Jakarta, EKOIN.CO – Indonesia mencetak sejarah baru dalam sektor pangan dengan berhasil menghentikan impor beras untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Prestasi ini terjadi saat sejumlah negara lain, termasuk Jepang, justru menghadapi krisis akibat melonjaknya harga beras. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut capaian ini sebagai “kado besar” bagi bangsa.
Gabung WA Channel EKOIN
“Alhamdulillah, stok beras kita tahun ini sangat aman, sehingga tidak perlu impor. Produksi terus meningkat, cadangan pangan kuat, dan harga mulai terkendali,” ujar Amran dalam pernyataan resminya.
Menurut data internasional dari FAO hingga USDA, produksi beras nasional diprediksi mencapai 33,8–35,6 juta ton pada 2025. Angka itu meningkat tajam dibanding 30,62 juta ton pada 2024. Bahkan, cadangan beras pemerintah kini menembus 4,2 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan 2023–2024, saat Indonesia masih mengimpor hingga 7 juta ton beras. Kini, dunia menilai Indonesia sebagai salah satu kisah sukses dalam menjaga ketahanan pangan.
Stabilisasi Harga Beras
Dampak nyata juga dirasakan masyarakat melalui penurunan harga beras di pasar. Data menunjukkan harga beras medium dan premium turun di 15 provinsi, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Penurunan ini tidak lepas dari operasi pasar Bulog yang setiap hari menyalurkan lebih dari 6.000 ton beras program SPHP.
Pasar ritel modern ikut merasakan manfaat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat harga beras di ritel turun sekitar Rp1.000 per kilogram dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini membuat pasokan kembali stabil di sejumlah daerah.
“Pasar mulai tenang, konsumen lebih mudah mendapatkan beras dengan harga wajar,” ujar seorang pengusaha ritel yang tergabung dalam Aprindo.
Reformasi Pangan dan Dampak Global
Selain memperkuat produksi, Kementan melakukan reformasi tata kelola dan pengawasan ketat terhadap praktik curang. Hasil investigasi menemukan 212 dari 268 merek beras premium tidak sesuai standar. Kasus ini sudah dilimpahkan ke aparat penegak hukum.
“Kalau ada yang main-main, kita tindak tegas. Jangan ada yang merugikan rakyat dan petani,” tegas Amran.
Keputusan menghentikan impor beras sejak awal 2025 juga berdampak global. Harga beras dunia kini turun ke level terendah dalam delapan tahun terakhir, yakni USD 372,50 per ton.
Sementara itu, Jepang menghadapi situasi sebaliknya. Negeri Sakura tengah mengalami lonjakan harga beras hingga 91 persen, tertinggi sejak 1971. Warga pun terpaksa mengantre untuk mendapatkan beras murah.
“Stok kita besar, harga stabil, petani makin sejahtera. Ini bukti revolusi pertanian berjalan. Kita buktikan Indonesia bisa berdiri sejajar dengan negara agraris besar di dunia,” pungkas Amran.
Dengan capaian tersebut, Indonesia kini menjadi sorotan dunia sebagai negara yang berhasil menata sistem pangan dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan impor. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























