Jakarta, EKOIN.CO – Kehadiran HP Indonesia masih cukup terasa di pasar lokal meski dominasi merek asing semakin kuat. Beberapa merek lokal seperti Advan, Evercoss, Mito, hingga Polytron tetap mempertahankan eksistensinya dengan meluncurkan produk baru yang sesuai kebutuhan konsumen.
👉 Gabung WA Channel EKOIN
Advan dan Evercoss Andalkan Harga Terjangkau
Advan menjadi salah satu produsen HP Indonesia yang masih konsisten sejak 2007. Berbasis di Semarang, Advan menghadirkan seri seperti Advan GX dan Advan G9 Pro yang ditawarkan dengan spesifikasi mumpuni dan harga ramah kantong.
Evercoss, yang dulunya dikenal dengan nama Cross Mobile, juga terus mengisi segmen entry level. Produk seperti Winner Y Smart dan Elevate Y2 Power pernah mencatat penjualan signifikan. Evercoss bahkan sempat berada di tiga besar penjualan smartphone Indonesia pada 2018.
Mito dan Polytron Perkuat Identitas Lokal
Selain Advan dan Evercoss, merek HP Indonesia lain yang masih bertahan adalah Mito Mobile. Sejak berdiri tahun 2004, Mito dikenal menghadirkan ponsel murah di bawah Rp1 juta, seperti Mito A60 dan Fantasy Note A30. Produk-produk tersebut menjadi pilihan masyarakat dengan daya beli terbatas.
Polytron, perusahaan elektronik asal Kudus, juga tak mau ketinggalan. Setelah lama dikenal lewat televisi dan audio, mereka masuk ke pasar smartphone dengan seri Prime dan Zap. Dengan pabrik di Kudus dan Demak, Polytron menekankan kekuatan riset dan pengembangan dalam menjaga kualitas.
Produk-produk ini menandakan komitmen produsen lokal untuk tetap hadir meski harus bersaing dengan merek global seperti Samsung, Oppo, dan Xiaomi.
Sejarah dan Perkembangan Merek Lokal
Merek seperti Zyrex dan Axioo awalnya lebih populer lewat laptop, namun kemudian merambah ke pasar HP Indonesia. Zyrex meluncurkan seri ZA 977, sementara Axioo memperkenalkan ponsel tahan banting Titan.
Beberapa merek lain, seperti Himax, Luna, hingga Nexian, sempat meramaikan industri dengan menghadirkan inovasi masing-masing. Nexian, misalnya, dikenal luas pada awal 2010-an sebelum akhirnya redup.
Meski tak sekuat dulu, rekam jejak merek lokal ini membuktikan bahwa Indonesia pernah memiliki daya saing kuat dalam industri ponsel.
Tantangan di Tengah Persaingan Global
Para produsen HP Indonesia menghadapi tantangan besar dari merek internasional yang menawarkan iklan masif dan jaringan distribusi lebih luas. Namun, produk lokal tetap punya keunggulan pada harga serta penyesuaian dengan kebutuhan pasar domestik.
Beberapa perusahaan juga mencoba strategi baru dengan menggandeng operator seluler dan platform distribusi digital untuk meningkatkan daya saing. Ke depan, dukungan pemerintah melalui aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) bisa menjadi angin segar bagi keberlangsungan merek-merek lokal.
Harapan Eksistensi Ponsel Lokal
Konsumen tanah air masih menunjukkan minat terhadap HP Indonesia, terutama di daerah dan kota tingkat dua. Dengan daya beli yang bervariasi, masyarakat sering menjatuhkan pilihan pada ponsel lokal yang menawarkan harga lebih bersahabat.
Apabila inovasi terus dilakukan, bukan tidak mungkin merek-merek lokal ini bisa kembali bangkit dan menembus pasar internasional seperti yang pernah dilakukan Advan.
Industri HP Indonesia membuktikan eksistensinya meski pasar didominasi merek global. Sejumlah merek lokal masih dipercaya konsumen karena harga terjangkau dan kualitas memadai.
Dukungan regulasi pemerintah serta minat konsumen menjadi kunci kebangkitan HP lokal. Dengan inovasi berkelanjutan, produk Indonesia bisa lebih kompetitif di pasar domestik maupun internasional. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























