Jakarta, EKOIN.CO – Dalam Rapat Paripurna DPR RI, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya terkait Rancangan Undang-Undang APBN 2026 dan Nota Keuangan. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar logam tanah jarang (rare earth element), sebuah mineral krusial yang dapat digunakan untuk memodernisasi alat sistem pertahanan. Keberadaan sumber daya alam ini, menurutnya, harus menjadi modal utama guna memperkuat kemandirian pertahanan bangsa.
Seperti yang disampaikannya dalam rapat tersebut, dikutip pada Selasa (19/08/2025), “Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki.”
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menilai bahwa pengelolaan logam tanah jarang harus diarahkan untuk memberdayakan industri strategis serta meningkatkan kesejahteraan para prajurit. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menguasai dan mengendalikan kekayaan bangsa Indonesia. “Kita harus kuasai kendalikan membela dan mengelola semua kekayaan bangsa Indonesia. Untuk itu, kita harus modernisasi alat sistem pertahanan, memperkuat komponen cadangan kita,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa mineral ini memiliki peran vital dalam perkembangan teknologi tinggi, baik untuk kehidupan modern maupun sistem pertahanan. Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang unggul agar seluruh sumber daya alam dapat dimanfaatkan secepatnya. “Saudara-Saudara, kita harus menciptakan SDM unggul agar semua SDA kita bisa manfaatkan secepatnya,” tandasnya.