New york EKOIN.CO- Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menandatangani deklarasi penting terkait pelindungan personel kemanusiaan dalam forum internasional di Markas Besar PBB, New York, Minggu (21/9/2025). Deklarasi Global Pelindungan Personel Kemanusiaan ini menjadi salah satu agenda utama dalam rangkaian High Level Week (HLW) Sidang Majelis Umum PBB ke-80. Ikuti update terbaru di WA Channel EKOIN.
Langkah Indonesia ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh terhadap keamanan tenaga kemanusiaan yang bekerja di wilayah rawan konflik maupun bencana. Deklarasi tersebut digagas oleh Ministerial Group for the Protection of Humanitarian Personnel, yang beranggotakan sembilan negara, antara lain Australia, Brasil, Kanada, Ethiopia, Jerman, Jepang, Meksiko, Norwegia, serta Afrika Selatan.
Deklarasi untuk keamanan tenaga kemanusiaan
Dalam kesempatan itu, Sugiono menekankan bahwa keselamatan personel kemanusiaan harus menjadi prioritas global, mengingat peran mereka sangat vital dalam menyelamatkan nyawa serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak krisis. Menurutnya, kerja kemanusiaan tidak boleh dihambat oleh ancaman kekerasan maupun kriminalitas.
“Indonesia berpandangan bahwa pelindungan personel kemanusiaan merupakan kewajiban moral sekaligus hukum internasional. Tidak ada alasan untuk membiarkan mereka bekerja dalam ancaman tanpa kepastian keamanan,” ujar Sugiono dalam pernyataannya.
Deklarasi ini menjadi dokumen kerja sama multilateral yang mendorong negara-negara untuk memperkuat kebijakan, mekanisme, dan dukungan operasional bagi organisasi kemanusiaan. Hal tersebut termasuk peningkatan koordinasi, sistem peringatan dini, serta perlindungan hukum bagi tenaga yang bertugas di lapangan.
Sugiono juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif PBB dalam mengoordinasikan upaya bersama antarnegara anggota. Menurutnya, tanpa komitmen global yang kuat, misi kemanusiaan akan terus menghadapi risiko yang tinggi.
Peran Indonesia di kancah global
Keterlibatan Indonesia dalam deklarasi ini dipandang sebagai wujud tanggung jawab sekaligus kontribusi nyata terhadap agenda kemanusiaan internasional. Indonesia, sebagai negara dengan pengalaman panjang dalam penanganan bencana alam dan konflik, dinilai memiliki kapasitas serta perspektif penting dalam forum tersebut.
Diplomasi kemanusiaan Indonesia bukan hanya sebatas di level kebijakan, namun juga terbukti melalui pengiriman bantuan dan tenaga ke berbagai belahan dunia. Dari Palestina hingga Myanmar, Indonesia kerap menyalurkan dukungan sesuai mandat kemanusiaan internasional.
Sugiono menegaskan, Indonesia akan terus memperkuat kerja sama bilateral maupun multilateral untuk memastikan bahwa personel kemanusiaan tidak menjadi target kekerasan. Ia menambahkan bahwa deklarasi ini sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal yang dijunjung tinggi dalam diplomasi Indonesia.
Selain itu, forum High Level Week juga dimanfaatkan oleh delegasi Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara. Diskusi mencakup isu perdamaian, keamanan regional, serta dukungan terhadap misi PBB di berbagai wilayah.
Partisipasi Indonesia dalam forum PBB menegaskan kembali posisi negara sebagai salah satu kekuatan diplomasi global yang aktif. Dengan menandatangani deklarasi, Indonesia sekaligus mengirimkan pesan bahwa keamanan personel kemanusiaan adalah bagian penting dari komitmen perdamaian dunia.
Deklarasi Global Pelindungan Personel Kemanusiaan diharapkan dapat menjadi instrumen yang mendorong konsistensi perlindungan hukum internasional, sekaligus meningkatkan kesadaran negara-negara untuk memberikan perlindungan nyata bagi tenaga di lapangan.
Kehadiran Sugiono di Markas PBB juga mempertegas peran Indonesia dalam mempromosikan agenda kemanusiaan di tengah situasi global yang penuh tantangan. Dari perubahan iklim hingga konflik bersenjata, kebutuhan akan perlindungan tenaga kemanusiaan semakin mendesak.
Komunitas internasional menilai, tanpa adanya mekanisme perlindungan yang kuat, misi kemanusiaan berpotensi terhambat dan memperburuk kondisi korban di lapangan. Karena itu, deklarasi ini dilihat sebagai langkah maju dalam memperkuat solidaritas global.
Indonesia sendiri menyatakan siap mendukung tindak lanjut dari deklarasi ini, termasuk keterlibatan dalam penyusunan pedoman teknis dan kerangka implementasi di tingkat internasional. Hal ini mencerminkan pendekatan aktif sekaligus responsif Indonesia terhadap isu kemanusiaan global.
Keterlibatan Indonesia dalam forum ini juga menjadi modal penting untuk memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai negara, baik dalam bidang keamanan, pembangunan, maupun penanganan darurat.
Dengan demikian, deklarasi yang ditandatangani Sugiono tidak hanya menjadi dokumen simbolis, melainkan juga komitmen nyata yang akan diterjemahkan dalam langkah-langkah strategis di lapangan.
Partisipasi Indonesia dalam forum ini memperlihatkan bahwa diplomasi kemanusiaan merupakan bagian tak terpisahkan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Deklarasi Global Pelindungan Personel Kemanusiaan di Markas Besar PBB menandai komitmen internasional yang kuat untuk melindungi tenaga di lapangan.
Indonesia, melalui peran Menlu Sugiono, tampil sebagai salah satu penggerak utama agenda kemanusiaan di tingkat global.
Keterlibatan ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di PBB, tetapi juga menunjukkan kepedulian nyata terhadap persoalan kemanusiaan universal.
Dukungan terhadap keamanan tenaga kemanusiaan sekaligus memperkuat upaya perdamaian dan solidaritas global.
Langkah ini diharapkan membuka jalan bagi kerja sama lebih luas, agar perlindungan tenaga kemanusiaan benar-benar terwujud di seluruh dunia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
l.