Be’er sheba, EKOIN.CO – Sebuah serangan rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Iran menghantam kawasan pemukiman di kota Be’er Sheba, Israel bagian selatan, pada Selasa pagi, 24 Juni 2025. Insiden tragis ini mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka, berdasarkan laporan resmi dari layanan darurat Magen David Adom.
Serangan Mendahului Gencatan Senjata
Serangan terjadi hanya sesaat sebelum waktu yang ditetapkan sebagai awal gencatan senjata antara kedua negara. Sekitar pukul 05.40 waktu setempat, sejumlah rudal diarahkan ke kawasan padat penduduk, meski sistem pertahanan udara sempat mencegat beberapa di antaranya. Salah satu rudal menghantam langsung sebuah gedung apartemen bertingkat.
Korban Jiwa dan Kerusakan Bangunan
Bangunan yang menjadi sasaran diketahui merupakan apartemen tempat tinggal warga sipil. Dampak ledakan mengakibatkan bagian dari lantai enam bangunan tersebut runtuh, menewaskan lima orang di lokasi kejadian. Layanan penyelamatan mengonfirmasi korban termasuk pasangan usia sekitar 40 tahun dan seorang pria muda berusia dua puluhan.
Ruang Aman Tak Cukup Melindungi
Hasil pemeriksaan dari Komando Garis Depan Israel menyatakan bahwa dua ruang aman di dalam bangunan tersebut terkena dampak langsung. Salah satunya hancur sepenuhnya setelah terkena hantaman rudal. Para penghuni ruang itu tidak berhasil diselamatkan.
Alarm Peringatan Datang Terlambat
Peringatan bahaya yang seharusnya memberi waktu warga untuk menyelamatkan diri baru terdengar bersamaan dengan waktu ledakan. Warga setempat menyatakan mendengar dentuman besar lebih dulu daripada sirene tanda bahaya. Hal ini menimbulkan sorotan terhadap keandalan sistem deteksi dini.
Enam Gelombang Serangan Rudal
Menurut keterangan militer Israel, Iran melepaskan rudal dalam enam gelombang. Setiap gelombang terdiri dari satu hingga tiga rudal dan berlangsung dari pukul 05.00 hingga lebih dari pukul 07.00. Sebagian rudal berhasil dijatuhkan di udara, tetapi beberapa masih berhasil mengenai target.
Upaya Gencatan Senjata oleh AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada malam sebelumnya mengumumkan keberhasilan diplomatik berupa gencatan senjata antara kedua negara. Waktu pelaksanaan gencatan itu direncanakan mulai pukul 07.30 waktu Teheran. Namun, Iran melanjutkan serangan hingga menit-menit terakhir sebelum waktu tersebut.
Reaksi Israel dan Ketidakpastian Gencatan
Pemerintah Israel menyatakan belum memberi konfirmasi penuh atas kesepakatan gencatan senjata tersebut. Meski demikian, pejabat militer menyampaikan bahwa tujuan operasional mereka telah dicapai, meski mereka masih bersiaga menghadapi kemungkinan serangan lanjutan.
Penutupan Sementara Bandara dan Ruang Udara
Imbas dari situasi ini menyebabkan penerbangan dari dan ke Israel ditangguhkan sementara. Selain itu, sejumlah maskapai juga mengalihkan jalur mereka untuk menghindari wilayah udara yang sedang bergejolak.
Harga Minyak Anjlok Usai Pengumuman
Pasar global turut merespons perkembangan ini. Setelah pengumuman gencatan senjata oleh pihak Amerika, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan hampir 3 persen. Penurunan ini diyakini karena risiko tertutupnya Selat Hormuz telah mereda.
Peran Qatar Sebagai Mediator
Dalam proses diplomatik, Qatar disebut berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara Teheran dan Washington. Negara kecil di Teluk itu turut serta mengawal proses negosiasi hingga mendekati kesepakatan gencatan senjata.
Iran Belum Beri Tanda Final
Meski pernyataan dari Washington sudah mengumumkan gencatan senjata, Iran belum menyampaikan pernyataan resmi tentang berhentinya operasi militer mereka. Pemerintah Iran menegaskan bahwa segala keputusan tergantung pada langkah Israel.
Kota Be’er Sheba dalam Status Waspada
Pasca ledakan, kota Be’er Sheba memberlakukan siaga darurat. Area terdampak ditutup sementara, dan tim penyelamat mendirikan pos bantuan darurat untuk menampung korban selamat dan warga yang kehilangan tempat tinggal.
Penanganan Korban dan Evakuasi
Tenaga medis dan relawan mulai melakukan proses evakuasi serta pendataan korban yang terluka maupun kehilangan anggota keluarga. Sejumlah korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan intensif.
Konflik Berlangsung Selama 12 Hari
Konflik antara Iran dan Israel kali ini telah berlangsung selama hampir dua pekan. Pertukaran serangan dimulai sejak serangan terhadap fasilitas nuklir Iran yang diduga melibatkan unsur dari koalisi Barat, termasuk Amerika Serikat.
AS Turut Terlibat Dalam Operasi Militer
Dalam laporan yang dikutip dari Associated Press dan The Guardian, disebutkan bahwa AS terlibat dalam operasi udara terhadap Iran sebelum pengumuman gencatan senjata. Ini menjadi salah satu pemicu balasan rudal dari Teheran.
Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya berdampak pada gedung apartemen yang terkena langsung, tetapi juga pada bangunan di sekitarnya. Banyak warga kehilangan tempat tinggal, dan saat ini tinggal di tempat penampungan sementara.
Warga yang selamat dilaporkan mengalami trauma akibat suara ledakan dan dampak visual dari kehancuran bangunan. Tim bantuan psikologis dikerahkan untuk membantu penanganan trauma pascakejadian.
Serangan terjadi pada waktu sebagian besar warga masih dalam kondisi tidur. Hal ini memperkecil kemungkinan penyelamatan diri dan memperbesar risiko korban jiwa, terutama di lingkungan padat penduduk.
Meski sebagian rudal berhasil dicegat sistem Iron Dome milik Israel, jumlah peluncuran yang masif dalam waktu singkat memaksa sistem tersebut bekerja di luar kapasitas normalnya.
Rumah sakit di wilayah selatan Israel dilaporkan dalam kondisi penuh pascainsiden. Tim medis bekerja sepanjang hari untuk menangani korban luka dan kondisi darurat lainnya.
Pemerintah Israel menyatakan akan menyalurkan bantuan kompensasi untuk korban terdampak. Selain itu, bantuan logistik dan medis juga dikirimkan ke lokasi kejadian sejak beberapa jam setelah serangan.
Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kecepatan sistem peringatan dini agar warga punya waktu cukup untuk menyelamatkan diri. Selain itu, perlu peningkatan standar struktur ruang aman agar bisa melindungi dari serangan langsung. Penanganan trauma harus diprioritaskan bersama distribusi bantuan logistik. Dukungan internasional terhadap pemulihan pasca-konflik perlu digalang lebih aktif. Diplomasi harus terus dikedepankan agar kekerasan bersenjata tidak berulang di masa mendatang.
Serangan ini menyoroti kerentanan wilayah sipil terhadap konflik bersenjata modern. Gagalnya alarm dini menunjukkan perlunya perbaikan infrastruktur pertahanan sipil. Gencatan senjata menjadi harapan meredanya ketegangan, namun kejelasan implementasi tetap krusial. Peran mediator seperti Qatar menunjukkan pentingnya jalur diplomatik dalam meredam konflik. Perlindungan terhadap warga sipil harus jadi prioritas utama dalam setiap operasi militer.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























