Pangkalpinang EKOIN.CO –
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Hidayat Arsani, menegaskan pentingnya percepatan transaksi jual beli timah di wilayahnya. Permintaan ini disampaikan usai meninjau smelter PT Tinindo Internusa di Pangkalpinang pada Selasa, 30 September. Ia menekankan, pembayaran harus dilakukan pada hari yang sama agar ekonomi masyarakat tetap stabil.
Berlangganan WA Channel EKOIN di sini
Urgensi Percepatan Transaksi Timah
Dalam keterangannya, Hidayat Arsani menilai percepatan transaksi timah dapat menjadi katalisator utama pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menyatakan, “Saya berharap PT Timah mempercepat transaksi timah. Beli pagi dan sorenya langsung dibayarkan.” Menurutnya, likuiditas cepat sangat dibutuhkan penambang kecil agar perputaran ekonomi lebih lancar.
Aspirasi masyarakat Babel juga menuntut kenaikan harga timah yang lebih kompetitif. Selama ini, keterlambatan pembayaran dan harga rendah kerap menjadi hambatan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga penambang. Harapan mereka, percepatan pembayaran dapat memberi kepastian pendapatan sekaligus mengurangi risiko fluktuasi harga.
Kebijakan percepatan transaksi diyakini bisa menciptakan ekosistem perdagangan yang adil dan transparan. Dengan sistem yang lebih terjamin, posisi tawar penambang rakyat terhadap perusahaan besar juga semakin kuat.
Selain soal harga dan kecepatan pembayaran, masyarakat menyoroti pentingnya transparansi distribusi hasil tambang. Mekanisme ini diharapkan dapat mengurangi praktik ilegal yang merugikan penambang kecil.
Sinergi Koperasi dan Dukungan Lintas Sektor
Hidayat Arsani juga menyoroti keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kopkel) Merah Putih. Koperasi ini sudah berdiri di 360 desa dan kelurahan di tujuh kabupaten/kota di Babel, termasuk Bangka, Belitung, dan Pangkalpinang. Menurutnya, koperasi dapat menjadi jembatan antara penambang rakyat dengan PT Timah Tbk.
“Di Kepulauan Babel ini sudah ada Kopdes/Kopkel Merah Putih yang dibangun dan tersebar di 360 desa. Jadi kami akan sampaikan itu ke PT Timah, agar nantinya program ini bisa disinergikan,” ujar Hidayat. Dengan sinergi tersebut, distribusi timah rakyat diharapkan lebih terorganisir dan resmi.
Keberadaan koperasi juga diyakini dapat meminimalisir peredaran timah ilegal. Jalur resmi yang terkontrol akan memastikan keuntungan lebih besar kembali kepada masyarakat penambang.
Peninjauan smelter PT Tinindo Internusa di Pangkalpinang turut dihadiri pejabat tinggi negara. Di antaranya Jampidsus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah, serta Kasum TNI Letjen Richard Taruli H Tampubolon. Kehadiran mereka mempertegas bahwa sektor timah adalah isu strategis, tidak hanya bagi daerah, tetapi juga untuk kepentingan nasional.
Dukungan dari kejaksaan memberi sinyal kuat terhadap penegakan hukum dalam pertambangan timah. Sementara itu, kehadiran TNI menekankan pentingnya aspek keamanan dan stabilitas wilayah pertambangan.
Kunjungan lintas sektor tersebut menjadi momentum membahas strategi besar industri timah. Fokus utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat tata kelola, sekaligus menciptakan iklim investasi kondusif.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, PT Timah, koperasi rakyat, serta lembaga hukum, Babel diharapkan menjadi model pengelolaan pertambangan yang lebih transparan.
Percepatan transaksi timah di Babel menjadi tuntutan mendesak untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat. Gubernur Hidayat Arsani mendorong pembayaran tunai cepat sebagai solusi konkret bagi penambang kecil.
Aspirasi masyarakat terkait harga dan sistem pembayaran mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Kebijakan ini diyakini akan memperkuat daya beli dan meningkatkan kesejahteraan keluarga penambang.
Kopdes/Kopkel Merah Putih menjadi instrumen penting dalam mewujudkan sinergi dengan PT Timah Tbk. Dengan distribusi terorganisir, potensi praktik ilegal bisa ditekan.
Kehadiran pejabat tinggi negara menunjukkan dukungan luas terhadap industri timah. Penegakan hukum dan pengamanan wilayah menjadi prioritas penting agar ekosistem pertambangan lebih sehat.
Secara keseluruhan, percepatan transaksi timah di Babel bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang keadilan, transparansi, dan masa depan masyarakat penambang. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v