Washington EKOIN.CO – Iran berhasil menggagalkan rencana rahasia Amerika Serikat dan Israel untuk menggulingkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Intelijen Iran pada Senin, 29 Juli 2025, skenario penggulingan ini didalangi oleh kelompok oposisi pro-monarki Iran yang mendapat dukungan dari Dinas Intelijen Israel (Mossad). Upaya kudeta tersebut menyasar sejumlah fasilitas strategis, termasuk pangkalan militer dan kantor penegakan hukum di dekat Penjara Evin, Teheran.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pemerintah Iran mengungkapkan bahwa jaringan ini telah disusupi dan dinetralisasi sebelum melancarkan serangan. Pihak berwenang menyita sejumlah besar bahan peledak dan senjata api yang telah dipersiapkan untuk mendukung aksi kekerasan tersebut. Kementerian juga menyatakan telah menangkap beberapa anggota kelompok, termasuk warga negara asing yang terlibat dalam operasi itu.
Target Serangan Dekat Penjara Evin
Rencana tersebut mencakup aksi sabotase terhadap fasilitas penting di sekitar Penjara Evin, yang selama ini dikenal sebagai pusat penahanan tokoh-tokoh politik dan aktivis di Iran. Menurut keterangan Kementerian Intelijen, para pelaku berencana memanfaatkan gangguan keamanan untuk menciptakan kekacauan nasional, membuka celah bagi penggulingan kepemimpinan tertinggi.
Sumber dari media pemerintah Iran menyebutkan bahwa pihak Mossad memberikan dukungan logistik dan intelijen kepada kelompok oposisi. “Tujuan mereka adalah menciptakan ketidakstabilan dan memaksakan perubahan rezim melalui tekanan kekerasan,” demikian pernyataan Kementerian dalam laporan tertulis yang dirilis kepada media nasional.
Upaya ini juga dirancang untuk memanfaatkan momentum protes-protes kecil yang belakangan terjadi di beberapa kota Iran. Pemerintah menuding media asing sebagai penyebar informasi palsu guna mendukung narasi penggulingan kekuasaan.
Respon Iran Terhadap Campur Tangan Asing
Menanggapi situasi tersebut, Iran memperketat pengamanan di sekitar fasilitas vital dan memperkuat operasi kontraintelijen di seluruh wilayah. Juru bicara Kementerian Intelijen, yang tak disebutkan namanya, menegaskan bahwa Iran tidak akan mentolerir campur tangan asing dalam urusan dalam negeri.
“Semua elemen yang terlibat dalam skenario jahat ini akan diproses sesuai hukum Iran,” katanya dalam siaran pers. Dia juga menambahkan bahwa langkah-langkah hukum dan diplomatik akan diambil terhadap negara-negara yang mendukung kelompok oposisi bersenjata.
Sejumlah analis politik di Iran menilai kejadian ini sebagai bukti bahwa musuh-musuh negara sedang berupaya melemahkan stabilitas nasional. Mereka memperingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap propaganda asing yang bertujuan menciptakan keresahan publik.
Media nasional Iran menyebut keterlibatan Mossad sebagai bentuk nyata agresi intelijen asing terhadap kedaulatan negara. Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat agar melaporkan segala aktivitas mencurigakan yang dapat membahayakan keamanan nasional.
Kementerian menyebut bahwa penggagalan rencana ini adalah hasil kerja sama antara aparat keamanan dalam negeri dan elemen intelijen militer. Operasi pencegahan dilakukan secara simultan di beberapa provinsi, termasuk Teheran dan Isfahan.
Tidak disebutkan secara rinci jumlah pelaku yang telah ditangkap, namun disebutkan bahwa “sejumlah signifikan” pelaku telah diinterogasi dan akan segera diadili. Pemerintah Iran juga mengklaim memiliki bukti kuat keterlibatan langsung Mossad dalam pembiayaan operasi tersebut.
Pihak Iran mengaku telah mengantongi dokumen dan komunikasi yang menghubungkan kelompok pro-monarki dengan agen-agen asing. Bukti tersebut akan diserahkan ke organisasi internasional sebagai langkah diplomasi pertahanan negara.
Kementerian Intelijen menyatakan komitmen untuk tetap siaga menghadapi segala bentuk ancaman terhadap keamanan nasional. “Kami akan terus membongkar jaringan-jaringan asing yang berusaha menciptakan ketidakstabilan di Iran,” ujarnya.
Sejumlah pengamat menyebut bahwa ini bukan kali pertama Mossad dituduh terlibat dalam operasi rahasia di Iran. Namun kali ini, menurut pemerintah, ancaman yang berhasil dicegah memiliki skala yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya.
Iran juga menuding AS memberikan dukungan politik kepada kelompok oposisi sebagai bagian dari strategi tekanan maksimum terhadap Teheran. Iran menilai bahwa langkah itu bertujuan melemahkan posisi Iran di kawasan Timur Tengah.
Pemerintah Iran berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap kelompok oposisi di luar negeri yang terindikasi berkolaborasi dengan dinas intelijen asing. Iran menyebut bahwa aksi mereka adalah bagian dari perang hibrida terhadap negara.
Sebagai penutup, Kementerian Intelijen menyerukan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi-informasi tidak valid yang beredar di media sosial. Pihaknya juga mengingatkan bahwa stabilitas negara menjadi prioritas utama pemerintah.
Iran menegaskan bahwa keamanan nasional adalah tanggung jawab bersama dan seluruh elemen masyarakat diminta mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kedaulatan.
dari insiden ini menunjukkan bahwa Iran secara serius menanggapi segala bentuk ancaman terhadap pemimpinnya. Dengan menggagalkan upaya kudeta tersebut, pemerintah Iran menunjukkan bahwa sistem intelijennya tetap siaga menghadapi infiltrasi asing. Fakta bahwa senjata dan bahan peledak telah disiapkan, memperlihatkan bahwa ancaman terhadap keamanan Iran bukanlah isapan jempol belaka. Pemerintah menganggap penggagalan operasi ini sebagai kemenangan diplomatik dan strategis. Insiden ini juga memperkuat narasi pemerintah tentang adanya intervensi asing terhadap kestabilan dalam negeri.
Sebagai komunitas internasional perlu mendorong dialog damai dan menghentikan dukungan terhadap kelompok-kelompok bersenjata. Media harus berhati-hati menyebarkan informasi agar tidak memperburuk ketegangan. Iran juga disarankan memperkuat jalur diplomasi untuk membuktikan tuduhan keterlibatan asing di forum internasional. Dalam negeri, pemerintah sebaiknya memperluas transparansi agar masyarakat mendapatkan informasi yang kredibel. Penguatan pendidikan kewarganegaraan dan ketahanan digital juga perlu ditingkatkan untuk menanggulangi propaganda asing secara preventif. (*)