Jakarta,EKOIN.CO-Modus penipuan di Google Maps kini makin canggih, terutama dengan menyisipkan nomor kontak palsu pada profil bisnis asli melalui fitur Suggest an edit. Penipu menargetkan layanan darurat seperti tukang kunci, derek, kos/apartemen, bahkan klinik—mengubah nomor telepon asli menjadi milik sindikat, dan mematok biaya tak wajar saat korban menelepon.
Menindaklanjuti laporan dari korban, Google menyebut praktik ini sebagai bagian dari “vertikal paksa” (layanan urgent). Sejak Maret hingga Mei 2025, Google telah menghapus lebih dari 10.000 profil palsu dan akun diretas di Maps.
Apa Itu “Vertikal Paksa”?
Istilah ini merujuk pada sektor layanan yang dibutuhkan secara mendesak. Misalnya saat pengguna terkunci di rumah atau butuh derek mobil segera. Penipu memanfaatkan kepanikan korban untuk menjebak mereka agar menelepon nomor palsu.
Setelah itu, pelaku berpura-pura menjadi penyedia jasa dan menetapkan tarif ekstrem. Dalam beberapa kasus, mereka juga meminta pembayaran sebelum jasa diberikan.
Modus Operandi Penipuan Google Maps
Yang paling mencolok, penipu menyisipkan nomor HP atau WhatsApp mereka ke dalam listingan bisnis asli. Akibatnya, korban yang mencari kontak resmi justru terhubung ke penipu.
Berikutnya, mereka menciptakan profil bisnis fiktif lengkap dengan foto, alamat, dan review seolah-olah asli. Ulasan palsu dibanjiri bintang lima dalam waktu singkat agar terlihat kredibel.
Tak berhenti di situ, pelaku juga memanipulasi biaya. Setelah korban terhubung, mereka diarahkan untuk membayar via rekening pribadi, bahkan kadang diminta kirim dalam bentuk e-wallet luar negeri atau kripto.
Sebagai ilustrasi lain, ada kasus di mana pelaku juga menambahkan tautan phishing yang mengarahkan korban ke situs palsu, lalu meminta data pribadi atau OTP.
Kasus Nyata yang Terjadi di Indonesia
Sebagai contoh, Putro (23) dari Jakarta menjadi korban saat mencari klinik gigi. Ia diminta mentransfer uang Rp300.000 ke nomor yang tertera di Google Maps, padahal klinik tersebut tidak pernah mencantumkan nomor itu.
Selanjutnya, ia menyadari bahwa nomor tersebut ternyata digunakan di lebih dari 80 profil klinik palsu di seluruh Jakarta. Kasus ini telah dilaporkan ke pihak Google.
Di sisi lain, ada juga kasus kos-kosan fiktif. Korban menyetorkan DP setelah melihat lokasi dan foto di Maps, namun saat datang ke lokasi, unit tersebut tidak pernah ada.
Tak hanya merugikan pengguna, penipuan ini juga merusak reputasi pemilik bisnis asli karena konsumen mengira mereka tidak bertanggung jawab.
Ciri-ciri Umum Penipuan Maps
Perlu ditekankan, nomor kontak palsu biasanya tidak konsisten dengan informasi di website resmi atau media sosial bisnis tersebut.
Secara langsung, kamu bisa mengenali ciri penipuan dari review yang terlalu sempurna, banyak komentar singkat berbintang lima dengan isi yang mirip.
Yang perlu diwaspadai juga adalah biaya di luar kewajaran. Contohnya, tarif derek yang mendadak melonjak hingga Rp15 juta.
Selain itu, pelaku akan meminta korban mentransfer ke rekening pribadi atau atas nama individu, bukan nama usaha resmi.
Faktanya, beberapa pelaku bahkan meminta OTP atau informasi pribadi lain dengan berpura-pura sebagai pihak resmi.
Cara Menghindari Penipuan di Google Maps
Untuk mencegahnya, selalu verifikasi nomor telepon yang tertera di Maps dengan website resmi atau akun media sosial bisnis.
Sebaiknya, baca ulasan pelanggan secara kritis. Waspadai komentar-komentar yang terlalu sempurna dan muncul dalam waktu bersamaan.
Cek juga alamat bisnis menggunakan fitur Street View agar tahu lokasi benar-benar ada atau tidak.
Dianjurkan, lakukan transaksi pembayaran hanya ke rekening yang sesuai nama badan usaha, bukan perorangan.
Jika kamu curiga, laporkan listing mencurigakan langsung lewat aplikasi Google Maps dengan fitur “Laporkan Masalah”.
Langkah untuk Pemilik Bisnis di Google Maps
Sebagai pemilik bisnis, kamu wajib mengklaim dan memverifikasi profil bisnismu lewat Google My Business agar tidak bisa diubah sembarangan.
Setelah itu, batasi akses pengelola hanya untuk orang yang kamu percaya dan gunakan autentikasi dua langkah untuk keamanan lebih.
Selanjutnya, rutinlah memantau perubahan informasi di Maps dan segera kembalikan data jika terjadi modifikasi tanpa seizinmu.
Dalam hal ini, pelaporan cepat sangat penting untuk mencegah korban lain jatuh ke penipuan serupa.
Dengan demikian, kamu bisa melindungi reputasi bisnismu sekaligus membantu menciptakan lingkungan digital yang aman.
Upaya Google Menangani Penipuan Ini
Google sendiri mengklaim telah meningkatkan kemampuan pendeteksian otomatis terhadap aktivitas mencurigakan di Maps.
Mereka juga memperkuat sistem review agar ulasan palsu lebih mudah dihapus secara otomatis.
Selain itu, Google membuka kanal pelaporan langsung untuk bisnis dan pengguna agar bisa menindak lebih cepat.
Sebagai bentuk komitmen, Google juga bekerja sama dengan aparat di berbagai negara termasuk Indonesia untuk melawan penipuan digital.
Akhirnya, pengguna dan pemilik bisnis diimbau untuk aktif menjaga keamanan profil digital mereka.
Dengan demikian, modus penipuan di Google Maps kini telah berevolusi dan menjadi lebih sulit dikenali.
Oleh sebab itu, penting bagi kita semua untuk lebih berhati-hati saat menggunakan layanan online, khususnya dalam mencari kontak bisnis.
Sebagai penutup, sebarkan informasi ini agar tidak ada lagi korban berikutnya yang terjerat oleh nomor palsu di Google Maps.
| Tanda | Penjelasan |
|---|---|
| Nomor telepon tidak konsisten | berbeda dari website resmi atau media sosial bisnis |
| Banyak review 5★ mirip | biasanya berasal dari akun palsu & cepat muncul |
| Biaya di luar akal | mislanya tarif derek tiba-tiba US$1500 (~Rp24 juta) |
| Diperintahkan transfer ke rekening pribadi | bukan rekening atas nama bisnis |
| Minta data pribadi / OTP | ciri phishing lewat telepon |
| Edit info tak wajar | misalnya alamat, kategori layanan, atau jam buka berubah tanpa alasan |
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























