Istanbul EKOIN.CO – Indonesia dan Türkiye resmi memulai produksi lokal sistem rudal ÇAKIR melalui kolaborasi strategis antara perusahaan Roketsan dan PT Republik Roketsan Indonesia (RRI). Penandatanganan kontrak kerja sama ini dilangsungkan di ajang pameran pertahanan internasional IDEF 2025 di Istanbul pada 23 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Langkah ini menandai dimulainya implementasi kesepakatan yang telah dibangun pada ajang Indo Defence 2025 di Jakarta. Kedua pihak sebelumnya telah menandatangani Joint Venture Agreement (JVA), yang melahirkan entitas baru bernama PT Republik Roketsan Indonesia sebagai pelopor industri rudal nasional.
Penandatanganan kontrak dilakukan langsung oleh Murat İkinci, CEO Roketsan, dan Norman Joesoef, pendiri Republikorp, yang menjadi wakil dari pihak Indonesia dalam joint venture tersebut. Kerja sama ini difokuskan pada alih teknologi dan produksi rudal secara lokal.
Dalam kerangka kerja sama ini, akan dikembangkan dan diproduksi empat sistem rudal utama, yakni ÇAKIR, ATMACA, HİSAR, dan SUNGUR. Namun, produksi akan diawali dari sistem rudal ÇAKIR yang dirancang sebagai rudal jelajah taktis serbaguna.
Joint venture strategis kembangkan rudal nasional
Menurut pernyataan Norman Joesoef, kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk membangun kemandirian Indonesia di sektor pertahanan. Ia menegaskan bahwa produksi lokal rudal ÇAKIR akan menjadi fondasi bagi penguasaan teknologi pertahanan modern di masa depan.
“Kolaborasi ini membangun ekosistem industri dalam negeri dan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia kita dalam teknologi pertahanan,” ujar Norman Joesoef. Ia juga menyebut proyek ini sebagai pilar utama dalam membentuk kedaulatan pertahanan jangka panjang.
Roketsan, melalui CEO Murat İkinci, menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh alih teknologi secara menyeluruh. Ini mencakup penyediaan peralatan produksi berteknologi tinggi, dokumentasi teknis, dan pelatihan langsung oleh para ahli dari Türkiye.
Fasilitas produksi rudal yang akan dibangun di Indonesia akan menangani perakitan, integrasi, dan pengujian sistem rudal secara mandiri. Fasilitas ini juga akan menjadi pusat pemeliharaan jangka panjang, menjadikan Indonesia mandiri dalam hal operasional dan pemeliharaan rudal.
Alih teknologi dan penguatan SDM nasional
Dalam implementasinya, proyek ini tidak hanya fokus pada produksi fisik, tetapi juga pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia nasional. Para teknisi dan insinyur lokal akan dilibatkan langsung dalam proses produksi dan pengujian sistem rudal.
Pemerintah Indonesia mendukung penuh proyek ini sebagai bagian dari upaya membangun industri pertahanan yang mandiri dan berdaya saing global. Kolaborasi ini juga dianggap sebagai bentuk diversifikasi mitra strategis di bidang pertahanan.
Selain menciptakan lapangan kerja, proyek ini akan mendukung tumbuhnya industri pendukung yang dapat memproduksi komponen dan material berstandar internasional. Dengan demikian, industri pertahanan nasional dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa ketergantungan impor.
Pihak Roketsan menegaskan bahwa alih teknologi ini mencakup seluruh rantai produksi, dari desain hingga pengujian dan sertifikasi produk. Dengan begitu, Indonesia akan memiliki kapasitas penuh untuk memproduksi sistem rudal secara mandiri di masa depan.
Dalam jangka panjang, fasilitas ini diharapkan menjadi pusat inovasi dan pengembangan sistem persenjataan strategis yang dapat memperkuat postur pertahanan nasional. Kemitraan ini juga membuka peluang kerja sama lanjutan di bidang teknologi militer lainnya.
Kerja sama ini juga memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Türkiye dalam sektor industri strategis. Hal ini sejalan dengan kebijakan kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan pertahanan berbasis saling menguntungkan.
Proyek ini menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam membangun industri pertahanan berbasis teknologi tinggi. Kolaborasi dengan Türkiye dinilai memberikan keuntungan karena adanya kesamaan visi dan nilai dalam hal pengembangan teknologi pertahanan nasional.
Dalam waktu dekat, PT Republik Roketsan Indonesia akan memulai pembangunan fasilitas produksi yang ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan. Setelah itu, proses produksi dan integrasi sistem rudal ÇAKIR dapat segera dilakukan di Indonesia.
Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi rudal, tetapi juga produsen yang mampu memasok kebutuhan nasional maupun ekspor di masa mendatang. Hal ini berpotensi mendongkrak posisi Indonesia di pasar pertahanan regional.
Penandatanganan kontrak ini juga dinilai sebagai pencapaian penting dalam upaya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) nasional. Indonesia berupaya untuk tidak hanya membeli alutsista, tetapi juga menguasai teknologi dan memproduksi secara mandiri.
Kesepakatan ini juga menjadi momentum penting bagi transformasi industri pertahanan Indonesia ke arah yang lebih mandiri dan berbasis teknologi. Kemitraan strategis ini diharapkan dapat ditiru dalam sektor strategis lainnya, seperti teknologi drone dan sistem pertahanan udara.
Kerja sama ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan keamanan global yang semakin kompleks. Dengan kemandirian pertahanan, Indonesia dapat lebih siap dalam menjaga kedaulatan wilayah dan kepentingan nasional di berbagai kawasan.
kerja sama strategis antara Roketsan dan PT Republik Roketsan Indonesia menjadi fondasi penting dalam pembangunan industri pertahanan nasional yang mandiri. Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi di bidang teknologi pertahanan.
Produksi lokal sistem rudal juga memberikan keuntungan ekonomi dan teknologi bagi Indonesia. Dengan menguasai teknologi kunci, Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada impor alutsista, sekaligus membuka peluang ekspor sistem pertahanan ke negara lain.
Selain itu, penguatan industri pendukung melalui produksi komponen lokal akan memperkuat rantai pasok dalam negeri. Ini sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun industri pertahanan yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, Indonesia berpeluang menjadi pemain penting dalam industri pertahanan global, terutama di kawasan Asia Tenggara. Kolaborasi ini menjadi titik awal untuk memperluas penguasaan teknologi strategis lainnya.
Untuk itu, pemerintah dan sektor swasta perlu terus mendorong kerja sama serupa di berbagai bidang teknologi tinggi. Dukungan regulasi, pembiayaan, dan riset akan menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian teknologi secara nasional. (*)