Teheran, 11 Agustus 2025 — EKOIN.CO – Iran merilis secara terbuka daftar targeting pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan sejumlah tokoh militer senior. Ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan Tehran–Tel Aviv.
Pada gambar berjudul “Daftar sasaran: target berikutnya”, media Iran menampilkan potret Netanyahu, Katz, Kepala Angkatan Udara Mayor Jenderal Tomer Bar, serta beberapa panglima militer lainnya sebagai bagian dari publikasi targeting yang memicu kehebohan politik.
Melalui cuitan di X pada Senin (11/8/2025), Katz menanggapi tajam, menyentil Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, agar “keluar dari bunker, melihat ke langit, dan mendengarkan suara dengungan”—pernyataan yang menggambarkan ketegangan verbal yang semakin intens.
Katz juga menyebut, “peserta ‘Pernikahan Merah’ telah menanti Khamenei,” menggarisbawahi nuansa ancaman personal dan dramatis dalam retorika targeting yang dipilih oleh Israel untuk membalas publikasi Iran.
Baca Juga : …
Targeting dan Eskalasi Militer
Sejak operasi udara Israel Rising Lion pada 13 Juni 2025, yang menghantam fasilitas nuklir dan komando militer Iran—including Natanz, Fordow, Isfahan, serta para ilmuwan—ketegangan meningkat drastis
Iran membalas dengan peluncuran lebih dari 150 rudal balistik dan ratusan drone ke wilayah Israel, termasuk serangan terhadap pusat kota dan fasilitas penting, salah satunya Nevatim Airbase dan area sekitar Tel Aviv
Israel kemudian mengancam akan kembali menyerang Iran jika diancam lagi, dengan peringatan Katz: “jangkauan panjang Israel akan menjangkau Tehran, Tabriz, Isfahan… tidak ada tempat bersembunyi”
Baca Juga : …
Targeting dan Dinamika Politik Israel
Dalam konferensi militer dan pertemuan keamanan, Israel menyusun strategi agresif termasuk daftar sekitar 250 target strategis di Iran—mulai dari fasilitas nuklir hingga tokoh militer kunci—sebagai persiapan sebelum serangan dilakukan pada 9 Juni
Daftar itu kemudian aktif dijadikan alat tekanan psikologis, dengan publikasi terbatas yang menegaskan bahwa targeting bukan sekadar simbolis, melainkan bagian dari taktik geopolitik yang nyata.
Baca Juga : …
Pertahanan dan Respons Internal Iran
Sebagai respons, Iran menyembunyikan para ilmuwan nuklir yang masih selamat di lokasi aman di dalam negeri, di tepi utara Tehran dan pantai utara, menyusul kematian setidaknya 14 tokoh penting program nuklir dalam serangan Israel
Para tokoh ini termasuk mantan kepala Badan Energi Atom dan pejabat akademik tinggi, menunjukkan bahwa targeting Israel telah menyasar inti keahlian nuklir Iran.
Baca Juga : …
Tekanan Amerika Serikat dan Respon Global
Situasi diperkeruh oleh intervensi diplomatik AS: sebuah rencana untuk menarget Ayatollah Khamenei dilaporkan dibatalkan oleh Gedung Putih Meskipun demikian, target operasional Israel tetap fokus pada melemahkan program nuklir dan komando militer, bukan menggulingkan rezim secara langsung.
Para pengamat menyebut bahwa meski target tokoh senior Iran signifikan, ketahanan sistem politik Iran tetap kuat karena institusionalisasi kekuasaan, bukan hanya personalitas tertentu
Baca Juga : …
Ketegangan Memasuki Teritori Diplomatik dan Mental
Retorika targeting yang berkembang bukan hanya soal logistik militer, tapi juga perang persepsi. Permintaan Katz agar Khamenei “mendengarkan dengungan” mencerminkan tekanan psikologis secara terbuka kepada pemimpin tertinggi Iran
Sementara itu, ancaman Israel untuk terus menyerang target-infrastruktur dan situs nuklir Iran—bahkan evakuasi warga Iran sebelum serangan—memicu kekhawatiran eskalasi konfliknya bisa masuk fase baru yang lebih destruktif
Baca Juga : …
Mengintip Potensi Jangka Panjang
Jika Iran kembali menyerang, Israel telah menyampaikan peringatan keras: “kami akan kembali dengan kekuatan lebih besar” Ini mengindikasikan kemungkinan targeting jangka panjang yang tak hanya terbatas pada serangan balasan, tapi juga operasi berkelanjutan.
Secara luas, ini bisa mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah dan memicu reaksi dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutu regional Israel.
Kesimpulan dan Implikasi Strategis
Iran dan Israel tampaknya terperangkap dalam siklus targeting berbalas, di mana publikasi daftar target bukan sekadar pertukaran kata, melainkan deklarasi sengit terhadap niat militer. Perang informasi ini memperkuat suasana kegentingan yang dapat memicu tindakan lebih lanjut—baik secara fisik maupun diplomatik.
Retorika provokatif seperti dari Katz memperjelas bahwa Israel kini memainkan strategi “preemptive targeting” demi menghadapi apa yang dianggap sebagai ancaman eksistensial.
Akhirnya, dunia menyaksikan bagaimana konflik ini terus berkembang, tidak hanya di medan tempur, tapi juga di ranah simbolis dan psikologis—semua berpusat pada kata targeting, yang kini menjadi pusat dari konflik dua negara bersenjata ini.
Baca Juga : …