Jakarta, EKOIN.CO – Bank sentral dan kementerian keuangan negara-negara BRICS sepakat memperkuat kerja sama internasional dalam rangka mendorong sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berbasis pada aturan.
Kesepakatan tersebut tercetus dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral BRICS yang digelar pada 4–5 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil. Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk menyatukan langkah menjaga stabilitas global.
Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dan Wakil Menteri Keuangan RI, Thomas A. M. Djiwandono. Keduanya menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama kawasan dan internasional.
Filianingsih dalam forum tersebut menegaskan urgensi menjaga stabilitas melalui kebijakan moneter yang bersifat antisipatif dan berpandangan ke depan. Hal ini bertujuan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.
“Kebijakan Bank Indonesia akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan, termasuk melalui skenario simulasi dan koordinasi dengan KSSK,” jelas Filianingsih dalam sesi pleno, Jumat (4/7).
Mendorong Keterwakilan Negara Berkembang
Negara-negara BRICS juga mendukung pentingnya inklusivitas dan representasi negara berkembang dalam tata kelola global. Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap dinamika geopolitik dan ekonomi internasional yang terus berkembang.
Koordinasi kebijakan dan pertukaran informasi antaranggotanya dinilai krusial dalam menjaga stabilitas makroekonomi serta ketahanan sistem keuangan global. Dalam konteks ini, transparansi menjadi salah satu pilar utama.
Wamenkeu RI, Thomas Djiwandono, turut menyampaikan bahwa Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan antara negara maju dan berkembang, terutama dalam forum-forum ekonomi strategis.
“Indonesia berkomitmen untuk terus aktif dalam dialog internasional, dan mendukung tata kelola global yang lebih adil dan seimbang,” kata Thomas dalam keterangannya di sela pertemuan, Sabtu (5/7).
Partisipasi Indonesia di BRICS juga selaras dengan arah kebijakan nasional untuk membuka peluang ekonomi baru, serta memperkuat posisi Indonesia di panggung ekonomi global.
Langkah Strategis ke Depan
Ke depan, negara-negara BRICS bersepakat menjajaki kerja sama di sejumlah area strategis. Beberapa di antaranya adalah sistem pembayaran lintas negara, pembiayaan berkelanjutan, serta penguatan pertahanan siber.
Selain itu, eksplorasi terhadap jaring pengaman keuangan internasional (JPKI) menjadi fokus untuk memperkuat ketahanan terhadap guncangan eksternal yang semakin kompleks.
Bank Indonesia juga menegaskan pentingnya komunikasi kebijakan yang transparan dan konsisten untuk menjaga ekspektasi publik dan memperkuat kredibilitas institusi.
Dengan terus memperkuat bauran kebijakan, BI berupaya merespons tantangan global melalui pendekatan adaptif dan sinergis, baik di tingkat nasional maupun internasional.
BRICS diharapkan menjadi platform efektif dalam mendorong transformasi keuangan global yang lebih adil, inklusif, dan tahan krisis di masa mendatang.
Pertemuan BRICS di Brasil menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi tantangan ekonomi dunia yang kian kompleks. Indonesia, melalui Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, berperan aktif dalam mendorong kebijakan kolektif yang adil dan inklusif.
Komitmen untuk memperkuat kerja sama di sektor strategis seperti sistem pembayaran dan pembiayaan berkelanjutan menunjukkan arah baru tata kelola keuangan dunia yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Di sisi lain, Indonesia berperan sebagai penghubung penting antara negara berkembang dan negara maju.
Dengan kebijakan yang antisipatif dan terkoordinasi, diharapkan kestabilan makroekonomi dan ketahanan sistem keuangan global dapat terjaga secara berkelanjutan. Kehadiran Indonesia di forum BRICS menjadi simbol kesiapan untuk menjawab tantangan dan peluang ekonomi global.(*)













 
			 
                                 
			
 
		













