TEHERAN EKOIN.CO – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan Amerika Serikat (AS) terkait program nuklir. Dalam pernyataannya pada Senin (25/8/2025), Khamenei menolak kemungkinan rekonsiliasi dengan Washington dan memastikan bahwa Iran tetap melanjutkan program nuklir damai yang selama ini menjadi pusat ketegangan global.
👉 Gabung WA Channel EKOIN
Khamenei menyatakan, desakan internasional maupun tekanan langsung dari AS tidak akan memengaruhi sikap Iran. Ia bahkan mengecam kelompok-kelompok politik di dalam negeri yang mendorong negosiasi langsung dengan Washington. Baginya, sikap kompromi hanya akan melemahkan posisi strategis Iran di kawasan.
Menurut Khamenei, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mendesak Iran menyerah tanpa syarat adalah bentuk penghinaan terhadap bangsa Persia. “Rakyat Iran sangat tersinggung dengan pernyataan itu, dan mereka bertekad melawan dengan sekuat tenaga,” ujarnya dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah, dikutip Anadolu.
Penolakan Iran terhadap Tekanan Amerika
Ayatollah Khamenei menegaskan bahwa tidak ada satu pun kekuatan asing yang mampu memaksa Iran menyerah. Ia memastikan program nuklir yang dikembangkan negaranya murni untuk tujuan damai dan akan terus berjalan tanpa kompromi.
Pernyataan tersebut sekaligus menjadi jawaban atas berbagai tekanan politik dan militer yang belakangan meningkat. Iran, menurutnya, telah terbiasa menghadapi sanksi ekonomi, embargo, hingga ancaman serangan militer dari Washington maupun sekutunya.
Khamenei menambahkan bahwa sikap keras AS hanya memperkuat persatuan rakyat Iran. Serangan gabungan militer Israel dan AS pada Juni lalu justru membuat masyarakat semakin kompak dalam mendukung pemerintah mempertahankan hak kedaulatan atas program nuklir.
Dalam pandangannya, program nuklir Iran bukan sekadar isu politik, melainkan simbol kemandirian bangsa. Oleh sebab itu, ia menolak keras gagasan menghentikan proyek strategis tersebut demi memperoleh keringanan sanksi atau rekonsiliasi dengan AS.
Program Nuklir sebagai Simbol Kedaulatan
Program nuklir Iran selama ini menuai kritik tajam dari Barat, terutama AS dan Israel, yang menuduh Teheran berupaya mengembangkan senjata pemusnah massal. Namun, Iran berkali-kali menegaskan bahwa proyek itu ditujukan untuk kebutuhan energi, riset medis, dan kepentingan damai lainnya.
Khamenei menyebut tuduhan AS tidak berdasar. Ia menekankan bahwa Iran berkomitmen pada prinsip-prinsip hukum internasional dan perjanjian nuklir yang pernah diteken, meskipun kesepakatan itu berulang kali dilanggar pihak Barat.
Tekanan yang terus datang, lanjutnya, hanya memperlihatkan sikap standar ganda Washington. “Mereka meminta kami menyerah, tetapi merekalah yang melanggar perjanjian internasional lebih dulu,” katanya menegaskan.
Pernyataan Khamenei juga memperlihatkan arah kebijakan luar negeri Iran ke depan. Tanpa kompromi dengan AS, Teheran kemungkinan besar akan memperkuat hubungan strategis dengan Rusia, Tiongkok, dan negara-negara lain yang menolak dominasi Barat.
Sejumlah analis menilai, sikap tegas Khamenei menandai babak baru konfrontasi antara Iran dan AS. Perselisihan seputar nuklir ini diperkirakan akan terus menjadi salah satu sumber utama ketegangan di Timur Tengah.
Sikap Iran yang menolak tekanan AS menunjukkan komitmen kuat terhadap kedaulatan nasional. Program nuklir dianggap sebagai bagian dari identitas dan hak bangsa yang tidak bisa diganggu gugat.
Pernyataan Khamenei juga menegaskan bahwa jalan rekonsiliasi dengan Washington sangat kecil, terutama jika syaratnya adalah penghentian program nuklir.
Persatuan rakyat Iran pasca serangan militer menjadi modal besar dalam menghadapi tekanan eksternal. Ketegangan geopolitik ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam jangka panjang.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah Iran akan tetap mempertahankan proyek nuklirnya. Situasi ini bisa memicu eskalasi baru di kawasan jika AS dan sekutunya terus melakukan provokasi.
Masyarakat internasional diharapkan mendorong jalur diplomasi agar konflik tidak semakin membesar. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























