memiliki potensi besar untuk tumbuh. Keuntungan koperasi menjadi bukti nyata kemandirian masyarakat dalam membangun masa depan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v