Jakarta EKOIN.CO – Jatah kursi menteri Partai Golkar di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dipastikan tidak berkurang meski terjadi reshuffle. Posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang sebelumnya diisi kader Golkar, Dito Ariotedjo, kini digantikan Erick Thohir. Meski demikian, jumlah total menteri Golkar di kabinet tetap sama. Ikuti update politik terkini di WA Channel EKOIN.
Golkar Tetap Punya Delapan Menteri
Prabowo melakukan reshuffle kabinet pada Senin, 8 September 2025, yang salah satunya mencopot Dito Ariotedjo dari jabatan Menpora. Kursi itu kemudian resmi diberikan kepada Erick Thohir pada Rabu, 17 September 2025. Walaupun ada perubahan, Partai Golkar masih mempertahankan delapan kursi menteri.
Di antara menteri tersebut, terdapat Menteri BP2MI yang juga berasal dari Golkar. Hal ini menjadikan komposisi Golkar di kabinet tetap solid, meski tidak lagi memegang posisi Menpora. Golkar tetap menempati posisi sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak di kabinet.
Pengangkatan Erick Thohir menandai kehadiran figur non-partai di jajaran menteri, sekaligus menunjukkan strategi Presiden Prabowo dalam menjaga keseimbangan kabinet.
Golkar Ungguli Gerindra di Kabinet
Berdasarkan susunan kabinet terbaru, jumlah menteri Golkar bahkan lebih banyak dibanding Partai Gerindra, yang notabene merupakan partai utama pendukung Prabowo. Gerindra tercatat memiliki menteri dalam jumlah lebih sedikit ketimbang Golkar.
Situasi ini menegaskan betapa besar pengaruh Partai Golkar dalam pemerintahan saat ini. Dengan delapan kursi, Golkar menjadi partai dominan dalam mendukung stabilitas politik di Kabinet Merah Putih.
Kendati terjadi pergeseran di kursi Menpora, hal itu tidak mengurangi peran Golkar di kabinet. Justru, keseimbangan baru diharapkan memperkuat sinergi antara partai politik dan figur profesional non-partai seperti Erick Thohir.
Prabowo sebelumnya menegaskan reshuffle dilakukan demi meningkatkan efektivitas pemerintahan. Dengan masuknya Erick Thohir, diharapkan program kepemudaan dan olahraga bisa lebih kuat berjalan.
Langkah ini juga dianggap sebagai sinyal bahwa Prabowo ingin mengakomodasi berbagai kalangan dalam menyusun tim kerjanya. Baik dari partai politik maupun tokoh profesional yang memiliki rekam jejak kinerja.
Sementara itu, posisi Golkar yang tetap terjaga menunjukkan tidak adanya pengurangan porsi partai dalam kabinet. Hal ini penting mengingat Golkar merupakan salah satu penopang utama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dengan komposisi tersebut, konfigurasi politik dalam Kabinet Merah Putih dipandang cukup stabil. Meski reshuffle menimbulkan dinamika, tidak ada perubahan signifikan terhadap kekuatan utama partai di pemerintahan.
Reshuffle kali ini juga menjadi bagian dari strategi politik jangka panjang, di mana Presiden Prabowo berupaya menyeimbangkan kepentingan partai besar dengan kebutuhan profesionalitas dalam pemerintahan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v